Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - Guru MTsN 4 Kota Surabaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Suka menulis dan berbagi tulisan

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Rahasia Seorang Dokter

7 Desember 2022   20:42 Diperbarui: 7 Desember 2022   20:56 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Malam itu saya menunggu ayah saya yang sedang dirawat di Rumah  Sakit, karena menderita stroke, kondisi ayah saya yang sepuh dan penyakitnya yang lumayan berat mengharuskan beliau  dirawat inap di Rumah Sakit Pemerintah.

 Saat ayah saya sedang kambuh maka selalu meronta ronta karena rasa sakit yang mendera seluruh badannya.

"Bu dokter, ayah saya kambuh lagi, terus merontaronta," lapor saya pada dokter jaga yang bertuga malam itu

"Iya pak sabar, saya juga sudah tahu, sebentar saya beri suntikan biar tenang kembali ayahnya," kata dokter Sakinah di depan saya.

"Makasih dok, ayah saya sudah tenang kembali" kata saya pada dokter yang masih muda tersebut.

"Ngomongngomong dokter sudah berapa lama dinas di Rumah sakit ini," tanya saya memecahkan kesunyian malam itu

"Baru setengah tahun pak, kan baru lulus spesialis setahun yang lalu, dan Alhamdulillah rumah sakit ini membutuhkan tenaga saya sebagai dokter di sini," kata dokter Sakinah, sambil menuliskan resep untuk ayah saya.

"Begini dok, untuk obat ayah saya ini apa harus diminumkan mulai malam ini, atau nunggu besuk pagi". tanya saya.

"Besuk pagi saja, tadi ayahnya Jhan sudah saya kasih suntikan, jadi sekarang bisa istirahat," tanya dokter Sakinah

"Terima kasih dok, kalau begitu saya pamit dulu," kata saya sambil berdiri untuk meninggalkan ruang dokter Sakinah. 

"Sebentar pak, saya tadi kan janji akan memberikan tip, bagaimana bisa masuk  Fakultas   Kedokterandan mendapatkan beasiswa" kata dokter Sakinah .

"Baik dok, saya akan dengarkan cerita dokter, saya juga ingin menyampaikan ini pada anak saya supaya termotivasi bisa sukses seperti dokter,"

Dokter Sakinah akhirnya menceritakan bagaimana awal mula dia tertarik masuk kedokteran. Pada waktu kecil melihat banyak warga di desanya yang mati usianya muda, banyak anakanak kecil yang sakit karena keterbelakangan pengetahuan kesehatan dan kebiasaan hidup yang kurang sehat, ketiadaan jamban keluarga di desanya, sehingga sejak saat Itu ia bertekat untuk bisa menjadi dokter untuk membantu masyarakat desanya.

Tekad yang kuat, tentu tidak sebanding dengan kemampuan ekonomi orang tuanya yang hanya seorang petani di desa, maka pilihannya adalah jalan Allah SWT, dengan tekun ibadah, salat, mengaji dan paling istiqamah dilakukan adalah puasa sunah Senin Kamis sejak ia duduk di bangku kelas 6 SD sampai sekarang terus melakukan hal itu.

masyarakat desa di mana dokter Sakinah saat kecil, maka sarana kesehatan dan pengetahuan masyarakat tentang hidup sehat kurang, sehingga banyak orang sakit yang tak bisa berobat dan tidak tertolong oleh tenaga kesehatan yang menyebabkan mereka meninggal secara siasia, akibat minimnya sarana kesehatan bagi masyarakat di desa itu, kalau pun ada Puskesmas, letaknya ada di Kecamatan yang jaraknya puluhan sampai puluhan kilometer dari desa dokter Sakinah.

"Iya juga, waktu lebaran kemarin waktu saya mudik, saya melihat di desa saya sudah berdiri Puskesmas Pembantu, yang ditangani oleh tenaga kesehatan, ada dokter, mantri, bidan dan perawat, malah keponakan saya yang bidan juga bekerja di sana".

"Itulah pemerataan di bidang kesehatan, pemerintah sudah membangun fasilitas kesehatan ke pelosokpelosok desa agar masyarakat bisa terlayani dalam bidang kesehatan, agar masyarakat semakin sehat, cerdas dan sejahtera, suatu ketika dokter mungkin juga akan kembali ke desa, Insya Allah," kata saya sambil pamit ke dokter Sakinah karena waktu sudah cukup malam

"Makasih bapak, atas obrolannya, saya sudah plong sekarang, salam untuk ayahnya, besok sudah bisa diajak pulang ayahnya," kata dokter Sakinah

"Alhamdulillah, makasih bu dokter, saya pamit dulu, Assalamualikum".

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarokatuh," kata dokter Sakinah

*****

Kota Pudak, 7 Desember 2o22

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun