Allah Saw yang paling pokok dalam Islam. Sebab ciri dari orang mukmin adalah dia adalah mampu bersyukur. Semakin orang mampu bersyukur, semakin orang itu kuat imannya.Â
Oleh karena itu seorang mukmin mesti latihan bersyukur sepanjang hidupnya. Dalam ngajinya, Gus Baha memberitahu cara yang paling ampuh agar orang mudah bersyukur.Â
Salah satu cara latihan bersyukur adalah dimulai dari mengubah cara pandang seseorang terhadap nikmat. Dalam memandang nikmat mestinya dimulai dari apa yang dimiliki, bukan pada apa yang diinginkan.Â
Dalam hal makan, Gus Baha menyampaikan bahwa nikmat itu mestinya dimulai dari kondisi normal fisik kita, bukan dari menu makanannya. Dengan begitu orang akan mudah bersyukur apapun menu makanannya.Â
Gus Baha menjelaskan: "Kalau keadaan fisik kita normal, kondisi  kita, perut kita, jantung kita, sistem pencernaan kita itu nikmat tertinggi, berarti nikmat makan ikan gurame itu nikmat nol koma sekian, ga begitu penting. Ketemu, ga ketemu itu tidak terlalu penting. Ketika Anda kecewa, betapa bodohnya Anda."Â
"Kalo nikmat itu dimulai dari kondisi fisik kita, harusnya nikmat itu ga perlu bergantung pada kita mendapatkan apa yang kita inginkan atau tidak. Karena sekarang juga nikmat itu sudah ada," Gus Baha menambahkan.Â
Menurut Gus Baha kalau dihitung tidak bersyukur atas menu makanan yang ada itu rugi besar. Seumpama satu saja kondisi fisik orang itu tidak normal, biaya yang harus dikeluarkan iti bisa ratusan juta bahkan milyaran.Â
Apalagi jika orang itu mengeluh dan tidak mau bersyukur. Konsekuensinya jelas, Allah Swt tidak ridho. Sungguh tidak sebanding dengan harga gurame yang recehan, harus ditukar dengan kehilangan ridho Allah Swt terhadap dirinya.Â
Gus Baha juga mencontohkan pengalaman dirinya. Caranya mendidik istri itu tidak macam-macam. Tidak seperti kiyai pada umumnya. Asal ia perempuan, artinya normal, lalu ia Islam, sholat dan sebagainya itu sudah lebih dari cukup. Dan beliau bersyukur.Â
Tidak harus suami pulang ke rumah disambut istri, dibukakan pintu, dibuatkan kopi dan dibuatkan air hangat untuk mandi. Kalau harus begitu itu repot, dan mudah kecewa. Sehingga sulit baginya untuk bersyukur.Â
Gus Baha juga menjelaskan, bahwa sebenarnya kekecewaan seseorang itu bersumber dari tama'-nya, dari cara ia mendefinisikan tentang nikmat, juga dari caranya memikirkan apa yang Allah Swt berikan kepadanya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H