Mohon tunggu...
Ahmad Sirfi Fatoni
Ahmad Sirfi Fatoni Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Saya seorang dosen di Prodi Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Bahasa dan Sastra, Kampus Universitas Negeri Makassar. Hobi saya adalah bermain sepak bola, futsal, catur, sepak takrow, bola voli, membaca, menulis, jalan-jalan, hang out, main playstation, menjelajah dan semacamnya. Minat keilmuan saya yaitu ilmu nahwu, sharaf, balagah, semantik dan sastra Arab. Saya suka menulis isu-isu terkait bahasa, sastra maupun wacana bahasa Arab. Di samping itu, saya juga tertarik untuk mengupas isu-isu terkini dan aktual baik terkait isu sosial, politik, ekonomi maupun budaya di level nasional dan internasional.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pembelajaran Bahasa Arab Untuk Tujuan Akademik (Suatu Penjelajahan Dini)

29 Oktober 2024   15:20 Diperbarui: 29 Oktober 2024   15:37 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pembelajaran Bahasa Arab Tujuan Akademik (Sumber: pexels.com)

1. Pendekatan Bimbingan terhadap Kemandirian

Pendekatan ini merupakan proyeksi terhadap metode audio-lingual (listen-speech) dalam pengajaran bahasa. Pendekatan ini menekankan bimbingan kepada siswa di tingkat pengajaran awal menulis dan mengurangi sedikit demi sedikit bimbingan seperti itu sampai siswa atau mahasiswa menguasai tulisan. Oleh karena itu, penulisan pada tahap awal difokuskan pada paragraf pendek, judul yang tidak sulit, dan meningkat sedikit demi sedikit ke suatu puncak bahwa siswa atau mahasiswa dapat menulis sendiri.

2. Pendekatan Penulisan Bebas

Pendekatan ini memiliki keunikan tersendiri. Hal ini didasarkan pada pendekatan pengajaran langsung dalam pengajaran bahasa. Teorinya hampir sama dengan siswa dibiarkan bebas menulis dalam pembelajaran keterampilan menulis. Kesalahan bahasa tidak ditekankan dengan alasan bahwa siswa akan memperbaikinya melalui pengetahuan mereka tentang ilmu nahwu, sharaf dan balagah. Dosen juga tidak membuat koreksi kesalahan mahasiswa meskipun jikalau pekerjaan mereka dikumpulkan oleh dosen. Selain menulis, siswa atau mahasiswa dituntut untuk membaca apa yang ditulisnya di depan teman-teman sebayanya. Diharapkan kesadaran siswa atau mahasiswa yang tinggi untuk membuktikan kemampuannya menulis tanpa melakukan kesalahan ketika diharuskan membaca hasil tulisannya di depan orang lain.

Pendekatan ini mengacu pada teori koreksi sendiri oleh mahasiswa. Dengan menggunakan pendekatan ini, kuantitas tulisan siswa atau mahasiswa akan meningkat dibandingkan dengan pendekatan lain. Berdasarkan pengamatan peneliti, ada juga dosen yang menggunakan pendekatan ini, yang berbeda adalah dosen memeriksa dan memperbaiki kesalahan siswa atau mahasiswa. Tindakan ini menyebabkan siswa atau mahasiswa "lepas tangan" karena mereka menyadari ada pihak-pihak yang akan memperbaiki kesalahannya.

3. Pendekatan Tahapan Proses

Pendekatan ini melihat proses penulisan sebagai elemen yang lebih penting dalam diri seorang siswa/ mahasiswa. Pertanyaan yang sering ditekankan adalah: Bagaimana Saya bisa menulis judul ini, bagaimana saya memulainya, dan bagaimana prosesnya untuk mencapai hasil tulisan yang baik. Tulisannya adalah pembahasan isi topik, membaca materi terkait sambil menganalisis bentuk penulisan artikel, urutan ide, penggunaan mekanisme membaca dan tata bahasa, internasionalisasi yang mencakup pemilihan kata, frasa, ide yang muncul tanpa menekankan keakuratannya dengan topik yang sedang dibahas serta membuat daftar ide atau konten penting.

Dalam pendekatan ini, hasil tulisan siswa atau mahasiswa tidak diperiksa untuk ditentukan salah atau benarnya, dalam konteks ini bukan untuk menemukan kesalahan mahasiswa. Sebuah tulisan ditulis melalui beberapa proses yang dikenal sebagai draf. Dalam proses draf ini, siswa akan menunjukkan hasil tulisannya kepada guru atau dosen dan teman, mendiskusikannya dan menulis ulang. Inilah yang dikatakan pendekatan tahapan proses. Dua elemen penting yang ditekankan oleh guru atau dosen ketika menggunakan pendekatan ini adalah: Pertama, Waktu bagi siswa atau mahasiswa untuk menulis draf esai, Kedua, Umpan balik oleh guru atau dosen dan teman terhadap draf yang ditulis oleh siswa atau mahasiswa. Dengan cara ini, siswa atau mahasiswa mengalami dalam proses penulisannya sebagai proses eksplorasi ide-ide baru serta proses eksplorasi bentuk-bentuk tulisan baru untuk menyalurkan ide-ide mereka. Dapat disimpulkan bahwa pendekatan ini merupakan perpanjangan dari metode pengajaran bahasa itu sendiri. Guru atau dosen yang akrab dengan metode terjemahan nahwu, mungkin cenderung menggunakan Metode Struktur (Pendekatan Struktural), yang menekankan struktur kalimat bahasa Arab. Selain itu, perlu ditunjukkan di sini bahwa guru atau dosen dapat menggunakan kombinasi metode yang telah diusulkan jika mereka berpandangan bahwa pendekatan seperti itu lebih tepat.

Penulis: Ahmad Sirfi Fatoni

ahmad.sirfi.fatoni@unm.ac.id

Dosen Tetap Prodi Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun