Mohon tunggu...
Ahmad Sukadi
Ahmad Sukadi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta dan konten kreator

Seorang wiraswasta yang suka bikin konten

Selanjutnya

Tutup

Money

Bermodal 200 Ribu, Kini Sukses Jadi Pengusaha Kaos dengan 30 Karyawan

26 Desember 2021   14:25 Diperbarui: 26 Desember 2021   14:42 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Sebagian besar orang masih beranggapan bahwa faktor penentu kesuksesan adalah privilege. Padahal anggapan ini tidak selamanya benar, banyak orang yang ketika memulai usahanya tidak memiliki privilege itu. Bahkan beberapa diantaranya memulainya dengan keterbatasan, namun dengan kerja keras dan doa yang rajin ia panjatkan ia mampu membuktikan kesuksesannya.

Salah satunya adalah sosok Apsasi Annisa Romas, seorang pengusaha vendor sablon kaos di daerah Gunung Pring, Muntilan Magelang ini yang kami kutip dari Youtube Channel DNTrust. 

Bersama sang suami, wanita yang juga sering dipanggil Anis ini memulai usahanya pada tahun 2014 hanya dengan bermodalkan uang Rp 200 ribu rupiah yang ia kumpulkan dari berjualan cilok dan suaminya yang menjadi seorang buruh sablon.

Menyadari bahwa ia berasal dari keluarga yang biasa saja sehingga tidak mampu melanjutkan kuliah, Anis awalnya memutuskan untuk merantau ke Batam setelah lulus dari sebuah SMA favorit di kota Muntilan. 

Ditempat kerjanya di Batam inilah Anis belajar banyak tentang bisnis yang kelak akhirnya ia terapkan di Perusahaannya saat ini. Setelah 2 tahun merantau di Batam, Anis kemudia memutuskan untuk pulang kampung dan menikah. Selepas menikah ia tidak hanya tinggal diam di rumah, untuk membantu perekonomian keluarga ia berjualan cilok dari SD ke SD dengan penghasilan sebesar 20 ribu perhari.  

Dengan  penghasilan suami yang bekerja sebagai buruh sablon dan penghasilannya dari berjualan cilok ini, ternyata ia merasa tidak mampu mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Bahkan tak jarang mereka tidak mampu untuk membeli beras. Oleh karenanya anis mendorong suaminya untuk memulai usahanya sendiri.  

Berbekal uang Rp 200 ribu yang ia kumpulkan selama ini, akhirnya mereka memberanikan diri untuk memulai usahanya pada tahun 2014.

Ia mulai menghubungi beberapa temannya untuk mempromosikan usahanya, dari beberapa temannya kemudia ia mulai memperoleh pesanan sedikit demi sedikit. Sampai kemudian sebuah kesempatan yang tidak ia sangka mulai datang, ia dipercaya untuk menggarap proyek pengadaan kaos yang datang dari seorang promotor otomotif Helmy Sungkar. 

Ia mengakui bahwa sebenarnya pada saat itu ia belum memiliki kemampuan yang mumpuni untuk mengerjakan pesanan besar saat itu, beberpa pekerjaan masih ia kerjakan ditempat lain. Namun ia memiliki keyakinan bahwa ia mampu untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik. 

Akhirnya pesanan 600 kaos dari Helmy Sungkar mampu ia selesaikan dengan baik secara tepat waktu. Dari sanalah akhirnya usahanya semakin berkembang dan berkembang hingga akhirnya kini ia mampu mempekerjakan 30 orang karyawan dan telah memiliki 5 tempat produksi.

Meskipun pesanan yang masuk mulai banyak, akan tetapi usahanya tidak selalu berjalan mulus. Beberapa kali ia ditipu pelanggannya hingga berkali-kali. Beberapa pesanan yang sudah diambil tidak dilunasi bahkan si pemesan menghilang setelah membawa barang yang ia pesan.  Bahkan, jika dikumpulkan total kerugian yang ia tanggung mencapai lebih dari Rp 250 juta. Akan tetapi kerugian-kerugian tersebut tidak membuatnya berhenti, ia justru mengambil pelajaran dari kerugian tersebut untuk membuat sistem yang lebih baik lagi.

Kesuksesan yang ia raih saat ini tidak membuatnya lupa diri. Kekurangan yang ia rasakan sebelum mencapai sukses, selalu menjadi pengingat bagi dirinya dan suaminya untuk peduli kepada orang lain. Ia selalu berusaha untuk menyisihkan penghasilan yang mereka dapatkan untuk membantu mereka yang membutuhkan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun