Mohon tunggu...
Ahmad Syaihu
Ahmad Syaihu Mohon Tunggu... Guru - Guru MTsN 4 Kota Surabaya
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Menulislah dengan hati niatkan untuk berbagi kebaikan semoga karyamu abadi dan menjadi ladang jariyah. Penulis 11 buku tunggal antara lain Pak Guru Menjadi Tamu Allah dan Membingkai Waktu, serta 70 buku Antologi

Selanjutnya

Tutup

Diary

Pertama Kali Melihat Kakbah, Meleleh Air Mata

26 Juni 2022   12:47 Diperbarui: 26 Juni 2022   13:21 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 Labbaik Allahumma Labaik, Labbaik Laa Syariikalaka Labbaik". Kalimat itu dilantunkan Pak Guru dan istrinya berulang kali saat melihat Ka'bah pertama kali. Air matanya berlinang penuh haru karena ia dan istri bisa menyempurnakan rukun Islam yang diwajibkan Allah SWT.

Di musim haji tahun 2016 atau bertepatan dengan tahun 1437 Hijriah, Pak Guru mendapat panggilan menjadi tamu Allah SWT. Ia dan istrinya bisa melaksanakan ibadah haji ke Haram Makkah dan Madinah. Masa penantian sejak ia mendaftar tahun 2009, terbayar sudah dengan kenikmatan dan keberkahan ketika akhirnya ia dan istrinya selesai menunaikan ibadah haji.

Pak Guru dan rombongan masuk dalam kelompok haji gelombang 2, di mana rombongannya langsung menuju Mekkah. Suasana Mekkah sudah padat, karena jelang hari Arofah seluruh jamaah haji melakukan wukuf di padang Arafah.

Rombongan Pak Guru yang masuk dalam kloter 36 embarkasi Surabaya, berangkat pada tanggal 24 Agustus 2016. Sebelum puncak haji di Arafah Pak Syaihu melaksanakan umrah terlebih dahulu, di mana semua rukun, wajib, dan sunnah umrah bisa dilaksananakan sesuai dengan tuntunan ketika manasik di Surabaya.

Hati Pak Guru bergetar ketika melihat Ka'bah pertama kali. Ka'bah yang selama ini hanya dibayangkan, sekarang berada di dekatnya, bahkan Pak Guru tawaf mengelilinginya. Pada awal Pak Guru tiba di Mekkah, rombongan segera melaksanakan umrah wajib yang pertama yaitu umrah yang dilaksanakan pertama kalinya ketika datang ke kota Mekkah. Layaknya jamaah umrah lainnya, Pak Guru memakai pakaian ihram, dilanjutkan dengan niat umrah dan pergi menuju ke Masjidil Haram.

Pak Guru ingin membuktikan apa yang pernah dibaca dan diyakininya selama ini. Ketika ia masuk ke Masjidil Haram ia melihat Kakbah, bangunan yang berada di tengah yang dibangun oleh Nabi Ibrahim A.S. dan putranya Nabi Ismail AS.

Kakbah adalah bangunan yang berbentuk segi empat yang terdiri dari tumpukan batu berwarna hitam dan dilengkapi dengan Multazam, atau pintu Ka'bah. Ada Hajar Aswad yang merupakan bongkahan batu dari Surga, dan Hijr Ismail. Masih di sekitar Kakbah, ada Maqam Ibrahim yaitu batu yang merupakan pijakan kaki Nabi Ibrahim AS ketika membangun Kakbah.

Bangunan tersebut tampak megah dan sakral. Pak Guru datang untuk memenuhi panggilan Allah. Pak Guru kembali menangis penuh haru. Ada kerinduan yang terpendam selama 49 tahun, sepanjang usianya di dunia. Ia bersyukur bisa beribadah, mendekat pada Kakbah, thawaf 7 putaran, shalat di dekat Maqom Ibrahim, dan meminum airzamzam yang tak pernah surut walau jutaan manusia mengkonsumsinya setiap saat.

Pak Guru dengan penuh harap berdoa, semoga kelak ia sebagai pengikut Rasulullah bisa menemui Beliau di akherat kelak. Selesai Sa'i Pak Guru berdoa, dan puncak doa Pak Guru ketika berada di Arafah bersama jutaan umat Islam di seluruh dunia yang sedang ibadah haji tahun itu.

Padang Arafah dengan dengan pakaian ihram yang sama, warna putih semua, para jamaah mengumandangkan dzikir dan mengagungkan Allah SWT, merendahkan diri sebagai mahluk yang sangat kecil, amat kecil seperti pasir, di sekitar tempat wukuf padang Arafah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun