Mohon tunggu...
Ahmad Tarmizi
Ahmad Tarmizi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Faktor Pendukung “Orang Tua” dalam Pendidikan Karekter Disiplin

28 Maret 2016   22:22 Diperbarui: 28 Maret 2016   23:08 425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Keterlibatan orang tua dalam mendukung keberhasilan pendidikan karakter disipin yang dilakukan sekolah adalah hal yang penting tidak boleh diabaikan. Kegiatan ini dilakukan dengan tujuan agar orang tua dapat melakukan program pendidikan karakter disiplin yang dikembangkan di sekolah dalam kegiatan buah hatinya. Kemudian selaku orang tua mengontrol anaknya apa saja kegiatan di rumahnya sehari-hari.

Disamping itu orang tua juga akan memberikan informasi tentang berbagai hal yang terkait dengan kegiatan atau perilaku anak di dalam rumah atau  diluar rumah. Sehingga orang tua berperan dalam karakter pendidikan disiplin, jika perilaku tersebut positif, maka akan diberikan suatu penguatan, sedangkan jika perilakunya  menyimpang atau negatif, maka orang tua dan guru untuk mengatasi masalah tersebut dan memberikan saran kepada anak didiknya supaya tidak melakukan suatu perbuatan yang jelek.

            Keterlibatan orang tua dalam pendidikan karakter disiplin ini sesuai dengan pendapat Sheldon dan Epstein (2002:4) yang menjelaskan bahwa hubungan kerjasama yang erat antara sekolah, keluarga, dan masyarakat akan dapat meningkatkan perilaku disiplin siswa.

Disamping itu menurut Chen dan Gregory (2011:447) juga menjelaskan bahwa keterlibatan orang tua dalam pendidikan siswa akan memiliki beberapa pengaruh positif yang ditunjukkan oleh indikator-indikator di antaranya perilaku siswa lebih positif, nilai siswa menjadi lebih tinggi, kehadiran di sekolah lebih konsisten, dan lebih sedikit masalah disiplin. Keterlibatan orang tua dalam pendidikan karakter disiplin dapat mencegah munculnya masalah perilaku siswa. Dengan demikian perilaku menyimpang atau perilaku tidak disiplin dapat ditinggalkan, hal ini senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Domina, (2005:233) bahwa keterlibatan orang tua tidak secara independen meningkatkan pembelajaran anak-anak, tetapi beberapa kegiatan keterlibatan yang dilakukan dapat mencegah masalah perilaku.

            Hal senada dikemukakan juga oleh Sheldon dan Epistein (2002:4) bahwa keterlibatan antara orang tua dengan anak-anak membantu untuk menurunkan kenakalan dan masalah perilaku siswa di sekolah. Pentingnya suatu keterlibatan orang tua dalam pendidikan karakter disiplin erat kaitannya dengan peran keluarga. Keluarga merupakan lingkungan terdekat dengan peserta didik dan sebagian besar waktu siswa habis di dalam lingkungan keluarga. Dengan demikian, keluarga memiliki peran yang besar dalam mengembangkan karakter disiplin anak dan memiliki porsi waktu yang banyak untuk mendisiplinkan anak. Hal ini senada dengan pendapat Lickona (2012:48) yang menjelaskan bahwa keluarga merupakan tempat yang paling dekat untuk anak mendapatkan pembelajaran. 

Lickona menjelaskan bahwa prestasi seorang anak akan dapat meningkat jika kedua orang tuanya di rumah, memperoleh perawatan yang baik, keamanan, memberikan rasangan untuk perkembangan intelektualitasnya, adanya dorongan orang tua dalam hal pengaturan diri dan memberikan dorongan dengan berupa motifasi yang kuat kepada anak, adanya pembatasan terhadap anak dalam hal menonton televise, dan orang tua memonitor anak dalam hal mengerjakan PR. 

Berdasarkan pendapat tersebut, Lickona juga menjelaskan bahwa keluarga merupakan fondasi pengembangan intelektual dan moral. Peran keluarga dalam mendisiplinkan siswa salah satunya adalah dengan melakukan control terhadap perilaku anak di rumah. Dalam hal ini orang tua dapat melakukan pengontrolan terhadap kedisiplinan anak dalam hal menonton TV, main game, mengerjakan PR, belajar, beribadah, dan sebagainya. Jika ada perilaku anak yang menyimpang, maka orang tua perlu memberitahukan kepada pihak sekolah agar dapat dicari solusinya sehingga perilaku yang menyimpang dapat diatasi, dan anak kembali berperilaku sesuai dengan aturan yang ada.

 

 

 

Daftar pustaka

Lickona, T. 1991. Educating For Character.New York: Bantam Books.

 

Lickona, T. 2012. Character matters: persoalan karakter, bagaimana membantu anak mengembangkan penilaian yang baik, integritas, dan kebajikan penting lainnya.(Terjemah). Jakarta: Bumi Aksara.

Moleong, L. J.2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Mulyasa, E.2011. Manajemen Pendidikan Karekter.Jakarta: Bumi Aksara.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun