"Pak, adakah buku baru yang bisa kami baca? "
" Semakin maju seseorang, maka minat untuk menelisik ke pedalaman semakin berkurang "
Ungkapan itu mungkin berlaku bagi sebagian orang yang enggan melirik kampung halaman atau tinggal di pedalaman. mengingat banyak masyarakat pedesaan sekarang ini yang melakukan urbanisasi entah untuk kebutuhan dinas, mencari kerja, mengembangkan bakat, memajukan bisnis secara mandiri atau untuk sekedar mencoba mengadu nasib di kota dengan tanpa mempersiapkan bekal dan bakat.
Padahal, dari pedesaan lah Negara bisa memenuhi kehidupan pangan warganya.
Padahal, dari kampung lah orang-orang yang mempertahankan Nasionalisme di perbatasan Negara.
Namun mengapa, kita sebagai orang kota enggan menghampiri mereka atau hanya sekedar  mendengarkan keluh kesah anak-anak pedalaman yang sedang dalam masa pendidikan pun kita enggan.
Cobalah menengok mereka yang berada di perkampungan, kan kita kecil dahulu di besarkan di kampung dengan udara yang minim dari polusi.
Cobalah mendengar keluhan dan saran mereka yang berada di pedesaan,biarkan mereka bercerita tentang indahnya Indonesia di wilayah mereka, kita akan bangga dengan hal kecil itu.
Cobalah memeluk anak-anak pedalaman, mereka akan memberi kita energi positif sebab kita berikan mereka juga dengan penuh kehangatan.
Sebab anak-anak di pedalaman minat belajar nya sangat tinggi. namun tak dapat di pungkiri beberapa dari mereka masih buta aksara, sehingga di manfaatkan oleh segelintir orang untuk membodohi anak-anak, masyarakat untuk merampas hak pendidikan dan ekonomi setempat. bahkan di pedalaman Kalimantan, saking anak-anaknya mempunyai minat baca yang tinggi mereka sering berkata kepada para pengajar di sana.
"Pak, adakah buku baru yang bisa kami baca? "