Puasa memerlukan kesadaran penuh terhadap tindakan yang dilakukan sepanjang hari, mulai dari menjaga niat hingga memantau perilaku selama berpuasa. Konsep ini sangat selaras dengan pendekatan mindfulness dalam psikoterapi modern, yang mengajarkan individu untuk hadir sepenuhnya dalam momen saat ini dan menyadari setiap pikiran, perasaan, serta tindakan tanpa memberikan penilaian.
       Dengan melakukan puasa, pasien dalam psikoterapi diajak untuk lebih introspektif, memperhatikan diri sendiri dengan cara yang lebih mendalam, serta menemukan makna di balik setiap tindakan dan pilihan yang diambil. Ini dapat membantu pasien yang mengalami gangguan kecemasan atau stres kronis untuk lebih sadar akan pola pikir dan perasaan mereka, sehingga dapat memanage tekanan hidup dengan lebih baik.
3. Detoksifikasi Mental dan Spiritual
      Selain bermanfaat secara fisik, puasa juga dapat berfungsi sebagai detoksifikasi mental dan spiritual. Dengan mengurangi asupan makanan, individu mengurangi beban sistem pencernaan, yang dapat berdampak positif terhadap kesehatan otak. Pada saat yang sama, puasa memberikan kesempatan bagi individu untuk berhenti sejenak dari rutinitas, merenung, dan membersihkan pikiran dari kebisingan sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H