Pertemuan ke-28 Pelatihan Belajar Menulis PGRI
Rabu, 20 Juli 2022
Narasumber : Akbar Zainudin, MM., MJW
Moderator : Mutmainah
Malam ini adalah pertemuan ke-28 untuk Gelombang ke-25 dan 26 Pelatihan Belajar Menulis PGRI dengan mengusung tema "Teknik Promosi Buku." Narasumber malam ini adalah seorang trainer motivator nasional pendiri PT. EMJEWE Training & Coaching serta perusahaan penerbitan MJW Group yang sekaligus merupakan penulis 13 buku motivasi. Salah satu buku beliau adalah The Power of Man Jadda Wajada. Selain itu, buku beliau yang lain berjudul UKTUB yang mengupas lugas tentang panduan menulis buku dalam 180 hari.
STRATEGI PROMOSI BUKU
A. Apa Itu Promosi Buku
Promosi adalah cara kita memberikan informasi tentang produk kepada konsumen agar mereka tertarik dan mau membeli produk kita. Promosi buku adalah cara kita mengenalkan buku yang kita miliki kepada audiens kita agar mereka tertarik dan mau membeli.
B. Mengapa Promosi Buku Itu Penting
Promosi buku itu penting karena sebagus apapun buku kita kalau konsumen atau audiens tidak mengetahui produk kita, maka mereka tidak akan tertarik, apalagi mau membeli buku kita.
Beberapa tujuan dari promosi buku adalah sebagai berikut.
- Membuat audiens mengenal (tahu) buku kita.
- Membangkitkan kebutuhan konsumen untuk membeli buku kita. Bagaimana caranya yang tadinya mereka tidak butuh, tetapi setelah kita promosikan menjadi butuh.
- Meyakinkan konsumen untuk membeli buku.
- Mengharapkan konsumen agar mau merekomendasikan buku kita kepada orang lain.
C. Program Promosi Buku
Program promosi bisa dilakukan oleh penerbit maupun penulis. Beberapa program promosi yang bisa dilakukan. Ada 7 program promosi buku sebagai berikut.
Pertama, Launching Buku.
Adalah program untuk meluncurkan buku baru. Bisa di aula, masjid, lembaga pendidikan, hotel, di mana saja. Yang mengadakan bisa penerbit maupun penulis. Yang membiayai launching buku siapa? Bisa penerbit, bisa penulis. Kita perlu meyakinkan penerbit kalau buku kita akan laku, karena itulah mereka perlu menyelenggarakan program launching buku.
Kalau di Gramedia, di toko-toko buku mereka ada tempat untuk launching buku. Kita bisa memanfaatkan tempat ini. Jadi kita promosikan acaranya, tempatnya di toko buku Gramedia.
Sekarang ini program launching buku semakin mudah. Dengan adanya Media Sosial...
Kedua, Bedah Buku.
Bedah buku adalah acara diskusi untuk membedah isi buku kita. Bedah buku ini bisa secara online maupun offline. Offline artinya kita menyelenggarakan bisa bekerjasama dengan berbagai lembaga. Lembaga pendidikan, perpustakaan, majlis taklim, masjid, dan sebagainya.
Pokoknya, di semua tempat dan situasi yang memungkinkan, kita tawarkan bedah buku. Berapapun yang hadir, kita selenggarakan terus menerus. Apalagi sekarang ini eranya digital. Bukan berapa orang yang hadir yang penting, tetapi direkam lalu diupload di Medsos acara kita. InsyaAllah akan semakin membuat orang mengenal kita.
Sekali lagi, yang lebih mudah sekarang ini adalah bedah buku secara online. Kita undang orang-orang untuk ikut acara bedah buku bersama kita. Bisa di FB, IG, WA Grup, Zoom, dan sebagainya.
Ketiga, Seminar atau Pelatihan
Lakukan seminar ataupun workshop sesuai dengan tema buku kita. Kalau saya bukunya motivasi dan menulis. Maka saya secara berkala menyelenggarakan seminar dan diklat terkait motivasi dan menulis.
Seminar atau workshop ini, pertama-tama bolehlah dilakukan gratis. Karena target kita adalah mengenalkan buku kepada para peserta. Lakukan secara kontinyu, misalnya sebulan sekali. Kalau misalnya bisa offline, laksanakan di sekolah misalnya. Kalau tidak bisa offline, lakukan secara online. Bisa via WA, Zoom, FB, IG, dan sebagainya.
