OI. ---
(KUPINANG KAU DENGAN SABUN MANDI.)
1/.
KUPINANG kau dengan sabun mandiÂ
Dan odol untuk sikat gigi;Â
Agar engkau tahu cintaku mengingatkanmu;Â
Pada padam api dan dendam di jantungmu;
KUPINANG kau dengan tumis sawi;
Agar lapar mengingatkanmu; saat cinta di pisahkan dari rasa sepi;
KUPINANG kau dengan secangkir kopi;
Agar ku baca namamu dalam lirik doaku;Â
Kota; yang tersayat penderitaan di jalan cinta;
KUPINANG kau dengan namaku sendiri;Â
Dan tuhan menjadi saksi;
Tapi, kau tak mau perduli; pada lautan api asmara; yang membakar diri sendiri;
Kupinang kau dengan puisi; dan "astaga!"
Jari-jari di tepi mimpi; jiwa yang sunyi;Â
Oh, Oi, .....
Kupinang kau dengan lagu dangdut sang Dewi;Â
Tapi, ini tak berarti kita menari;
Oh, Oi, .... ; "Astaga!" Jalan berduri;
Ku tak mau lagi berada di simpang telinga berhala yang tuli;
2/.
Tuhanku,Â
Dalam, termadu; dia masih mengingat nama kekasihnya.Â
Walau dengan rasa yang lenguh; sungguh;
Kupeluk; setengah badan dari rindu padamu;
Aku ingin datang dengan penuh sayang;
Aku tidak ingin rindu; terus menantimu;
Meski, bapakmu; merebus sepotong tahu;
Menerawang,Â
Di perjalanan yang panjang;
Dan aku akan boleh memilih perduli pada secangkir kopi;
"Aku ingin seribu sabun mandi; lagi!"
3/.
Oh, Oi, ....
KUPINANG kau dengan buku dan kitab suci;
Oh, Oi, ....
Kenapa engkau tak mau lagi menatap cinta ini;
Hanya untuk dirimu sendiri.
Bandar Lampung, 4 Agustus 2023.
El-sabay (A.W.E.).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H