1. Pendekatan Bimbingan terhadap Kemandirian
Pendekatan ini merupakan proyeksi terhadap metode audio-lingual (listen-speech) dalam pengajaran bahasa. Pendekatan ini menekankan bimbingan kepada siswa di tingkat pengajaran awal menulis dan mengurangi sedikit demi sedikit bimbingan seperti itu sampai siswa atau mahasiswa menguasai tulisan. Oleh karena itu, penulisan pada tahap awal difokuskan pada paragraf pendek, judul yang tidak sulit, dan meningkat sedikit demi sedikit ke suatu puncak bahwa siswa atau mahasiswa dapat menulis sendiri.
2. Pendekatan Penulisan Bebas
Pendekatan ini memiliki keunikan tersendiri. Hal ini didasarkan pada pendekatan pengajaran langsung dalam pengajaran bahasa. Teorinya hampir sama dengan siswa dibiarkan bebas menulis dalam pembelajaran keterampilan menulis. Kesalahan bahasa tidak ditekankan dengan alasan bahwa siswa akan memperbaikinya melalui pengetahuan mereka tentang ilmu nahwu, sharaf dan balagah. Dosen juga tidak membuat koreksi kesalahan mahasiswa meskipun jikalau pekerjaan mereka dikumpulkan oleh dosen. Selain menulis, siswa atau mahasiswa dituntut untuk membaca apa yang ditulisnya di depan teman-teman sebayanya. Diharapkan kesadaran siswa atau mahasiswa yang tinggi untuk membuktikan kemampuannya menulis tanpa melakukan kesalahan ketika diharuskan membaca hasil tulisannya di depan orang lain.
Pendekatan ini mengacu pada teori koreksi sendiri oleh mahasiswa. Dengan menggunakan pendekatan ini, kuantitas tulisan siswa atau mahasiswa akan meningkat dibandingkan dengan pendekatan lain. Berdasarkan pengamatan peneliti, ada juga dosen yang menggunakan pendekatan ini, yang berbeda adalah dosen memeriksa dan memperbaiki kesalahan siswa atau mahasiswa. Tindakan ini menyebabkan siswa atau mahasiswa "lepas tangan" karena mereka menyadari ada pihak-pihak yang akan memperbaiki kesalahannya.
3. Pendekatan Tahapan Proses
Pendekatan ini melihat proses penulisan sebagai elemen yang lebih penting dalam diri seorang siswa/ mahasiswa. Pertanyaan yang sering ditekankan adalah: Bagaimana Saya bisa menulis judul ini, bagaimana saya memulainya, dan bagaimana prosesnya untuk mencapai hasil tulisan yang baik. Tulisannya adalah pembahasan isi topik, membaca materi terkait sambil menganalisis bentuk penulisan artikel, urutan ide, penggunaan mekanisme membaca dan tata bahasa, internasionalisasi yang mencakup pemilihan kata, frasa, ide yang muncul tanpa menekankan keakuratannya dengan topik yang sedang dibahas serta membuat daftar ide atau konten penting.
Dalam pendekatan ini, hasil tulisan siswa atau mahasiswa tidak diperiksa untuk ditentukan salah atau benarnya, dalam konteks ini bukan untuk menemukan kesalahan mahasiswa. Sebuah tulisan ditulis melalui beberapa proses yang dikenal sebagai draf. Dalam proses draf ini, siswa akan menunjukkan hasil tulisannya kepada guru atau dosen dan teman, mendiskusikannya dan menulis ulang. Inilah yang dikatakan pendekatan tahapan proses. Dua elemen penting yang ditekankan oleh guru atau dosen ketika menggunakan pendekatan ini adalah: Pertama, Waktu bagi siswa atau mahasiswa untuk menulis draf esai, Kedua, Umpan balik oleh guru atau dosen dan teman terhadap draf yang ditulis oleh siswa atau mahasiswa. Dengan cara ini, siswa atau mahasiswa mengalami dalam proses penulisannya sebagai proses eksplorasi ide-ide baru serta proses eksplorasi bentuk-bentuk tulisan baru untuk menyalurkan ide-ide mereka. Dapat disimpulkan bahwa pendekatan ini merupakan perpanjangan dari metode pengajaran bahasa itu sendiri. Guru atau dosen yang akrab dengan metode terjemahan nahwu, mungkin cenderung menggunakan Metode Struktur (Pendekatan Struktural), yang menekankan struktur kalimat bahasa Arab. Selain itu, perlu ditunjukkan di sini bahwa guru atau dosen dapat menggunakan kombinasi metode yang telah diusulkan jika mereka berpandangan bahwa pendekatan seperti itu lebih tepat.
Penulis: Ahmad Sirfi Fatoni
ahmad.sirfi.fatoni@unm.ac.id
Dosen Tetap Prodi Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar