Climate change atau perubahan iklim diartikan dengan berubahnya iklim yang diakibatkan langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan komposisi atmosfer secara global serta perubahan variabilitas iklim alamiah yang teramati pada kurun waktu yang dapat dibandingkan. Adapun pengertian perubahan iklim adalah berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi antara lain suhu dan distribusi curah hujan yang membawa dampak luas terhadap berbagai sektor kehidupan manusia.
Istilah perubahan iklim sering digunakan secara tertukar dengan istilah pemanasan global. Padahal, fenomena pemanasan global termasuk ke dalam bagian perubahan iklim. Istilah perubahan iklim lebih sesuai apabila dipadankan dengan krisis iklim. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), krisis berarti keadaan yang genting dan membahayakan. Menakar data yang telah dipaparkan, iklim di Bumi sedang tidak baik-baik saja, dan akan memburuk apabila tidak ditanggulangi.
Krisis iklim adalah sebuah tantangan besar yang sedang dihadapi seluruh dunia. Terdapat banyak solusi yang dapat membantu menyelesaikan masalah perubahan iklim terhadap sektor ekonomi, lingkungan hingga kehidupan. ASEAN telah melakukan perjanjian global untuk memandu proses terkait konvensi kerangka kerja PBB mengenai climate change dan perjanjian Paris. Solusi tersebut dapat diklasifikasikan menjadi 3 aksi, yaitu mengurangi emisi, beradaptasi dengan dampak iklim, serta mendanai penyesuaian yang diperlukan.
Beberapa negara sudah mencoba menerapkan kebijakan-kebijakan yang dapat membantu penanggulangan krisis iklim. Seperti pengujian emisi ketat pada kendaraan komersil. Transportasi umum juga diterapkan pelarangan untuk menggunakan bahan bakar fosil. Penggunaan bahan bakar terbarukan pada kendaraan pribadi sudah banyak dipergunakan seperti menggunakan tenaga baterai ataupun listrik.
Penanggulangan perubahan iklim bukan menjadi tanggung jawab negara aja, namun masyarakat sipil juga harus ikut berperan dalam penanggulangan ini. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Purpose (Lembaga pemerhati sosial), sembilan dari sepuluh masyarakat merasa khawatir akan perubahan iklim. Akan tetapi, pengetahuannya akan perubahan iklim secara umum dan dampak-dampak yang akan ditimbulkan terbilang cukup rendah. Sebagian masyarakat menganggap perubahan iklim sebagai pancaroba, panceklik, dan lain-lain.
Jurnalisme sains adalah bentuk khusus jurnalisme yang berfokus pada isu-isu seperti sains, kedokteran, dan teknologi; itu hanya diprofesionalkan di paruh kedua abad ke-20. Bagi banyak orang, media cetak, audiovisual dan online adalah sumber utama yang mereka gunakan untuk mengenal sesuatu tentang bidang ini; karenanya, jurnalisme sains memiliki peran penting bagi masyarakat.
Namun, menilik tren jurnalisme sains dan penelitian di berbagai bidang, maka berbagai pendekatan yang berbeda melukiskan gambaran yang agak gelap. Pertama, banyak penelitian yang mengkritisi jurnalisme sains. Apa yang menjadi fokus studi ini adalah pekerjaan dan peran jurnalis sains bagi masyarakat, rutinitas dan praktik mereka, liputan mereka tentang isu-isu ilmiah tertentu, serta hubungan antara jurnalis dan ilmuwan.
Kedua, di beberapa negara, jurnalisme sains tampaknya berada dalam krisis karena meningkatnya digitalisasi dan perubahan lanskap media. Jurnalisme sains menurun di negara-negara ini dan banyak jurnalis kehilangan pekerjaan. Namun, menilai kualitas dan kesesuaian jurnalisme sains harus didasarkan pada jurnalistik dan bukan pada kriteria ilmiah, dan kriteria ini harus digunakan ketika mencoba menggambarkan apa itu jurnalisme sains dan apa yang tidak, bagaimana jurnalisme sains beroperasi dan bagaimana tidak, dan bagaimana cara terbaik. untuk menggambarkan peran jurnalisme sains bagi masyarakat. Selain itu, meskipun peningkatan digitalisasi dapat mengubah rutinitas dan praktik jurnalis sains, jurnalis khusus ini mungkin dapat beradaptasi dengan lanskap media baru dan tetap mempertahankan peran penting mereka bagi masyarakat sebagai sumber yang paling tidak tertarik yang menginformasikan tentang sains, kedokteran, dan teknologi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H