Pendahuluan
Indonesia, dengan populasi yang besar diperkirakan mencapai 278,6 juta jiwa pada tahun 2023 menurut data BPS, merupakan negara yang kaya akan kekayaan sumber daya alam serta keragaman suku, bahasa, agama, kepercayaan, dan tradisi adat. Keanekaragaman ini menjadikan Indonesia sebagai negara multikultural terbesar di dunia. Untuk mempromosikan kerukunan dan saling menghormati, penting bagi siswa sekolah dasar untuk diajarkan sikap toleransi (Puji Tri Handayani et al., 2024).
Pendidikan dianggap sebagai upaya konkret untuk mendukung individu dalam mencapai kemandirian dan kedewasaan mental agar dapat bertahan dalam persaingan kehidupan. Dalam konteks pendidikan, peserta didik dilihat sebagai sasaran dan subjek pendidikan. Oleh karena itu, para pendidik perlu memahami karakteristik umum peserta didik, seperti kemampuan untuk menggunakan potensi dan kemauannya, keinginan untuk tumbuh dan berkembang, latar belakang budaya, etnis, dan agama yang beragam, serta eksplorasi lingkungan sekitarnya secara individual (Puspita, 2018).
Salah satu metode untuk memperkuat persatuan di tengah keberagaman Indonesia adalah melalui pendidikan, dengan pendidikan multikultural menjadi kunci utama. Konsep pendidikan multikultural merujuk pada keragaman budaya, prinsip beragam, dan pengembangan sikap serta perilaku individu atau kelompok melalui pengajaran, pelatihan, dan metode pendidikan. Pendidikan multikultural didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang bertujuan untuk mengajarkan penghargaan dan toleransi terhadap keragaman budaya di masyarakat yang beragam. Dengan penerapan pendidikan multikultural, diharapkan terjadi peningkatan kemampuan mental dalam menerima perbedaan ras, agama, dan suku, serta memelihara persatuan bangsa. (Shabilla & Suryarini, 2023).
Pentingnya pemahaman terhadap pendidikan multikultural harus terintegrasi dalam berbagai aspek pembelajaran di sekolah. Pendidikan multikultural seharusnya menjadi bagian integral dari berbagai mata pelajaran dengan memanfaatkan keragaman budaya siswa, seperti etnis, agama, bahasa, gender, kelas sosial, ras, kemampuan, dan usia, untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan menarik. Pendekatan pendidikan multikultural menjadi kunci dalam membentuk masyarakat Indonesia yang harmonis dan damai melalui lingkungan pendidikan di sekolah.
Pembahasan
Pentingnya Pendidikan Multikultural di Indonesia
Pendidikan, seperti diatur dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003, merujuk pada usaha terencana untuk menciptakan lingkungan belajar yang memungkinkan peserta didik mengembangkan berbagai aspek diri secara aktif guna kepentingan pribadi, sosial, dan nasional. Ki Hajar Dewantara menekankan bahwa pendidikan adalah aspek penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak-anak, memandangnya sebagai panduan untuk mengoptimalkan potensi mereka dalam mencapai keselamatan dan kebahagiaan sebagai individu dan anggota masyarakat (Izzah, 2020).
Multikulturalisme adalah gagasan yang bertujuan untuk mengatur keragaman dengan prinsip kesetaraan dan pengakuan untuk mencapai tujuan bersama. Konsep ini mencakup pengaturan interaksi antara berbagai kelompok budaya dengan fokus pada pemahaman terhadap keberagaman budaya baik secara individual maupun kelompok. Sebagai negara multikultural terbesar, Indonesia memiliki kekayaan dalam bentuk keragaman budaya yang melimpah, yang harus dijaga dan dikelola untuk mendukung kemajuan bangsa. Manajemen multikulturalisme ini penting untuk mencapai kesatuan di Indonesia, yang membutuhkan transformasi kesadaran multikulturalisme menjadi atribut nasional yang didasarkan pada penghargaan terhadap keragaman dan pluralitas masyarakat (Izzah, 2020).
Pendidikan multikultural di Indonesia memiliki peran penting sebagai solusi alternatif dalam menangani konflik, mengajarkan peserta didik untuk mempertahankan identitas budaya mereka, dan relevan dalam konteks demokrasi yang berlaku saat ini. Implementasi pendidikan multikultural di dunia pendidikan diakui sebagai cara untuk menyelesaikan konflik dan ketidakharmonisan dalam masyarakat, terutama di Indonesia yang kaya akan keragaman sosial dan budaya. Pendidikan multikultural dianggap sebagai cara alternatif untuk menyelesaikan konflik sosial-budaya. Meskipun keragaman budaya masyarakat Indonesia menantang, pendidikan memiliki potensi untuk mengubah perbedaan tersebut menjadi kekuatan yang menguatkan, bukan memecah belah. Saat ini, pendidikan multikultural memiliki tanggung jawab besar dalam mempersiapkan bangsa Indonesia menghadapi globalisasi dan menyatukan masyarakat yang terdiri dari berbagai budaya (Puspita, 2018).
Namun, implementasi pendidikan multikultural masih belum optimal. Oleh karena itu, sekolah dan perguruan tinggi dapat mengembangkan kurikulum pendidikan multikultural sesuai dengan otonomi pendidikan masing-masing. Meskipun terdapat model pembelajaran tentang kebangsaan, masih diperlukan upaya lebih dalam menghargai perbedaan suku, budaya, dan etnis. Kurangnya pemahaman tentang toleransi di masyarakat terlihat dari konflik-konflik yang terjadi saat ini.