Brebes (5/2/2023) -- Literasi Keuangan merupakan kemampuan dalam memahami pro dan kontra dari suatu keptusan keuangan, pertimbangan terhadap biaya, dan perilaku yang diambil berdasarkan sikap dalam keputusan keuangan. Pentingnya literasi keuangan tidak berlaku bagi para pengusaha ataupun pelaku pasar tetapi kepada seluruh masyarakat dari berbagai lapisan dan usia, salah satunya adalah kelompok remaja dan anak-anak. Menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), literasi keuangan adalah essential life skills yang perlu dimiliki karena setiap orang melakukan aktivitas hidup sehari-hari yang tidak lepas dari transaksi keuangan.
Masih menurut OJK, setidaknya terdapat  tiga fundamental alasan pentingnya literasi keuangan bagi anak-anak yaitu (1) monkey see, monkey do yang berarti setiap anak atau remaja merupakan masa pembentukan perilaku dan kebiasaan dengan melakukan observasi lingkungan dan tindakan orang lain untuk ditiru. (2) shaping brain architecture, improving child outcomes yakni kemampuan anak untuk melakukan duplikasi apa yang dikatakan dan dilakukan orang di sekitarnya disebabkan oleh kemampuan otak anak yang mudah menangkap dan menyerap pesan dan nilai yang ingin disampaikan oleh orang tua, guru, dan teman sebaya.
(3)Â investing early, returning highly yaitu adanya manfaat besar yang dapat dihasilkan ketika berinvestasi sedini mungkin.
Sejauh ini di Desa Bangsri, Kecamatan Bulakamba, Kabupaten Brebes tingkat literasi keuangan terutamanya anak-anak masih tergolong rendah. Berkaitan dengan hal tersebut mahasiswa dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tim 1 Universitas Diponegoro berinisiatif melakukan edukasi mengenai literasi keuangan di SMPN 3 Bulakamba. Edukasi tersebut mencakup mengenai keuangan digital, transaksi digital bagi remaja seperti pengelolaan keuangan pribadi dalam mencegah top up game yang adiktif, dan pertimbangan dalam mengelola keuangan pribadi bagi remaja.
Harapannya, melalui edukasi di sekolah diharapkan anak-anak dapat lebih bijak dalam mengatur keuangan masing-masing. Tidak menyebabkan masalah yang berpotensi merugikan keuangan dirinya sendiri dan keluarga. Selain itu diharapkan pula anak-anak telah mendapat pendidikan dini untuk dapat menghindari mereka terjebak dalam resiko keuangan seperti penipuan, resiko dari setiap jenis-jenis instrumen keuangan dan bahaya transaksi illegal.
Penulis: Ahmad Satria Polem
Fakultas/Prodi: Ekonomika dan Bisnis/Ekonomi
DPL:Â