[caption id="attachment_319722" align="aligncenter" width="640" caption="Pasukan pengibar bendera (Ahmad Syam)"][/caption]
Dua belas orang pasukan pengibar bendera berjalan tegap dalam barisan rapi. Mereka merupakan gabungan dari lima pemuda dan tujuh pemudi Indonesia. Berseragam putih-putih dan berpeci hitam dengan logo garuda.
Ratusan pandangan mata, baik dari masyarakat Indonesia maupun warga Australia yang berada di Forecourt, Federation Square, tertuju pada mereka. Suasana berlangsung khidmat meski sesekali suara aba-aba dari komandan pasukan yang lantang dan keras seolah menenggelamkan deru mesin mobil dan gelinding-gelundang roda besi tram.
Sebelum menuju tiang bendera, pasukan pengibar bendera tersebut berjalan kurang lebih dua puluh meter. Mereka melewati tiang bendera lalu membentuk formasi berbalik, berjalan sekitar tujuh meter, berhenti persis di depan tiang bendera. Tiga dari mereka yang bertugas sebagai pengerek bendera melangkah maju, mendekat ke tiang bendera. Tidak lama kemudian terbentanglah merah-putih, perlahan digerek ke atas yang diiringi lagu Indonesia Raya dari peserta upacara dan masyarakat Indonesia yang hadir.
[caption id="attachment_319723" align="aligncenter" width="640" caption="Merah putih siap dikibarkan (Ahmad Syam)"]
Ada rasa haru bercampur bangga menyaksikan upacara bendera memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) ke-69 Kemerdekaan Republik Indonesia di jantung Kota Melbourne ini. Meski upacara bendera sangat berbeda dibandingkan pada umumnya upacara bendera untuk peringatan serupa di Indonesia. Jika upacara pengibaran bendera HUT Kemerdekaan Indonesia di tanah air berlangsung pada pagi hari, yang berlangsung di Federation Square ini sebaliknya yakni sore hari, pukul 3 p.m.
Saat sang merah putih digerek ke atas ada sedikit kekhwatiran prosesi pengibaran tidak berlangsung sempurna. Terdapat bagian bendera yang terlilit di tali. Hingga mendekati  puncak tiang lilitan tersebut belum lepas. Syukurlah begitu sampai di puncak lilitan terlepas oleh tiupan angin. Merah putih berkibar yang disambut tepuk tangan meriah peserta upacara.
[caption id="attachment_319724" align="aligncenter" width="640" caption="Delapan merah putih berkibar di Federation Square (Ahmad Syam)"]
Merah putih yang baru saja dikibarkan tersebut melengkapi tujuh merah putih lainnya yang terlebih dahulu sudah berkibar. Di Federation Square terdapat delapan tiang bendera berjejer yang kerap digunakan sebagai tempat mengibarkan bendera oleh negara-negara yang menyelenggaraan event di lokasi bersejarah tersebut. Hari ini, tepat 17 Agustus, tiang-tiang bendera yang sehari-hari mengibarkan bendera berwarna dasar biru dengan ciri khas Union Jack, Commonwealth Star di pojok kanan bawah serta rasi bintang crux milik Australia berganti merah putih.
Usai prosesi upacara bendera yang terkesan formal, dibalut dengan kesederhanaan namun sangat khidmat dan bersahaja, kemeriahan peringatan HUT ke-69 Kemerdekaan Republik Indonesia berlanjut dengan penampilan 69 penari yang membawakan Tari Saman. Berdasarkan informasi pihak panitia, 69 penari menunjukkan 69 tahun kemerdekaan Indonesia. Selain itu ke-69 penari tersebut juga merepresentasikan semangat yang diusung kali ini yakni ‘Unity in Diversity’ (Kesatuan dalam Keberagaman). Seperti apa semangat dari motto tersebut dalam 69 penari? Ternyata para penari bukan hanya orang Indonesia tetapi juga terdapat orang Australia, Perancis, dan Ethiopia.
[caption id="attachment_319725" align="aligncenter" width="640" caption="69 penari Saman (Australia Plus Indonesia)"]
Tari Saman yang telah terdaftar di badan UNESCO milik PBB sebagai warisan kebudayaan langsung memikat orang-orang yang hadir di Federation Square. Tari dengan ciri khas tepuk tangan dan tepukan di dada, serta sejumlah gerakan unik seperti gerak guncang, surang-saring, kirep,  dan lingang memukau hadirin. Gerakan selaras dengan tempo cepat menggiring, menghentak, dan menggelorakan kekuatan semangat serta kebersamaan.
[caption id="attachment_319729" align="aligncenter" width="640" caption="Ratusan warga Melbourne hadir (Australia Plus Indonesia)"]
Memang terasa pas menikmati tarian Saman hari ini. Langit yang sesekali tidak terlihat birunya karena tertutup awan tebal memang sedikit membawa gundah di hati. Apalagi angin yang bertiup sepoi membawa udara dingin. Maka dengan hentakan para penari tersebut  setidaknya memberikan kehangatan.
Selamat ulang tahun Indonesiaku....
Brunswick, 17 Agustus 2014
Simak artikel lainnya:
http://luar-negeri.kompasiana.com/2014/08/01/mendekap-cahaya-di-musim-dingin-666722.html
http://luar-negeri.kompasiana.com/2014/05/05/sate-indonesia-hangatkan-melbourne-651252.html
http://luar-negeri.kompasiana.com/2014/05/18/korea-jualan-k-pop-di-melbourne-653393.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H