Keempat, Membangun Komunitas
Komunitas yang kita bangun adalah komunitas yang kita sesuaikan dengan tema buku kita. Kalau buku kita temanya motivasi, maka kita tuliskan buku-buku tentang motivasi. Buku tentang guru, maka bangun komunitas guru. Buku tentang menulis, bangun komunitas menulis. Buku tentang Ice Breaking, bangun komunitas Ice Breaking. Buku tentang bahasa, bangun komunitas bahasa.
Komunitas membuat kita lebih dekat dengan pembaca sehingga memudahkan kita untuk menawarkan mereka dalam membeli buku.
Saya sendiri membangun banyak komunitas, ada komunitas guru, menulis, santri, remaja, bisnis, dan sebagainya. Semua komunitas itu ada bukunya. Saya share materi-materi yang ada di buku secara berkala, biasanya seminggu sekali, sehingga anggota komu...
Kelima, Membangun Jaringan Reseller.
Reseller adalah orang-orang yang mau menjualkan buku kita dan mendapatkan buku dari hasil yang terjual. Kita berikan 20-30 persen komisi dari harga jual. Misalnya harga jual buku kita Rp 100.000, kita kasih 20-30%, kita berikan materi-materi yang terkait buku kita, sehingga lebih mudah bagi mereka untuk menjual.
Dewa Eka Prayoga, berhasil menjual 10.000 buku hanya dalam waktu 2 minggu melalui reseller ini. Tentu resellernya saja puluhan ribu, berbagai produk. Kalau kita sudah punya jaringan reseller, akan memudahkan kita menjual buku.
Saya juga sedang membangun jaringan reseller ini. Belum banyak, baru sekitar 100an orang. InsyaAllah akan terus bertambah.
Keenam, Jualan Di Marketplace.
Buka toko di marketplace (Lazada, Shopee, Bukalapak, Tokopedia, dan sebagainya). Membuka toko di marketplace akan meluaskan promosi dan distribusi kita.
Yang penting keberadaan kita dan buku kita ada. Itulah pentingnya ada di marketplace. Jadi kalau ada orang mencari judul buku kita, bisa ditemukan.
Ketujuh, Memanfaatkan Medsos
Manfaatkan media sosial (Medsos) untuk promosi buku. Manfaatkan sebaik-baiknya followers dan subscriber dengan memberikan informasi tentang buku. Setiap hari, kita buat status terkait tema buku yang kita tulis, sehingga orang semakin paham dengan buku yang kita tulis.
Dan jangan setiap hari isinya jualan. Lebih banyak sharing-sharing, baru selling. Lebih banyak memberikan pengetahuan kepada para pembaca sehingga mereka merasa ada manfaat menjadi followers kita.
Sharing-sharing apa saja, kalau perlu sesuai dengan kebutuhan mereka. Sehingga setiap hari, semakin lama akan semakin ada ikatan dengan pembaca. Kalau sudah begitu, akan memudahkan kita dalam proses memengaruhi pikiran orang dalam membeli buku.
Jadi, pada dasarnya kita ini memengaruhi orang agar mereka mau menjadikan buku sebagai kebutuhan utama. Dan memang, membaca akan banyak membuka wawasan, pengetahuan, dan pilihan dalam mengambil keputusan.
Dengan bersama-sama membangun kebutuhan akan membaca, maka akan memudahkan kita dalam proses menjual buku.
Update Status setiap hari di WA, IG, FB. Ambil cuplikan dari buku, jadikan sebagai update status. Lama-lama nanti timbul keingintahuan mereka, yang akhirnya tertarik untuk membeli.
Itulah tujuh program promosi yang bisa dilakukan. Salah satu hal yang perlu kita perhatikan, terutama kalau kita promosi di Media Sosial adalah Konsistensi dan Repetisi.
Pertama, Buatlah update status yang Konsisten. Kalau misalnya bisanya seminggu sekali, ya lakukan seminggu sekali. Tetapi terus harus ada setiap minggu. Kalau bisa 3 hari sekali, lakukan. Akan lebih bagus kalau bisa setiap hari.
Tetapi harus konsisten. Jangan update status kalau lagi rajin. Satu bulan setiap hari update status. Terus bulan berikutnya tidak pernah update status lagi. Bagaimana orang mau kenal dengan buku kita. Konsisten dan terus menerus.
Kedua, adalah Repetisi. Ulangi lagi, lagi, dan lagi. Kalau kita melihat iklan di televisi, hampir setiap saat diulangi lagi, dan lagi. Memang begitulah promosi itu. Terus diulangi lagi dan lagi agar orang itu ingat, menancap kuat.
Akhirnya nanti yang terpikirkan buku kita. Kalau ingin buku motivasi, cari bukunya Pak Akbar Zainudin. Kalau ingin mengundang buat seminar motivasi dan menulis, ingatnya Pak Akbar Zainudin. Begitu pada akhirnya.
Jadi, itulah tujuh program promosi yang bisa dilakukan. Tentu masih banyak program-program lain yang bisa kita ciptakan. Tergantung kreativitas kita masing-masing.
Manfaatkan HP kita sebaik-baiknya, secara maksimal. Bolehlah buat WA, Tiktok, YouTube, dan sebagainya. Nah, kita pikirkan bagaimana agar kita tidak hanya menjadi pengguna dan penikmat saja, tetapi kita juga bisa buat konten-konten menarik terkait buku kita. Sehingga HP kita menjadi lebih produktif.
Berikut link video tentang terkait promosi.
Sesi Tanya Jawab
P1
Bagaimana cara menghilangkan rasa tidak percaya diri dan malu yg tumbuh dalam diri kita disaat mau memperkenalkan buku hasil karya yang kita miliki?
J1
Bagaimana menghilangkan rasa malu dan tidak percaya diri dalam mengenalkan buku kita?
- Yakinkan bahwa kita sudah punya karya. Tulisan kita adalah karya yang luar biasa yang tidak semua orang bisa melakukannya. Buku yang kita tulis adalah hasil dari jerih payah dan kerja keras yang lua biasa.
- Selalu bangga dengan buku kita. Betapapun banyak kekurangan, percayalah, setiap buku ada kekurangannya.
- Kadang, perlu untuk tidak peduli dengan perkataan orang. Jalan saja. Terus saja menulis, dan menulis. Nanti percaya diri akan timbul.
P2
Di antara 7 cara promosi buku yang sudah bapak sampaikan kepada kami kira-kira mana yang paling bagus dan paling menarik bagi para audien di lapangan.
Demikian Pak Mohon arahannya terima kasih
J2
Dari tujuh program promosi, mana yang paling efektif? Saya sudah lakukan semuanya, dan saling mendukung satu dengan yang lain. Tidak ada program yang berdiri sendiri. Kalau saya seminar, pasti juga saya promosikan lewat FB, IG, dan Twitter. Jadinya semua saya lakukan.
Pertanyaan yang paling penting adalah: program apa yang bisa Bapak Ibu lakukan mulai besok? Mulai dari sana, pikirkan, lalu jalankan. Ngga usah pedulikan kanan kiri, jalan aja.
Setelah jalan, evaluasi apa yang harus diperbaiki. Begitu seterusnya. Lakukan dengan konsisten. Jangan satu bulan semangat, bulan berikutnya udah loyo. Bagaimana buku mau laku?
P3
- Apa saja yang dibahas dalam diskusi bedah buku?
- Apakah setiap peserta kita wajibkan membeli buku dan membaca terlebih dahulu bku yang akan dibedah?
J3
- Bedah buku adalah acara yang membahas isi buku. Biasanya narasumbernya adalah penulis buku dan pembahas. Pembahas ini bisa 1-2 orang. Apa yang dibahas? Kelebihan dan kekurangan dari buku. Sebagai masukan untuk perbaikan edisi selanjutnya dan juga sebagai informasi kepada hadirin apa saja yang terdapat pada bukunya. Penulis buku biasanya mengenalkan dan menginformasikan secara garis besar apa saja yang ada pada bukunya, sementara pembahas membahas kelebihan dan kekurangan bukunya.
- Hadirin boleh diminta membeli buku sebagai syarat untuk bedah buku. Namun dulu, pas belum dikenal, saya tidak mewajibkan untuk membeli buku. Bukunya kita sediakan di meja penerimaan tamu. Setelah acara, silakan membeli buku dan kita berikan tanda tangan asli.
P4
Bagaimana langkah pertama kami agar bisa melakukan dua aktivitas promosi tersebut ?
Siap yang harus kami gandeng ?
Sementara kami belum punya komunitas
J4
Untuk bedah buku, seminar, launching buku, mulailah dari orang-orang yang kita kenal. Di sekolah, masjid, gereja, majelis taklim, komunitas guru, dan sebagainya.
