Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - Guru MTsN 4 Kota Surabaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulislah dengan hati niatkan untuk berbagi kebaikan semoga karyamu abadi dan menjadi ladang jariyah. Penulis 11 buku tunggal antara lain Pak Guru Menjadi Tamu Allah dan Membingkai Waktu, serta 70 buku Antologi

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Menikmati Kurma Ajwa di Kebunnya

4 Agustus 2022   19:58 Diperbarui: 4 Agustus 2022   20:18 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perjalanan Haji Pak Guru hari ke-32

Kali ini Pak Guru mau berbagi pengalamannya tentang perjalanan wisata ke perkebunan kurma yang terletak di sebelah selatan kota Madinah. Salah satu jenis kurma yang paling terkenal adalah kurma  Ajwa atau yang lebih dikenal dengan kurma Nabi.

Kurma adalah buah yang identik dengan Arab, buah kurma bisa tumbuh dan berbuah di daerah yang beriklim subtropis seperti di wilayah Arab dan Timur Tengah. Kurma juga identik dengan ibadah haji atau umrah, identik dengan hidangan berbuka puasa, identik dengan sajian tasyakuran haji atau umrah. Setelah melaksanakan ibadah haji dan umrah di Mekkah dan Madinah.

Ya buah kurma memang adanya di Arab Saudi dan negaranegara di Timur Tengah seperti, Mesir, Sudan, Tunisia, Irak, Iran, dan negara Timur Tengah lainnya. Di Arab Saudi pun tidak semua kota memiliki kebun kurma, termasuk di Mekkah, jarang kita jumpai tanaman atau kebun kurma. Madinah adalah tempat perkebunan kurma yang terbesar di Arab Saudi.

Bagaimana dengan asal muasal kurma Ajwa? Dikisahkan bahwa asalusul adanya buah kurma Ajwa ini hasil dari biji kurma yang ditanam oleh Nabi sendiri. Buah kurma itu sendiri asalnya dari Malaikat Jibril. Diceritakan saat itu Rasulullah SAW sedang berpuasa, makanan untuk berbuka puasa tidak ada sama sekali.

Malaikat Jibril yang melihat keadaan Rasulullah SAW sedemikian merasa sedih lalu ia memohon kepada Allah SWT supaya mengaruniakan sesuatu makanan berbuka puasa, lalu Allah SWT yang Maha Mengetahui segalanya memperkenankan permintaan malaikat Jibril tersebut dan diberikanlah buah kurma yang istimewa ini untuk Rasulullah SAW berbuka puasa.

Setelah kurma dimakan lalu bijinya ditanam oleh Rasulullah. Sejak itulah kurma Ajwa tumbuh subur di Madinah hingga saat ini. Kurma Ajwa jadi andalan petani kurma karena kurma yang berwarna hitam, tidak terlau manis dan rasanya kenyal diyakini bisa menjadi penangkal sihir dan gangguan penyakit lainnya. Seperti hadis berikut ini, "Barangsiapa yang memakan 7 butir kurma di pagi hari, maka pada hari itu ia tidak akan terkena racun atau sihir".

Pak Guru unuk melengkapi pengetahuannya tentang kurma dan juga bagian dari tadabur alam, ia dan rombongan berada di kebun kurma milik milik keluarga Abdul Rahman Al Harby, yang luasnya sekitar 25 hektar tersebut terdapat sekitar 1.600 pohon kurma dan panen setahun sekali. Letak perkebunan kurma ini di sebelah Timur masjid Quba di Madinah, tiap pohon kurma ketika panen menghasilkan buah kurma antara 150200 kg. Subhanallah.

Kebun kurma ini dikelola secara turun temurun. Menurut pemiliknya kebun itu sudah ada sejak zaman Nabi Muhammad SAW dan dilengkapi dengan toko kurma dan makanan hasil olahan dari bahan bakunya serba kurma seperti kurma berbalut coklat, dodol kurma, dan lainlain. Toko itu juga dilengkapi aneka makanan khas yang ada di Timur Tengah seperti minyak Zaitun, buah Tin, dan juga kurma muda dan segar.

Kurma yang ditanam di perkebunan kurma ini ada beberapa jenis antara lain kurma Sakaree, Kurma Degleet, termasuk juga kurma Ajwa (Kurma Nabi), kurma yang berwarna hitam yang sangat terkenal tersebut.

Karena Pak Guru mengetahui khasiat dari kurma Ajwa, maka ia pun membeli kurma Ajwa sebanyak 3 kilo sebagai oleholeh untuk keluarga dan kerabatnya di tanah air.

Istanaku, 4 Agustus 2022

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun