Jalanan mengombak tanpa suaraÂ
Desir angin berbisik merdu mendayu
Dinginnya menembus kisi jendela hati terdalamÂ
Burung-burung merinai lembut di antara reranting pohon
Settitik mutiara merana di hamparan padang ilalangÂ
Pendam sejuta asa yang tak sempat berulang
Embusan bayu belai dedaunanÂ
Gemerisik nyanyian ranting belah kesunyian
Awan putih menghitam pekat naungi cakrawalaÂ
Rintik hujan mulai taburi tanah penuh debuÂ
Kisahkan kenangan tentang rindu
Setitik mutiara memendam semua dendam rinduÂ
Rindu tak tersampaikan oleh senja jingga
Aku selalu menunggunya saat rintik hujan mulai redaÂ
Pesona indah mewarna hiasi cakrawala
Sejenak buatku terpaku di dinginnya bayuÂ
Dia datang di saat kumerapuh
Hadirnya memberiku kebahagiaan walau sekejap
 Sama sepertimu yang datang saat ku rapuhÂ
Memberiku warna di hati sesaat, tidak selamanyaÂ
Lalu kau pergi tinggalkan asa
Membawa warna warni indah pesonanya
*****
Kota Pudak, 7 Desember 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H