Padamu Jua*
Habis kikis
Segala cintaku hilang terbang
Pulang kembali aku padamu
Seperti dahulu
Kaulah kandil kemerlap
Pelita jendela di malam gelap
Melambai pulang perlahan
Sabar, setia, selalu
Satu kekasihku
Aku manusia
Rindu rasa
Rindu rupa
Â
Tentu, saja sebagai keberadaan logisnya, sebagai argumenatasi yang menjembatani, nilai dari lisensi puitiknya, sebagai keberadaan yang terukur sebagai sebuah narasi yang bersamaan, dengan pardigma dan presfektif yang coba saya bangun sebagai makna, dengan berdasarkan, tolak ukur dan landasan dari perihal puitik secara konsep dan teorinya, baik secara parameterial, ataupun sebuah bias dari upaya eksperimental dari terori-teori bahasa, saya coba pahami dalam dimensi fungsi aktif baik, personal dan kolektifitas komunal yang ada sebagai penunjang berkembangnya, bahasa sebagai suatu ruang dan struktur puisi lebih jauhnya lagi sebagai harapan.Â
Â
"Selamat, Mencoba!"
Source.
https://jateng.tribunnews.com/2022/03/09/puisi-padamu-jua-amir-hamzah
https://www.kompasiana.com/ahmadwalfaiz/651a804408a8b53e1316b483/padamu-jua-pelow-version