Pemberitaan tentang Malaysia sebagai sebuah negara pencaplok/maling/kejam/arogan/teroris/(apa-apa lagi yang dipikirkan sesuai oleh anda) secara tidak langsung telah menanamkan jauh di dalam 'psyche' kebanyakan orang di Indonesia bahwa tidak ada yang baiknya tentang orang-orang dari seberang (baca: Malaysia).
Salah satu duri di dalam daging yang mewarnai hubungan Malaysia Indonesia adalah isu KLAIM budaya.
(Untuk seterusnya, kata KLAIM akan menggunakan capital letters, simply for the sake of clarity, literally and figuratively speaking).
Satu isu yang ditanggapi dengan dua sudut pandang yang jauh berbeda di kedua negara.
Persoalannya, apa betul Malaysia mengKLAIM budaya-budaya Indonesia? (seperti yang di'KLAIM' oleh media Indonesia?).
Untuk beberapa bulan, kata KLAIM ini menjadi 'catchphrase' yang digunakan secara leluasa oleh media Indonesia untuk menggambarkan KLAIM pihak tertentu (baca: Malaysia) terhadap segala macam budaya milik Indonesia.
Ini bisa disamakan dengan kesukaan media Amerika menggunakan kata-kata seperti 'shock and awe', 'war on terrorism', 'bringing democracy to the desert', etc.
Karena kata KLAIM ini dipinjam dari bahasa Inggris (claim), yang juga meminjam dari bahasa Latin 'clamare' mari kita lihat maksud kata ini menurut Kamus Oxford online: (saya siarkan maksud yang bersangkutan saja).
verb: 1 state as being the case, without being able to give proof. 2 demand as one’s due.
noun: 1 a statement that something is the case. 2 a demand for something considered one’s due.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pula: