Mohon tunggu...
Ahmad Sobari
Ahmad Sobari Mohon Tunggu... Guru - SMPN 1 Tajurhalang

Saya seorang guru IPA di Kabupaten Bogor, senang berolahraga lari dan sepeda serta menyukai traveling dan kuliner

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Eutrofikasi di Danau Cilala

13 Oktober 2024   16:18 Diperbarui: 13 Oktober 2024   16:26 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Dokumen Pribadi Penulis)
(Dokumen Pribadi Penulis)

Danau adalah suatu wilayah yang berbentuk cekungan besar di permukaan bumi yang terisi oleh air, baik itu air tawar atau air asin, dan dikelilingi oleh daratan. Menurut LIPI total danau yang ada di Indonesia saat ini ada sebanyak 5.807 danau yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia, dengan kategori danau alami (1.022), danau buatan (1.314), dan 3.471 danau yang belum teridentifikasi dalam kategori tersebut. LIPI juga mengelompokkan danau-danau di Indonesia berdasarkan identitas danau yakni danau yang sudah memiliki nama dan yang belum memiliki nama. Dari total 5.807 sebaran danau di Indonesia, sebanyak 2.038 danau sudah memiliki nama dan sisanya sebanyak 3.769 danau belum memiliki nama. Salah satunya adalah Danau Cilala yang terletak di kawasan Perumahan Telaga Kahuripan, Desa Jampang, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.

Sumber air di dalam danau dapat berasal dari mata air bawah tanah, air sungai, air hujan, atau kombinasi ketiganya. Karena sumber air yang alami, kualitas air di danau umumnya sangat baik dan jernih. Hal ini menjadikan danau sebagai tempat yang ideal bagi berbagai jenis flora dan fauna air. Selain itu, danau juga sering dihuni oleh berbagai spesies ikan. Air yang jernih dan kaya akan oksigen menjadi habitat yang sempurna bagi ikan-ikan tersebut. Oleh karena itu, situ sering menjadi tempat favorit bagi para penggemar memancing. Banyak pengunjung yang datang ke situ untuk menikmati kegiatan memancing sambil menikmati keindahan alam sekitar. 

Danau dapat dijadikan sebagai tempat budidaya perikanan, sumber air bagi makhluk hidup sekitar, pengendali banjir dan erosi, dan juga sebagai objek wisata. Danau Cilala juga dijadikan tempat bersantai bagi masyarakat sekitar terutama di sore hari dan hari libur. Masyarakat yang menuju ke danau ini biasanya menggunakan kendaraan pribadi karena letaknya di pinggir jalan yang tidak dilalui angkutan umum. Namun disayangkan, kondisi danau Cilala saat ini sangat mengkhawatirkan karena seperti tidak terawat.

Danau Cilala mengalami Eutrofikasi sangat parah. Eutrofikasi adalah pencemaran air yang disebabkan oleh nutrisi yang berlebihan ke dalam ekosistem air mengakibatkan tidak terkontrolnya pertumbuhan tumbuhan air. Eutrofikasi didefinisikan sebagai proses meningkatnya zat-zat pada perairan, terutama fosfor dan nitrogen, tetapi elemen lain juga seperti potassium, silikon, mangan, dan kalsium sehingga pertumbuhan tumbuhan air tidak terkontrol (blooming).  Bahan organik yang muncul di dalam air, kemudian didekomposisi oleh bakteri dapat mengakibatkan penurunan kadar oksigen. Padahal, makhluk hidup membutuhkan oksigen untuk kelangsungan hidup. Apabila tidak ada oksigen, tidak bisa melakukan proses pernapasan dan metabolisme dalam tubuh.  Eutrofikasi juga dapat meningkatkan kandungan amonia di dalam air. Senyawa ini bersifat toxic bagi kelangsungan hidup berbagai biota air. 

Eutrofikasi menjadi ancaman bagi ekosistem air, hinga saat ini Oktober 2024 pertumbuhan eceng gondok memenuhi hampir 90% area danau. Rapatnya pertumbuhan eceng gondok menghalangi sinar matahari yang masuk ke dalam air. Sehingga, mengurangi proses pembentukan oksigen di dalam air. Makhluk hidup di dalam air menjadi kurang berkembang mengakibatkan gangguan ekosistem pada danau. Akibatnya, jumlah produksi ikan yang ada pada tambak-tambak menurun.

Selain mengurangi jumlah produksi ikan, kualitas air yang ada di danau Cilala juga menurun. Penambahan senyawa nitrogen dan fosfor menyebabkan penurunan kualitas air danau perlahan berubah. Padahal, nitrogen dan fosfor adalah zat hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Apabila berlebihan berpengaruh pada mutu kualitas air di danau. Dominasi mikroalga berdampak pada kualitas air yang mengganggu fungsi dari danau, yaitu sebagai penyedia air baku.

Pada sebagian orang, danau dijadikan sebagai tempat rekreasi atau wisata. Jika area danau sudah tercemar dapat menurunkan aspek estetika dari fungsi danau. Transparansi, warna, dan bau mengakibatkan menurunnya daya tarik wisatawan untuk berkunjung kesana. Perlu adanya revitalisasi Danau oleh Pemerintah Setempat atau mungkin Pemerintah Kabupaten Bogor maupun Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Karena jika dibiarkan terus menerus, maka danau sebagai budidaya perikanan, sumber air bagi makhluk hidup sekitar, pengendali banjir dan erosi, dan juga sebagai objek wisata menjadi tidak berfungsi dengan baik.

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun