Mohon tunggu...
Ahmad Turmuzi
Ahmad Turmuzi Mohon Tunggu... Guru - Guru SMP

Pendidik di SMP Negeri 4 Jerowaru Lombok Timur NTB

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Menyelami Kehilangan Diri: Sebuah Perjalanan Penuh Makna dalam "Aku yang Sudah Lama Hilang"

11 Desember 2024   00:05 Diperbarui: 11 Desember 2024   00:05 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Identitas Buku

  • Judul buku                  : Aku yang Sudah Lama Hilang
  • Penulis                         : Nago Tejena
  • Penerbit                       : Gramedia Pustaka Utama
  • Tanggal Terbit          : 10 Juli 2024
  • ISBN                              : 9786020678351
  • Tebal Halaman         : 208 halaman
  • Lebar                             : 13,5 cm
  • Panjang                       : 20 cm

 

Sinopsis

"Aku yang Sudah Lama Hilang" adalah sebuah perjalanan mendalam ke dalam jiwa manusia yang terluka dan kehilangan arah. Nago Tejena dengan lihai mengupas tuntas perasaan kesepian, kerinduan akan identitas yang hilang, dan pergulatan batin yang kerap dialami banyak orang di tengah hiruk-pikuk kehidupan modern. Ia mengeksplorasi tentang kehilangan identitas di tengah derasnya arus kehidupan.

Buku ini dirancang sebagai teman bagi siapa saja yang merasa terasing dari diri mereka sendiri, memberikan ruang untuk introspeksi dan proses pemulihan. Mengajak pembaca untuk merenung tentang makna hidup, menemukan kembali diri yang sesungguhnya, dan melepaskan diri dari belenggu ekspektasi sosial. Dengan gaya penulisan puitis dan penuh metafora, buku ini mengajak pembaca untuk merenungkan pengalaman pribadi dan menghadapi rasa kehilangan dengan keberanian untuk tumbuh. Dengan kata lain, dengan gaya narasi yang puitis dan emosional, karya ini mengundang pembaca untuk menyelami pergulatan batin yang relevan dengan banyak orang dewasa di era modern. Singkatnya, melalui narasi yang mengalir dan bahasa yang puitis, Nago Tejena berhasil menyentuh hati pembaca dan memberikan pemahaman yang mendalam tentang kompleksitas emosi manusia.

Di dalam buku ini, pembaca akan menemukan kumpulan cerita pendek yang berpusat pada tema kehilangan, pencarian diri, dan kebangkitan, yang merupakan refleksi mendalam tentang perjalanan mencari jati diri yang hilang di tengah kesibukan dan tekanan kehidupan dewasa. Di dalamnya tema-tema seperti kehilangan identitas, trauma, dan upaya bangkit dari keterpurukan. Setiap cerita menggambarkan fragmen kehidupan karakter-karakter yang berbeda, yang semuanya terhubung oleh pengalaman menyakitkan kehilangan arah atau harapan.

Buku ini membuka diskusi tentang tekanan sosial, ekspektasi dari lingkungan, dan beban tanggung jawab yang sering kali membuat seseorang merasa terjebak. Nago Tejena menggambarkan perasaan ini melalui tokoh-tokohnya yang merasa terasing baik dari dunia maupun dari diri mereka sendiri.

Salah satu cerita yang menonjol adalah tentang seorang perempuan yang, setelah kehilangan pekerjaan dan sahabatnya, mendapati dirinya terjebak dalam lingkaran kesepian. Dalam perjalanannya, dia belajar untuk menghadapi rasa sakitnya, menerima kekurangan dirinya, dan menemukan kekuatan untuk bangkit.

Dengan gaya bercerita yang reflektif, Tejena juga sering memasukkan pertanyaan-pertanyaan terbuka yang memancing pembaca untuk merenungkan kehidupan mereka sendiri. Dalam salah satu bab, ia menulis: "Kapan terakhir kali kamu benar-benar merasa bahagia? Apakah kita hidup untuk memenuhi ekspektasi orang lain, atau untuk menemukan makna kita sendiri?"

