Mohon tunggu...
ahmadsipa
ahmadsipa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pegiat Sosial

Mahasiswa Prodi Tadris IPS UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Dinamika Modernisasi yang mempengaruhi Krisis Regenerasi Petani Muda di Kota Sukabumi: Perubahan dan Tantangan

17 Desember 2024   10:00 Diperbarui: 21 Desember 2024   05:22 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Modernisasi adalah proses perubahan dalam masyarakat yang ditandai dengan kemajuan teknologi, perubahan pola pikir, dan transformasi budaya. Dalam konteks pertanian, modernisasi sering dikaitkan dengan penggunaan alat-alat canggih, metode produksi yang lebih efisien, dan integrasi teknologi digital. Namun, di sisi lain, modernisasi juga membawa dampak negatif terhadap regenerasi petani muda, khususnya di Kota Sukabumi. Fenomena ini menciptakan kekhawatiran terhadap keberlanjutan sektor pertanian yang merupakan tulang punggung ketahanan pangan di Indonesia.   

Kota Sukabumi dikenal sebagai salah satu daerah agraris di Jawa Barat dengan kontribusi signifikan terhadap produksi pangan, terutama padi dan hortikultura. Namun, sektor ini menghadapi tantangan besar dalam hal regenerasi petani. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sukabumi pada tahun 2023, jumlah petani aktif terus mengalami penurunan. Tercatat, sebanyak 4.213 jiwa terlibat dalam aktivitas pertanian, menurun dibandingkan lima tahun sebelumnya yang mencapai lebih dari 4.500 jiwa.  

Lebih memprihatinkan, lebih dari 80% petani di Sukabumi berusia di atas 39 tahun, dengan sebagian besar berada di usia lanjut. Data ini menunjukkan bahwa minat generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian semakin menurun. Sementara itu, rata-rata usia petani di Indonesia, menurut Kementerian Pertanian, berada pada kisaran 45-50 tahun.  

Modernisasi membawa perubahan signifikan pada persepsi, kesempatan kerja, dan pola hidup generasi muda, yang menjadi salah satu penyebab utama krisis regenerasi petani di Sukabumi. Berikut adalah beberapa faktor yang memengaruhi fenomena tersebut:  

1. Persepsi Negatif terhadap Profesi Petani

   Profesi petani sering dianggap kurang bergengsi dan tidak menjanjikan dari segi ekonomi. Modernisasi telah memperkenalkan berbagai peluang kerja di sektor industri, jasa, dan teknologi yang dianggap lebih menarik dan memberikan penghasilan yang lebih stabil. Hal ini membuat generasi muda lebih memilih bekerja di kota atau mencari pekerjaan yang lebih "modern."  

2. Kurangnya Inovasi dalam Sektor Pertanian 

   Meskipun modernisasi telah menghadirkan teknologi pertanian canggih, implementasinya di tingkat lokal masih terbatas. Banyak petani di Sukabumi masih menggunakan metode tradisional yang kurang efisien, sehingga hasil panen tidak maksimal. Hal ini memengaruhi daya tarik generasi muda untuk terjun ke sektor ini.  

3. Urbanisasi dan Migrasi

   Modernisasi mendorong urbanisasi yang masif, termasuk di Sukabumi. Generasi muda cenderung bermigrasi ke kota-kota besar untuk mencari pendidikan dan pekerjaan yang lebih baik. Migrasi ini menyebabkan berkurangnya tenaga kerja muda di desa-desa agraris.  

4. Akses Terbatas terhadap Teknologi dan Modal

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun