3. Siang hari diisi dengan acara "Asahan" yaitu membawa aneka makanan dalam wadah baik berupa nasi lengkap dengan lauk pauknya, ada yang berupa aneka buah-buahan, aneka miniman atau jajanan pasar, dikumpulkan dalam suatu tempat bisa di Balai Desa, atau Balai RW atau juga bisa di halaman Masjid untuk didoakan dan dimakan bersama-sama setelah itu sisanya di bawah pulang, setelah sebagian di simpan oleh panitian untuk jamuan acara pada siang atau malam hari.
4. Setelah tasyakuran dilanjutkan dengan pertandingan Okol (gulat tradisional), di mana terbagi dalam kelas anak-anak, kelas dewasa dan kelas wanita.
5. Pertandingan dipimpin oleh wasit yang disebut pelandang yang bertugas memimpin dan mengatur jalannya pertandingan antara dua orang petarung dan Pelandang juga yang memberikan keputusan kemenangan seseorang dalam pertandingan Okol.
6. Pemain yang akan bertanding biasanya dipilih yang memiliki fisik yang hampir imbang, tanpa melihat usia.
7. Yang menang adalah yang bisa menjatuhkan lawannya dalam pertandingan yang berlangsung 2 babak (ronde)
8. Pemenang dari setiap pertandingan biasanya mendapat hadiah dari panitia berupa kaos atau hadiah lainnya.
9. Setelah selesai bertanding biasanya kedua pemain bersalaman dan berangkulan bahkan foto bersama untuk menjaga sportivitas dan menghilangkan rasa dendam serta sombong bagi kedua pemain.
Nilai-Nilai Karakter dalam Permainan Okol
1. Menanamkan rasa syukur atas nikmat berupa rezeki dan kesehatan