NYALA, JALAN MENUJU CANTIKMU.
1/.
Malam, tanpa bintang;
Tanpa, rembulan; tanpa mentari;
Hari tanpa matahari; dan angin yang sejuk;
Langit tanpa atap; bumi tanpa pijak;
Seekor Elang yang muram;
Matanya basah; pilu di lubuk dangau;
Kolam batu;
Jernih; air
Dan,
aku pandangi jua; hatimu; cintamu;
Wajahmu; nan jernih;
Di dalam lalu-lalang; waktu
Yang menyelimuti makam; ayah.
Suara, genderang kuda-kuda besi;
Di jalan; jalan kota Lampung.
2/.
Dan, aku;
Manusia; yang tidaklah lengkap;
Cintaku; ini. Jelita ku;Â
Wahai,
Engkau, Jelita ku;
Parasmu cantik; penuh cahaya;
Engkau; cahaya; yang paling sinar; diantara sinar;
Paling pukau;
Paling memikat; paling ikat;
diantara "mim" dan Kaf,
hatiku seorang; diantara pikat; kicau burung-burung senjakala;
Bersemi saat terang;
Engkau adalah, terang yang paling terang; diantara cahaya;
Engkau, adalah binar yang paling binar;
diantara; pijar merasuk dalam celah kegelapan; diriku.
Jika, tidak cinta karenamu;
Jika tidak karena cintamu;
Maka, aku tak ingin!;
Jika tidak karena keberadaan-Mu;
Sebagai kebenaran yang nyata.
Maka, aku tak ingin!;
Jua!
Jika tidak karena; senyummu;
Untukku. Maka, aku tak ingin!;
Jika tidak karena engkau tertawa;
Karena penuh bahagia. Maka, aku tak ingin!;
Dan, aku tak ingin cinta yang lain!;
Dan, aku tak ingin yang lain.
Cukup, cantikmu sebagai; pelita bagi
Jalanku, yang hitam di tengah gelap.
Bandar Lampung, Sabtu 29 Juli 2023.
A.W. Al-faiz.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H