Teman-teman di FB kan juga komunitas. Kita punya 5000 teman di FB, manfaatkan itu. Kita buat bedah buku dan launching buku di FB. Buat FB Live atau IG Live. Berapapun yang melihat, tidak perlu khawatir.
Lakukan itu sekali, nanti bulan depan membahas Bab I bukunya, bulan depannya lagi membahas Bab II, begitu seterusnya. Jangan dibayangkan launching buku atau seminar di aula yang besar terlebih dahulu. Nanti kalau sudah dikenal, bisa begitu.
Mulai dari apa yang bisa kita lakukan. Mulai dari sekarang.
P5
Cara menumbuhkan percaya diri dalam promosi bagaimana pak?
J5
kelihatannya sama dengan jawaban sebelumnya (J1)
Bagaimana menghilangkan rasa malu dan tidak percaya diri dalam mengenalkan buku kita?
- Yakinkan bahwa kita sudah punya karya. Tulisan kita adalah karya yang luar biasa yang tidak semua orang bisa melakukannya. Buku yang kita tulis adalah hasil dari jerih payah dan kerja keras yang lua biasa.
- Selalu bangga dengan buku kita. Betapapun banyak kekurangan, percayalah, setiap buku ada kekurangannya.
- Kadang, perlu untuk tidak peduli dengan perkataan orang. Jalan saja. Terus saja menulis, dan menulis. Nanti percaya diri akan timbul.
P6
Apa saya harus ikut-ikutan bermain di medsos juga untuk promosi buku.
J6
Medsos itu adalah salah satu alat untuk kita berpromosi. Kalau ibu tidak bermain medsos, maka bisa dicari cara-cara lain, seperti promosi langsung, seminar, dan sebagainya.
Kalau saya sih menganggap bahwa sekarang ini Medsos adalah alat yang murah dan efektif untuk promosi buku kita. Jadi, saya harus terjun ke dalamnya, melibatkan diri dengan sangat serius, agar hasilnya juga baik.
Semuanya kembali ke Ibu Ningsih. Mau cara apa saja, yang penting pesannya sampai kepada audiens atau calon konsumen kita. Kalau saya, medsos itu harus.
P7
Adakah rencana road show ke Palangka Raya Kalteng?😁
Wassalamualaikum 🙏
J7
Waa’alaikum sama ibu Oktavia Hadianingsih yang baik hatinya. Selalu ada rencana untuk Roadshow ke Palangkaraya. Yuk, kita jadiin. 😁😁
Seperti saya bilang di awal, salah satu hobi saya adalah jalan-jalan. Maka, senang sekali kalau ada yang bisa memfasilitasi ke berbagai daerah di Indonesia. Pasti saya datang. Hehehee….
Sampai ketemu di Palangkaraya Ibu Oktavia….
P8
- Dari ketujuh program promosi yang telah bapa uraikan, mana yng paling efektif berdsarakan pengalaman bapa?
- Apa dsar kita kita menentukan program promosi yang sesuai untuk buku kita? Apakah dari sasaran pembaca, jenis buku, atau ada pertimbangan lain?
J8
- Mana yang paling efektif? Semua saya lakukan, dan tidak ada satu yang berdiri sendiri. Kalau saya seminar misalnya, pasti ada medsosnya. Yang tidak pernah ketinggalan ya Medsos ya. Itu hampir menyertai semua program yang lain.
- Yang paling penting adalah, setelah ini Bapak Ibu bisa mulai pikirkan, program apa yang bisa mulai saya lakukan besok? Yang bisa kita lakukan dengan segera, tidak membutuhkan biaya banyak. Pikirkan, lakukan, evaluasi. Begitu saja seterusnya. Tidak perlu muluk-muluk yang besar-besar. Mulai saja dengan APA YANG BISA KITA LAKUKAN SEKARANG?
P9
- Pak sebelum menjadi penulis seperti yang sekarang, pasti bapak mengalami jatuh bangun sebelum menjadi penulis best seller. Bagaimana bapak bisa sampai sampai tahap sekarang ini pak?
- Pak diantara tujuh promosi buku tersebut. Yang mana yang paling cepat promosi buku nya pak?
J9
- Setiap penulis pasti pernah mengalami penolakan dari redaktur atau penerbit. Kalau belum pernah ditolak, berarti belum pernah mengirimkan tulisan. Tidak perlu takut ditolak. Itu adalah bagian dari pembelajaran dan hitung-hitung sebagai latihan untuk menulis lebih baik.
- Beberapa hal yang menjadi tantangan penulis:
- Merasa down kalau ditolak.
- Takut tulisannya ditolak, atau buruk dibaca orang.
- Takut bukunya tidak laku.
- Berbagai perasaan di atas itu manusiawi, dan saya juga pernah merasakan. Yang penting segera untuk bangkit. Kalau ditolak, tulis lagi yang lain. Toh tulisan kita tidak hilang dan bisa menjadi tabungan tulisan untuk buku kita selanjutnya. Pokoknya tugas kita menulis, lalu kirimkan, dan kadang, lupakan. Tulis lagi, kirimkan, lupakan. Biarlah, kalau diterima kita bersyukur, kalau ditolak, kita sudah punya tulisan baru. Begitu saja kita mengelola perasaan kita. Dengan terus mencoba lagi, dan lagi, akhirnya lama-lama tulisan kita menjadi bagus sehingga semakin enak dibaca orang. Kalau sudah semakin enak dibaca orang, akan lebih mudah untuk diterima.
- Jangan pernah menyerah. Tulis, kirimkan, lupakan. Tulis lagi, kirimkan, lupakan. Tulis lagi, kirimkan, lupakan. Begitu seterusnya. Sampai kapan? Sampai tulisan kita diterima.
- Untuk promosi, medsos yang paling murah sekarang ini dan paling menjangkau banyak audiesn.
P10
Apakah kelebihan dan kekurangan menulis buku di link online seperti wattpad daripada memakai media kertas?
J10
KELEBIHAN MEDIA ONLINE
- Jaringan luas
- Kalau bukunya dibaca banyak orang, bisa mendatangkan iklan, dan bisa dicetak. Seperti buku-buku Raditya Dika, mulainya dari tulisan di media online, terutama Blog.
KEKURANGAN
- Pembacanya hanya yang punya gadget. Masih banyak orang yang suka baca buku kertas.
- Model pendapatannya masih dari iklan. Penjualan buku online masih sedikit.
Saya juga menggunakan blog untuk draft awal buku saya. Artikel-artikel untuk buku saya draftnya saya tulis di Blog untuk juga melihat respons pembaca. Setelah siap artikelnya, saya edit lagi untuk dijadikan format buku cetak.
Ngga usah ragu, kalau memang bisa menulis, tulis saja, upload di mana saja.
P11
Bagaimana caranya promosi buku di market place🙏
J11
Untuk promosi di marketplace seperti Shopee, Lazada, Bukalapak
- Buka akun untuk membuat toko di mdukarketplace tersebut.
- Lengkapi semua deskripsi toko.
- Foto buku-buku yang akan kita jual
- Lengkapi deskripsi buku kita.
- Mulailah upload foto dan deskripsi produk.
- Promosikan produk kita di semua medsos yang kita punya.
- Untuk membuka toko, bisa dilihat persyaratannya pada setiap marketplace
P12
Saya baru punya beberapa buku solo tetapi belum berani go publik. Bagaimana membangun rasa percaya diri untuk go publik?
J12
Punya 1 buku solo itu sudah prestasi hebat, apalagi punya beberapa. Tidak setiap orang bisa membuat buku solo sampai selesai. Bahkan yang pinter menulis sekalipun belum tentu bisa membuat buku.
Bersyukurlah Ibu sudah selesai menulis buku solo.
Mulailah dengan mengganti profil picture dengan buku kita. Setelah itu, kan buku kita isinya banyak. Pelan-pelan, potongan-potongan ide dalam buku kit aitu kita jadikan sebagai update status. Begitu seterusnya, lama-lama selfie sambil pegang buku, dan sebagainya.
Go Public itu pentingkah? Tanya dulu kepada diri kita. Kalau saya sih penting, karena saya ingin dikenal lebih banyak orang. Kalau kita dikenal, kita lebih mudah memengaruhkan kebaikan kepada banyak orang. Kalau kita tidak dikenal, pengaruh kebaikan kita tidak besar. Semakin kita dikenal, efek kebaikan yang kita ciptakan akan semakin besar.
Bukankah kita ingin menjadi orang yang paling bermanfaat bagi orang banyak? Dengan apa? Salah satunya dengan tulisan kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H