Mohon tunggu...
Ahmad Sirfi Fatoni
Ahmad Sirfi Fatoni Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Saya seorang dosen di Prodi Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Bahasa dan Sastra, Kampus Universitas Negeri Makassar. Hobi saya adalah bermain sepak bola, futsal, catur, sepak takrow, bola voli, membaca, menulis, jalan-jalan, hang out, main playstation, menjelajah dan semacamnya. Minat keilmuan saya yaitu ilmu nahwu, sharaf, balagah, semantik dan sastra Arab. Saya suka menulis isu-isu terkait bahasa, sastra maupun wacana bahasa Arab. Di samping itu, saya juga tertarik untuk mengupas isu-isu terkini dan aktual baik terkait isu sosial, politik, ekonomi maupun budaya di level nasional dan internasional.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengasuhan dan Pendidikan kepada Anak di Era Digital

17 Desember 2024   20:05 Diperbarui: 17 Desember 2024   20:05 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pengasuhan dan pendidikan anak di era digital memerlukan pendekatan yang adaptif untuk memastikan anak-anak mendapatkan manfaat positif dari teknologi sekaligus terlindungi dari risiko yang mungkin timbul. Di zaman digital, pola pengasuhan dan pendidikan kepada anak harus diubah dari pola lama. Hal itu karena, zaman sekarang sudah serba digital dan serba teknologi yang merubah segala aspek dalam kehidupan, termasuk pola pengasuhan dan pendidikan kepada anak. Berikut adalah beberapa aspek penting dalam pengasuhan dan pendidikan anak di era digital:

1. Pemahaman Teknologi

  • Orang tua perlu melek teknologi: Pelajari bagaimana teknologi bekerja dan dampaknya terhadap perkembangan anak.
  • Pahami tren digital: Aplikasi, media sosial, dan platform baru sering muncul, sehingga orang tua harus memahami apa yang digunakan anak-anak.
  • Ikuti perkembangan zaman dan apa yang lagi viral: orang tua dan anak perlu mengetahui apa yang lagi viral saat ini dan senantiasa mengikuti perkembangan zaman.

2. Pemberian Batasan

  • Atur waktu layar: Terapkan jadwal penggunaan gadget, misalnya, maksimal 1-2 jam sehari untuk usia tertentu.
  • Tentukan zona tanpa gadget: Misalnya, ruang makan atau kamar tidur atau kamar mandi bebas dari perangkat elektronik.
  • Konten sesuai usia: Pastikan anak hanya mengakses konten yang sesuai dengan usia mereka melalui filter dan kontrol orang tua.
  • Senantiasa memantau anak setiap saat dan mengawasinya dengat ketat: Pastikan anak-anak terawasi kegiatannya dengan baik dan tepat.

3. Pendidikan Digital

  • Ajarkan literasi digital: Berikan pengetahuan tentang bagaimana mencari informasi yang benar, membedakan berita palsu, dan memahami keamanan siber.
  • Privasi online: Jelaskan pentingnya menjaga informasi pribadi agar tidak dibagikan sembarangan.
  • Pahamkan tentang etika berkomunikasi di dunia digital: Pahamkan dan tanamkan kepada mereka terkait etika berkomunikasi di dunia digital secara baik dan tepat dan sedini mungkin.

4. Peran Orang Tua sebagai Teladan

  • Gunakan teknologi secara bijak: Anak-anak cenderung meniru perilaku orang tua, jadi tunjukkan cara penggunaan teknologi yang sehat, bijak dan santun.
  • Libatkan diri: Ketahui aplikasi atau game yang dimainkan anak, dan gunakan waktu ini untuk memahami minat mereka.
  • Jadilah panutan yang baik bagi anak: Kita sebagai orang tua harus bisa menjadi panutan dan figur yang baik bagi anak kita. Hal itu karena, bagaimanapun juga anak pasti meniru perilaku orang tuanya.

5. Peningkatan Interaksi Non-Digital

  • Dorong aktivitas offline: Libatkan anak dalam kegiatan fisik, seni, musik, berenang, memanah, sepak bola, bola voli, atau membaca buku.
  • Komunikasi langsung: Ciptakan waktu berkualitas bersama keluarga tanpa gangguan teknologi.

6. Keamanan Online

  • Pantau aktivitas anak di internet: Gunakan aplikasi atau perangkat lunak pengawas jika diperlukan.
  • Ajarkan anak melaporkan sesuatu yang mencurigakan: Misalnya, jika ada seseorang yang menghubungi mereka secara tidak pantas di dunia maya.

7. Kolaborasi dengan Pendidikan Formal

  • Bekerja sama dengan sekolah: Pastikan kurikulum digital di sekolah mendukung perkembangan karakter, kepribadian dan keterampilan anak.
  • Dorong pengajaran etika digital: Sekolah perlu membantu anak memahami dampak perilaku mereka di dunia maya.

8. Keseimbangan dan Fleksibilitas

  • Adaptasi terhadap kebutuhan anak: Tidak semua anak memiliki minat dan kemampuan yang sama, sehingga pengasuhan harus disesuaikan dan bersifat adaptif.
  • Kenalkan peluang teknologi: Teknologi juga dapat digunakan untuk belajar coding, desain grafis, atau keterampilan digital lainnya yang lebih bermanfaat bagi soft skill anak.

Kesimpulan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun