Mohon tunggu...
Ahmad Turmuzi
Ahmad Turmuzi Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Bekerja sebagai guru di satuan pendidikan dasar, sekarang sebagai Kepala Sekolah di SMP Negeri 4 Jerowaru.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Kondisi Pendidikan Nasional Belum Berbudaya

3 Mei 2012   01:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:48 326
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Setiap tanggal 2 Mei, kita bangsa Indonesia memperingati Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas). Banyak hal yang terungkap mengiringi peringatan hari/tonggak bersejarah dalam pendidikan tersebut. Berbagai kemajuan yang telah dicapai dan kendala-kendala yang masih mengganjal, terefleksikan dalam banyak tulisan ungkapan/komentar dengan berbagai sudut pandang dan dasar analisis. Melalui itu, harapan ke depan untuk kemajuan pendidikan dicoba dibangun. Penulis dalam kesempatan ini juga ingin mengungkapkan beberapa persoalan yang menyelimuti pendidikan di negara tercinta ini.

Menurut penulis, secara umum kondisi pendidikan nasional, masih jauh dari budaya yang diharapkan, yang disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain :

1.Pendidikan dikotak-kotakkan menjadi beberapa status/kategori.

2.Pendidikan lebih mengedepnkan hasil dari pada proses, sebagaimana tercermin, misalnya dari pelaksanaan ujian nasional (UN).

3.Pendidikan menampakan ciri materialistis, dijadikan sebagai wadah bisnis dan biaya pendidikan mahal.

4.Pengembangan pendidikan yang berkarakter belum sepenuhnya mampu diterapkan, misalnya masih tercermin dari masih maraknya perkelahian antar pelajar, pelaksanaan UN yang tidak jujur dan bermartabat, dan sebagainya.

5.Guru belum berfungsi sebagai pendidik.

6.Aspek afektif dalam kurikulum kurang.

7.Dana, sarana dan prasarana kurang memadai.

8.Metodologi tak sesuai dengan kemajuan iptek.

9.Guru kurang inisiatif,kurang kreatif dan kurang mengembangkan pribadi sebagai panutan.

10.Penyebaran guru yang tidak merata antara kota dan desa.

Beranjak dari berbagai persoalan di atas, untuk kemajuan pendidikan nasional di masa depan, dibutuhkan adanya perumusan kebijakan yang dijiwai ke-Indonesia-an, dan penerapan kurikulum yang dapat mengakomudir aspek afektif sesuai kebutuhan peserta didik dan mengedepankan proses. Disamping itu sangat penting untuk memperhatikan pemerataan fasilitas, dana, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan secara berkeadilan, tidak diskriminatif. Aspek lain yang tidak kalah pentingnya adalah peningkatan kemampuan tenaga pendidik (guru) secara berkesinambungan dan merata untuk semua.

Mengakhiri tulisan ini, penulis mengucapkan selamat memperingati Hari Pendididikan Nasional (Hardiknas) tahun 2012. Semoga pendidikan di negara tercinta ini berkembang sesuai dengan harapan kita bersama.

Semoga bermanfaat.

Jerowaru, Lombok Timur, 2 Mei 2012.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun