Pada lebaran tahun itu, penulis yang dijuluki "pendekar pena" tidak bersama keluarganya lagi karena masih dalam tahanan. Ia berkirim surat kepada keluarganya. Surat itu dibacakan salah seorang anaknya, bernama Fairus, yang didalam surat itu bertuliskan:
"Alangkah bahagianya papa berlebaran bersamamu semua, walaupun tidur berdesakan di lantai. Ketahuilah, kebahagiaan itu terletak di dalam hati, bukan pada benda-benda mewah, pada rumah mentereng dan gemerlepan. Benda sama sekali tak menjamin kebahagiaan hati. Cintaku kepadamu semuanya yang membikin hatiku bahagia. Hati tidak bisa digantikan oleh apapun. Hanya kejujuran, kepolosan, apa adanya yang bisa mengingat hatiku. Bukan hal-hal yang berlebihan."
Diumur ke-61, Mahbub menghembuskan nafas terakhirnya sekitar pukul 03.30 WIB. Pada hari Ahad, 1 Oktober 1995 di kediamannya, Jl. Taman Karawitan, Bandung, Jawa Barat. Dengan ini, saya buatkan sedikit pengetahuan tentang perjalanan karir semasa hidupnya, untuk mengenang jasa dan pengorbanan beliau selama memperjuangkan cita-cita negara Indonesia.
Al-Faatihah untuk Sahabat Mahbub Djunaidi.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI