[caption id="attachment_291611" align="aligncenter" width="640" caption="www.foxsports.com.au"][/caption]
Dua pertandingan semifinal sektor tunggal puteri baru selesai digelar. Nama dua petenis yang bakal memperebutkan jawara Australian Open 2014 sudah diketahui. Kedua nama itu adalah Li Na, petenis asal China, unggulan keempat yang menang atas Eugenie Bouchard 6-4 dan 6-4, dan Dominika Cibulkova, asal Slovakia unggulan keduapuluh yang menalukkan Agnieszka Radwanska 6-1 dan 6-2. Laga keduanya akan dihelat di Rod Laver Arena, Sabtu (25/1), pukul 13.00 waktu Melbourne atau pukul 09.00 WIB.
Meski dunia olahraga, termasuk tennis, tidak pernah membuat kotak-kotak berdasarkan asal negara namun aroma pertarungan Asia-Eropa tetap menjadi perhatian banyak orang. Ya, duel Li Na-Cibulkova bukan hanya China-Slovakia tetapi Asia-Eropa. Dan, untuk kesekian kalinya bangsa-bangsa di Asia seharusnya berterima kasih pada Li Na. Kenapa? Karena dari kurang lebih 21 petenis asal negara Asia yang bertarung di Australian Open 2014, putera dan puteri, Li Na menjadi satu-satunya pemain yang bisa mencapai partai puncak.
Bukan kali ini wanita kelahiran 31 tahun lalu tersebut mengharumkan kawasan Asia. Khusus di Australian Open, tahun 2014 ini adalah kali ketiga dia menembus final setelah 2011 dan 2013. Namun, prestasi paling membanggakan yang dia torehkan adalah menjuarai France Open 211 sekaligus menobatkan dirinya sebagai petenis asal Asia pertama yang juara di turnamen Grand Slam.
[caption id="attachment_291613" align="aligncenter" width="395" caption="the-slice.com"]
Perjalanan karir Li Na tidaklah mulus. Sewaktu kecil malah dia bermain bulutangkis karena ayahnya seorang pemain bulutangkis. Atas saran seorang pelatih tennis dia kemudian mulai bermain tennis pada usia 8 tahun. Bergabung di timnas tennis China tetapi karena beberapa masalah dia harus keluar-masuk timnas. Dia juga menjadi petenis kontroversial setelah diketahui memiliki tatto di dada. Aturan di China tidak membolehkan seorang wanita memiliki tatto.
Sebenarnya, sebelum kehadiran Li Na, negara-negara dari Asia sudah memiliki petenis, khususnya sektor tunggal puteri yang terlebih dahulu terkenal. Yayuk Basuki dari Indonesia, Tamarine Tanasugarn dari Thailand, dan Kimiko Date dari Jepang adalah tiga nama yang sempat menarik perhatian dunia tennis. Hanya saja, prestasi ketiganya tidak secemerlang Li Na.
Selain prestasi tertinggi sebagai juara di Roland Garros, Perancis 2011 lalu, Li Na pada 2013 juga membuat beberapa catatan prestasi yang luar biasa meski tidak menjuarai titel Grand Slam sepanjang tahun tersebut. Ya, 2013 Li Na menembus final Australian Open sebelum kalah di final dari Azarenka, lalu masuk di babak perempatfinal Wimbledon, dan terakhir semifinalis US Open. Catatan prestasi sepanjang 2013 tersebut membuat posisinya berada di peringkat ketiga dunia. Petenis Asia pertama yang mencapai peringkat tiga besar dunia.
Prestasi demi prestasi Li Na di 2013 tersebut membuat Majalah Time meliriknya untuk menjadi salah seorang dari 100 tokoh berpengaruh di dunia 2013 di mana Barack Obama, Presiden Amerika Serikat, juga terpilih. Li Na masuk di jajaran “100 Most Influential People in the World” sebagai satu dari hanya empat olahragawan yang masuk dalam list tersebut.
[caption id="attachment_291617" align="aligncenter" width="640" caption="www.wthejournal.com"]
Tentu menarik menanti final Li Na versus Cibulkova dua hari mendatang. Li Na pasti tidak ingin gagal di partai final ketiganya kali ini. Namun lawannya di final juga bukan pemain sembarangan. Catatan prestasi Cibulkova juga tidak buruk karena pernah mencapai semifinal French Open 2009 dan dua kali perempat final Grand Slam masing-masing di Wimbledon 2011 dan US Open 2010.
Kalau menurut prediksi saya, Li Na yang akan menjuarai Australian Open 2014. Jika ini terwujud maka dia akan menjadi petenis Asia pertama yang juara di Australian Open. Tetapi jika pun Li Na gagal juara, sungguh ucapan terima kasih tetap pantas disampaikan sebagai sesama bangsa Asia. Ya, terima kasih Li Na....
Melbourne, 23 Januari 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H