Penulis: Ahmad Suhaemi
Di tengah gemuruh teknologi yang terus berkembang pesat, minat baca masyarakat seringkali terpinggirkan. Generasi muda semakin tergoda dengan hiburan instan seperti media sosial, game, dan konten video yang menarik perhatian mereka dalam sekejap. Namun, di balik gemerlapnya teknologi, pentingnya membaca tidak boleh dilupakan. Data dari Badan Pusat Statistik (BSP) menunjukkan bahwa jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2023 sebanyak 278,69 juta jiwa. Namun, sangat disayangkan, hal ini berbanding terbalik dengan jumlah minat bacanya.
Dilansir dari data UNESCO, hanya 0,001% masyarakat Indonesia yang memiliki minat baca. Hal itu berarti, dari 1000 orang Indonesia, hanya 1 orang yang suka dan aktif membaca. Selain itu, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Program of International Student Assessment (PISA) pada tahun 2019, minat baca Indonesia menempati peringkat ke-62 dari 70 negara. Dengan kata lain, Indonesia masuk dalam bagian 10 negara yang memiliki tingkat literasi terendah di antara negara-negara yang disurvei.
Membaca merupakan jendela dunia yang membuka wawasan, memperluas pemikiran, dan mengasah kemampuan kritis. Dengan membaca, seseorang dapat menjelajahi berbagai cerita, pengalaman, dan pengetahuan yang tidak terbatas. Ini memberikan kesempatan untuk belajar dari pengalaman orang lain, memperkaya kosa kata, dan memperluas pandangan tentang dunia.
Namun, rendahnya minat baca masyarakat menjadi tantangan serius. Banyak faktor yang mempengaruhinya, mulai dari kurangnya akses terhadap bahan bacaan yang berkualitas, kurangnya waktu luang akibat kesibukan sehari-hari, hingga kurangnya kesadaran akan pentingnya membaca dalam pengembangan diri.
Bagi generasi muda, membaca menjadi kunci untuk mempersiapkan masa depan yang cerah. Di era informasi saat ini, kemampuan membaca dengan pemahaman yang baik menjadi keterampilan yang sangat berharga. Dengan membaca, mereka dapat mengasah kemampuan berpikir kritis, meningkatkan daya imajinasi, dan memperluas wawasan mereka tentang berbagai bidang pengetahuan.
Selain itu, membaca juga membantu meningkatkan kemampuan komunikasi, menulis, dan pemecahan masalah. Dengan memiliki kemampuan ini, generasi muda akan lebih siap menghadapi tantangan masa depan, baik di dunia pendidikan maupun dunia kerja.
Oleh karena itu, perlu adanya upaya bersama dari berbagai pihak, mulai dari keluarga, sekolah, pemerintah, hingga masyarakat umum, untuk meningkatkan minat baca generasi muda. Pembangunan perpustakaan yang memadai, penyediaan akses terhadap bahan bacaan yang bervariasi dan menarik, serta penyelenggaraan program-program literasi yang kreatif dan menarik dapat menjadi langkah awal yang efektif.
Tidak hanya itu, penting juga untuk membangun kesadaran akan manfaat membaca dan mengubah persepsi bahwa membaca adalah kegiatan yang membosankan. Dengan pendekatan yang tepat dan kreatif, membaca dapat menjadi kegiatan yang menyenangkan dan memikat bagi generasi muda.
Dengan demikian, hanya dengan meningkatkan minat baca masyarakat dan memberikan perhatian yang cukup terhadap pentingnya membaca bagi generasi muda, kita dapat memastikan bahwa masa depan mereka akan cerah dan penuh dengan potensi yang tak terbatas.