Mohon tunggu...
Ahmad Suhendra
Ahmad Suhendra Mohon Tunggu... Santri -

Lahir di Bogor, Pesantren di Bekasi, Kuliah di Yogyakarta dan Tinggal di Tangerang

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Seksualitas Perempuan: Ketegaran Para Single Parent

21 Mei 2012   18:03 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:00 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Selalu ada yang baru dan atau berbeda tulisan mengenai perempuan. Akan tetapi, kondisi dan model superioritas-patriarkal masih membayangi perempuan. Perempuan selalu menjadi 'objek' bagi ketidak-kuasaan negara dan penafsiran ajaran agama dalam memposisikan dan menyikapi perempuan. Hal itu tentu menjadi suatu momok tersendiri bagi hak-hak perempuan yang termarginalkan. Penderitaan perempuan tidak sampai di situ, ketika seorang suami meninggalkannya, perempuan pun menjadi tonggak anak/keluarganya. Dengan kondisi demikian, pemarginalan pun masih ditujukan kepada sang perempuan. Di daerah penulis, ketika seorang perempuan ditinggal suaminya, disebut janda, terdapat anggapan bahwa perempuan itu mudah untuk diajak 'selingkuh' seksual. Bahkan, ketika penulis berada dalam kendaraan umum, supir mobil itu ngobrol dengan seorang laki-laki di sampingnya perihal sesuatu yang 'menjelekkan' sang janda. Dengan demikian, perempuan masih terbelenggu dalam 'marginalisasi-seksualitas-patriarkal'. Padahal, seorang perempuan single parent (istri) merasakan tanggung jawab yang besar seperti halnya laki-laki (suami). Mereka harus 'memutar otak' untuk mengurusi masalah domestik sekaligus masalah publik. Oleh karena itu, perempuan harus kita hormati saat di wilayah domestik, dan kita sejajarkan dalam aspek sosial atau dalam wilayah publik. Caranya dengan memberikan pelatihan dan sosialisasi kepada perempuan-perempuan masyarakat 'bawah'.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun