19. Dahulu kita sangat bangga jika bisa demo besar-besaran mengepung kedubes AS di Jakarta menentang kebijkan standard ganda mereka terhadap negeri-negeri muslim, terutama di Palestina, Irak, dan Afganistan, tapi sekarang rute demo PKS sudah dirubah permanen. Pindah dari Monas, Patung Kuda dan akhirnya HI atau sebaliknya. Kedubes AS sudah tidak akan pernah menjadi target demo PKS lagi. Dan teriakan, "Amerika Amerika.. Terorist Terorist..". Jaminan mutu, sudah tidak akan terdengar lagi
20. Kini PKS sudah kehilangan sibghoh dakwahnya. Qiyadahnya lebih memilih melalui jalur taklimat qoror untuk mencuci otak kadernya, mereka sudah tidak berselera dengan tabayun dan diskusi para asatidz. Qorornya pun jelas: "Jika antum masih mengkritisi PKS, silahkan antum keluar saja. Gabung dengan partai atau jamaah lain atau buat jamaah baru, lalu kita berfastabikul khoirot". Masya Allah..
Begitu indah sebuah untaian penuh hikmah dari hamba Allah yang sholeh. Ibnu Mas'ud mengatakan, "Jadikakanlah qudwah itu orang yang sudah mati, karena orang yang hidup, tidak pernah aman dari fitnah"
Perlu antum fahami saudaraku, demikianlah tadi keistimewaan PK (sekarang PKS) dibanding dengan partai lain. Saya juga sudah memberikan sedikit catatan ringan tentang beberapa perubahan yang terjadi selama ini. PKS masih bisa menjadi agent of change asal mau memperbaiki diri, PKS bisa meraih kemenangan jika mau bersabar dalam mentarbiyah umat, PKS tetap menjadi simpati rakyatnya jika tetap menjaga citra positif sebagai partai yang bersih dan peduli dengan memperjuangkan nilai-nilai moral, dan PKS pun akan senantiasa menjadi harapan bagi kadernya jika tetap menjaga kemurnian dakwah -asholah-, khittah perjuangan dan kesucian dakwahnya. PKS tidak boleh istijal (terburu-buru) dalam meraih kemenangan dakwahnya. Walaupun mihwar dakwah begitu cepat, tribulasi dakwah begitu luar biasa dan tuntutan dakwah begitu besar. Ingatlah saudaraku, kita ini hendak berdakwah dan mentarbiyah umat. Membina dan mendidik masyarakat adalah misi utama para nabi dan rasul, misi utama dalam jamaah kita
Perlu antum fahami saudaraku, tidak boleh alat (washilah-partai) menjadi tujuan dakwah, tidak boleh kursi kekuasaan menjadi ukuran kemenangan dakwah dengan mengabaikan aspek tarbiyah islamiyah dikampus dan masyarakat. Bukankah dakwah Rasulullah itu bermula dari pembinaan pribadi, keluarga dan masyarakat? Bukankah Imam Hasan Albanna dalam marotibul 'amalnya mengatakan hal yang serupa?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H