Setiap cerita di dalamnya berfokus pada pencarian makna hidup, menjadikan buku ini sangat relevan bagi mereka yang merasa terasing atau tertekan oleh ekspektasi sosial. Salah satu kekuatannya adalah kemampuannya membangun koneksi emosional yang mendalam dengan pembaca, memantik refleksi dan kesadaran diri.

Biografi Penulis

Nago Tejena adalah seorang penulis muda berbakat yang dikenal dengan gaya tulisannya yang khas dan penuh emosi. Penulis Indonesia ini dikenal dengan karya-karyanya yang mendalam dan reflektif, seringkali mengangkat tema-tema universal seperti cinta, kehilangan atau tekanan hidup, dan pencarian jati diri. Melalui gaya penulisan yang puitis dan penuh makna, Nago Tejena telah memikat hati banyak pembaca, terutama mereka yang mencari bacaan yang memadukan emosi, introspeksi, dan pengembangan diri. "Aku yang Sudah Lama Hilang" merupakan salah satu karya terbarunya yang berhasil mencuri perhatian para pembaca.

Kelebihan

Buku "Aku yang Sudah Lama Hilang" mengandung beberapa kelebihan, antara lain:

  • Mudah dihubungkan dengan pengalaman hidup pembaca (relatabilitas). Banyak orang akan menemukan refleksi diri dalam setiap halamannya.
  • Menggunakan gaya bahasa yang memikat dan puitis. Gaya bahasanya sederhana namun sarat makna membuat buku ini sangat nyaman dibaca. Gaya penulisan tidak hanya indah, tetapi juga mendorong pembaca untuk merenungi kehidupan mereka sendiri.
  • Menggunakan pendekatan yang holistik. Di mana  buku ini tidak hanya membahas aspek emosional, tetapi juga menyentuh aspek psikologis dan spiritual. Karakter-karakter yang ditulis memiliki kedalaman emosional (penggambaran emosional yang kuat), membuat pembaca mudah terhubung dan merasa seolah berada di posisi mereka.
  • Di balik cerita yang menarik, buku ini menyajikan pesan-pesan yang sangat berharga (pesan yang mendalam) tentang kehidupan dan diri sendiri. Sehingga cocok untuk siapa saja yang sedang mencari panduan dalam perjalanan spiritual atau emosional mereka. Cocok bagi mereka yang mencari inspirasi untuk introspeksi.

Kekurangan

Disamping kelebihan, di dalam buku ini juga ditemukan beberapa kekurangan, antara lain:

  • Beberapa pembaca mungkin merasa bahwa tema yang diangkat terlalu umum dan kurang spesifik.
  • Gaya narasi yang cenderung reflektif dan mendalam dapat terasa lambat bagi pembaca yang lebih menyukai cerita dengan alur cepat.
  • Banyak cerita dalam buku ini berpusat pada rasa sakit dan kehilangan (nada yang dominan melankolis), yang mungkin kurang memberikan variasi emosi untuk pembaca tertentu.
  • Lebih banyak fokus pada masalah daripada menawarkan solusi yang konkret.

Kesimpulan

"Aku yang Sudah Lama Hilang" adalah sebuah buku yang sangat layak untuk dibaca, terutama bagi mereka yang sedang mencari literatur kontemplatif yang penuh makna dan nilai spiritualitas. Menjadi teman perjalanan bagi siapa saja yang sedang mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan eksistensial (makna hidup) atau merasa kehilangan arah. Buku ini tidak hanya menawarkan hiburan, tetapi juga pembelajaran tentang keberanian untuk menghadapi diri sendiri. Dengan kata lain, buku ini akan menginspirasi pembaca untuk lebih mengenal diri sendiri dan menjalani hidup dengan lebih bahagia dan bermakna. Meskipun membutuhkan kesabaran untuk menyelami kedalamannya, pengalaman membaca buku ini akan meninggalkan kesan mendalam.

Buku ini sangat cocok bagi mereka yang menyukai sastra dengan kedalaman emosional dan renungan filosofis, yang memadukan unsur psikologi dan sastra. Karya ini menjadi pilihan yang sangat menarik untuk dijelajahi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun