Â
Perjalanan Pak Guru di Tanah Suci (bagian-32)
Udara sejuk kota Madinah yang damai selalu mengingatkan Pak Guru dengan kenangannya ketika berada di sana. Ia kembali teringat beberapa kunjungan wisata di Madinah, sambil menunggu antri jadwal kepulangan jamaah haji gelombang 2. Saat itu jadwal acara KBIH Bryan Makkah Surabaya setelah shalat subuh adalah Wisata mengunjungi 2 tempat yang sering jadi tujuan wisata jamaah haji dan umrah ketika berada di Madinah. Dua tempat itu adalah Kebun Kurma (sudah penulis ceritakan di episode sebelumnya) dan Jabal Magnet.
Pak Guru dan rombongan KBIH Bryan Makkah pada musim haji 2016 sebanyak 245 jamaah dan terbagi menjadi 5 kelompok, tiap kelompok menggunakan 1 bus sehingga ada 5 bus yang berangkat wisata ke dua obyek tersebut. Jamaah masuk ke dalam bus dengan tertib, setelah semua siap bus meluncur ke kebun Kurma yang jaraknya sekitar 2,5 km dari pemondokan jamaah.
Seperti diketahui kebun kurma di Madinah banyak sekali dan menghasilkan kurma berbagai macam jenis kurma, para jamaah disambut oleh penjual kurma yang fasih berbahasa Indonesia dan menawarkan berbagai jenis kurma yang terkenal, salah satunya adalah kurma Ajwa, kurma Nabi yang secara fisik warnanya hitam dengan ukuran yang sedang, tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil, rasanya sangat manis.
Berkunjung ke kebun kurma, jamaah dimanjakan oleh pemilik kebun kurma sekaligus toko yang menjual aneka jenis kurma yang ada di dunia. Pak Guru dan pengunjung lainnya boleh mencicipi, memakan buah kurma yang disediakan oleh pemilik toko. Pelayanan yang ramah dari karyawan membuat pengunjung betah dan lapar mata untuk membeli dan membeli lagi. Jamaah kadang membandingkan dengan harga di Indonesia dan harga di luar kebun kurma. Semua kembali pada selera masingmasing.
Setelah hampir 1 jam di kebun kurma perjalanan dilanjutkan ke Jabal Magnet, letaknya sekitar 60 km arah Utara Kota Madinah, dalam waktu satu jam perjalanan rombongan tiba di Jabal Magnet atau Gunung Magnet.
Pak Guru sangat tertarik dengan keberadaan Jabal Magnit ini. Kalau dulu ia hanya mendengar dari teman atau kerabat yang pulang dari ibadah haji dan umrah, kali ini ia bisa membuktikan sendiri dan menceritakan pengalamannya kepada orang lain.
Akhirnya Pak Guru membuktikan kebenaran itu dari dalam bus. Sebelumnya pembimbing rombongan Pak Guru, yaitu KH. Imam Hambali menjelaskan bahwa Jabal Magnet merupakan gunung yang mempunyai kekuatan atau daya magnet sehingga bisa menarik bendabenda logam termasuk di bis atau kendaraan lain bias tertarik ke atas meskipun kendaraan dalam kondisi gigi nol.
Komplek Jabal Magnet terdapat gununggunung yang berdiri tidak terlalu tinggi dan di situlah kekuatan magnetnya berada 3 km sebelum sampai di sana semua penumpang khususnya yang berdekatan dengan sopir ingin membuktikan fenomena tersebut. Sopir memposisikan gigi kendaraan pada posisi nol, sementara jalanan menuju ke Jabal Magnet mulai menanjak, kecepatan awal 20 km, terus naik 40 km, 60 km, Sopir sengaja tidak menginjak rem bis, kecepatan terus naik 80 km sampai pada 100 km, sopir mulai menginjak pedal rem karena menurut sopir kecepatan maksimal bias sampai 120 km/jam kendaraan melaju ke atas, Subhanallah, dalam keadaan naik ke atas Jabal Magnet kendaraan berjalan dengan sendirinya.
Apa itu Jabal Magnet? Jabal Magnit dikenal juga sebagia lembah Jin. Sementara warga kota Madinah tidak banyak yang tahu tentang fenomena alam yang ada di Jabal Magnet dan baru ditemukan sekitar sepuluh tahun yang lalu. Para mukimin yaitu penduduk asal Indonesia yang bermukim di Madinah menyampaikan bahwa di daerah itu yang dikelilingi oleh bukitbukit berwarna putih itu dikenal dengan nama Wadi Al Jinn (Lembah Para Jin).
Konon, mereka (para Jin) tidak mau tempatnya diusik sehingga mobil ditarik ke atas bukit dan di sana hanya beberapa saat kemudian setelah (berfoto dan beristirahat) beberapa saat mereka akan kembali ke Madinah. Itulah fenomena alam yang ada di Madinah, tentunya hanya Allah saja yang mengetahui rahasia alam tersebut.
Kenangan ini bagi Pak Guru sulit untuk dilupakan. Semakin tebal iman dan keyakinannya bahwa Allah Maha Pencipta.
Kota Pudak Gresik, 6 Agustus 2022.
Semua kisah perjalanan Pak Guru ada di buku karya penulis dengan judul Pak Guru Menjadi Tamu Allah (2018)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H