Mohon tunggu...
Ahmad W. al faiz
Ahmad W. al faiz Mohon Tunggu... Penulis - Penulis.

a little bird which surrounds this vast universe, does not necessarily change itself, becoming a lizard. Do you know why. Yes you do.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Bahasa sebagai Subjektif Individu

15 Agustus 2023   19:34 Diperbarui: 15 Agustus 2023   19:39 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Partikular Dalam Struktur Bunyi, Sebagai Image Dalam kriteria Sistemik, Bahasa, Dan Grafis.

            a. Jarak, Sebagai Asumsi, Grafis.

             Dalam memahami, konteks matrikultural, kebudayaan bahasa lisan. Dimana, prosentase bunyi sense-of-vocal dalam suatu struktur peradaban kebudayaan tertentu, misalnya saja, memiliki hambatan pemahaman di luar konteks bahasa penuturnya, dengan objek eksternal dari bagian yang berada di luar sistem bahasa tertentu. Yang variabel vokal dan konsonan pengucapan, terhadap dapat diasumsikan dominan, atau tidak, yang berarti di luar jangkauan dari unit intuisi dalam memahami suatu aspek maknanya, sebagai pesan dan informasi, serta, motivasi-motivasi lainnya terkait penggunaan bahasa tertentu.

             Dimana, hal ini dapat di bangun melalui implementasi sistem yang telah ada seperti mekanisme equality dalam beberapa perangkat yang mengadaptasinya sebagai grafis, atau equalizer, dalam industri seperti musik.

               b. Noice: Sumberdaya Bahasa Atau Kebisingan?

               Bias pengertian yang melampaui aspek struktural bahasa, sebagai hermeneutika, yang sedikit berbeda proporsi, dalam ranah ruang kajian tentang semiotika, sebagai sesuatu padanan tentang makna, dan pesan yang di komposisikan, dalam mekanisme yang menopang pengertian, dan motivasi-motivasi bahasa, sebagai kemungkinan yang instrumentif memiliki nilai makna, di dalamnya. Bahkan, lebih kurang hanyalah, merupakan abstraksi dari kemungkinan tentang makna, yang memberi pengertian, ruang-representasi dalam pemakaian kata makna, di dalam simbol bahasa. Yang tentunya, bias pengertian dan kemungkinan yang berada di luarannya juga termasuk sebagai pengertian yang inklusi di dalam aspek tersebut. Sebagai, bukan makna sesungguhnya dari proyeksi yang tidak abstraktif dari nilai objektif bahasa sebagai medium penyampaian motif, dari sistem dan mekanisme bahasa terutama, dalam kriteria bahasa sebagai suatu asas, komunikasi, yang di pakai dalam kebutuhan yang kompatibel dengan suatu struktur fungsi dan ruang kompetensi, yang kompeten terhadap makna, yang justru berkembang, dan tidak statis atau menjadi dinamika yang kaku, dalam penyampaiannya secara konsitensi. Yang disajikan sebagai bahasa yang primer, terhadap kebutuhannya, dan juga sekunder, dalam interprestasi nilai bahasa tersebut menjadi suatu kode etik dan bagian, dari sistem nilai yang ada.

BAHASA DAN KEBISUAN : Sebuah Kesimpulan, Tentang Suatu Asas Sistematika, Dan Tradisi, Kegagapan Kita Tentang Tabir Makna, Di dalamnya, Dalam Dilema Nilai-Nilai Kebaruan Dari Sistem, Kebudayaan.

             Dalam dilema dan fenomena, yang di tulis Gabriel Marquez tentang lahirnya suatu perangkat kebudayan di dalam masyarakat Amerika Latin, dalam mengahadapi nilai baru yang berkembang dan tumbuh dalam dialektika kebudayaan dan peradaban masyarakat Amerika Latin. Senada Kegagapan kita, dalam mengutarakan suatu persoalan, dalam memaknai suatu peristiwa apa pun, yang lahir sebagai bias tradisi, quo-lingua vadis neo-lingua yang di hadapkan pada sistem bersaing, dalam bentuk feodal dalam bahasa sebagai tradisi yang diwariskan, secara statis dan tanpa perubahan serta perkembangan yang bermakna dan berarti. Dalam menjelaskan kebutuhan bahasa sebagai alat dalam menginformasikan suatu kebutuhan tentang akses fenomena dan gejala yang muncul sebagai suatu asusmsi nilai secara prestektif dinyatakan sebagai suatu tata nilai yang baru. Yang sering secara wajar menolak kebakuan dari mekanisme kompatibel yang telah mapan berkembang sebagai nilai dalam motifasi masyarakat, kebudayaan dan bahasannya.

             Lebih, dari persoalan yang skolastik yang, mungkin saja, kebisuan lebih mengabstraksikan suatu nilai dalam mengantarkan suatu makna bahasa, dalam dilema dan motifasi serta kegagalan dan Kegagapan dalam memahami nilai-nilai baru yang berkembang di dalam dinamika di segala bidang, dan kriteria persoalan secara antropologis, dan unit-unit yang menopang otoritasnya secara simbolis. 

             Bahwa, saya dan anda sebenarnya bicara dalam bahasa yang intensitasnya, "merupakan kesunyian," yang tidak memahami satu sama lain, terlebuh latar belakang, sebagai motifasi tafsir atas makna yang berbeda, seperti intensitas bahasa yang telah saya jelaskan di atas, tersebut melalui suatu karya sastra nobelik Gabriel Marquez, yang saya harap dalam relasi persoalan terminologi yang sama. Mungkin saja toh?

Tanpa harus mendebatkan, kenapa hal demikian berbeda, dalam membuka potensi the other dari tumbuh kembang sistem nilai kehidupan manusia dan bahasa di dalamnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun