Cakrawala malam membentang berbintang kilau
Jauh lebih indah kilaumu ibu
Menghiasi jenuhku menyinari petangku
Samudra biru menghampar berombak menawan
Jauh lebih menawan hamparan kasihmu ibu
Mewarnai hidupku menenggelamkan laraku
Seperti gugur hujan di gurun sahara
Aku tanah yang teramat bahagia
Kasihmu deras menyirami tandusku ibu
Seperti pelangi di balik sungai karama
Aku hutan yang teramat bersuka ria
Tujuh warna menyapa rimbaku ibu
Seperti apalagi kujadikan umpama
Indah keseimbangan semesta telah menjelma sama
Adalah keindahan kasihmu ibu
Seperti apalagi kugambarkan cinta
Indah romansa para pujangga telah menyatu sama
Adalah keindahan cintamu ibu
Teramat sering kugugurkan air mata sucimu
Justru kau berikan aku rekah senyummu
Teramat sering kusayat hati ikhlasmu
Justru kau haturkan aku darah juangmu
Ibu...
Maafkan anakmu terlalu sering mengobar pilu
Masih ingin bersimpuh aku di telapak kakimu
Mengharap naungan di panas matahari sejengkal yang akan berlalu
Maafkan anakmu ibu...
Terlalu sering kuabaikan rambu nasehatmu
Masih ingin bermandi di telaga kasihmu
Mengharap kesucian di kala aku berangkat menghitung dosa-dosaku
Ibu...
Gemuruh siang senyapnya malam
Gemercik air wudhu’ yang kau jatuhkan
Aku masih ingin disana ibu
Amukan badai tenangnya awan
Lantun doa yang selalu kau haturkan
Aku masih ingin disana ibu