[caption id="attachment_291378" align="aligncenter" width="448" caption="(Foto: Ahmad Syam)"][/caption]
Ada yang terlihat berbeda di Melbourne dalam dua pekan ini. Di beberapa titik jalan-jalan kota terlihat piano berbagai ukuran dengan warna-warna cerah. Pada piano-piano tersebut juga terdapat lukisan khas Australia. Sungguh sangat menarik!
Piano-piano tersebut bukan sekadar pajangan. Pengguna jalan yang kebetulan melintas bisa singgah untuk bermain piano. Gratis! Siapa saja boleh mencoba bernyanyi yang diiringi denting piano yang dimainkan sendiri. Atau, kalau agak tidak percaya diri untuk bernyanyi, memainkan musik instrumentalia lewat piano pun asyik.
Hanya saja jangan terlalu keasyikan bernyanyi atau bermain piano. Memang bagi mereka yang senang menari-narikan jemarinya di atas tuts piano terkadang bisa lupa banyak hal, termasuk lupa waktu dan sekitarnya. Begitu duduk di depan piano langsung suntuk dan jarang menoleh ke belakang. Ini tidak boleh terjadi ketika memainkan piano di jalan-jalan Kota Melbourne. Sesekali menegoklah ke belakang untuk melihat betapa masih banya orang yang sedang antri menunggu giliran ikut mencoba bermain piano.. hehehe....
[caption id="attachment_291379" align="aligncenter" width="550" caption="(www.theurbanlist.com)"]
Ya, awal tahun 2014 ini Melbourne terpilih menjadi kota kunjungan tur keliling ‘Play me, I’m yours’. Program ini digagas oleh seniman asal Inggris, Luka Jerram, pada tahun 2008 yang bertujuan memberikan hiburan bagi masyarakat. Luka Jerram dalam situs resmi program ini menyebutkan latar belakang dia membuat ‘Play me, I’m yours’.
Suatu ketika, kata Jerram, dia datang ke laundry langganannya. Dia menemukan bahwa orang-orang di laundry tersebut tidak saling berbincang, tenggalam dalam diam masing-masing. Jerram berpikir jangan-jangan di seantero kota pun orang-orang sudah tidak saling berbincang. Lalu muncullah ide untuk menaruh piano di taman, di halte bis, dan tempat-tempat publik lainnya sebagai media untuk mempererat hubungan warga kota.
[caption id="attachment_291380" align="aligncenter" width="408" caption="(smh.com.au)"]
Melbourne merupakan kota ke-43 yang mendapatkan kunjungan ‘Play me, I’m yours’ sejak resmi berdiri tahun 2008 lalu.  Sejumlah kota di berbagai belahan dunia sudah mendapatkan kunjugan dalam tujuh tahun terakhir. Untuk Australia, Melbourne yang baru mendapatkan giliran pada 2014 ini adalah kota kelima setelah Sydney (2009), Adelaide (2011),  Toowoomba (2012, dan Perth (2012). Jumlah piano yang dipasang di Melbourne sendiri sebanyak 24 unit. Total piano yang telah dipasang di kota-kota yang telah dikunjungi sejak 2008 adalah kurang lebih 1050 unit.
[caption id="attachment_291383" align="aligncenter" width="640" caption="(theatrevibe.com)"]
Setelah mengunjungi Melbourne, tahun 2014 ini program ‘Play me, I’m yours’ dalam waktu dekat akan berkunjung ke Mayaguez, Puerto Rico pada bulan Februari, kemudian berangkat ke Mexico City pada bulan Maret.  Semoga di tahun 2014 ini kota-kota di Indonesia juga mendapat kunjungan sebagai penyejuk dari panasnya  suhu tahun politik.
Melbourne, 22 Januari 2014
Simak Reportase Melbourne Lainnya:
*http://edukasi.kompasiana.com/2013/11/19/pendidikan-jalan-kaki-di-usia-dini-610853.html
*http://luar-negeri.kompasiana.com/2013/11/04/melbourne-hatrick-kota-paling-layak-dihuni-606479.html
*http://luar-negeri.kompasiana.com/2013/10/31/hujan-es-di-kota-paling-moody-melbourne-605588.html
*http://wisata.kompasiana.com/jalan-jalan/2013/12/31/di-mana-gembok-cinta-anda-dipasang-622921.html
*http://edukasi.kompasiana.com/2013/11/19/pendidikan-jalan-kaki-di-usia-dini-610853.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H