Dia tidak bergantung pada satu KK pun. Selama ini dia tinggal bersama bapak tirinya jauh dari rumahnya. saya merasa kasihan melihat anak itu. Â Bagaimana caranya agaar bisa masuk sekolah seperti teman-temannya yang lain. Ada perasaan merasa kasihan.Â
Anak seumur itu harus sekolah dan bersosialisasi dengan teman sebaya di sekolah. Apa yang harus aku lakukan? Seelah menanyakan KK neneknya, ternyata neneknya juga bermasalah dengan KKnya, berhubungan dengan bapaknya juga jauh dan belum tentu memasukkan anaknya di KK. Begitu juga mau menghubungi ibunya, jelas-jelas ibunya tidak dikasih bawa anaknya oleh suami barunya.Â
Keegoan orang tua membuat anak menjadi korbannya, kini calon siswa tersebut masih kupikirkan bagaimana ke depannya. Karena tanpa KK dan Akte lahir pastilah akan menemukan kesulitan dalam memasukkan data di dapodik. Semoga saja ada jalan keluar yang menguntungkan bagi siswa yang bersangkutan. Aamiin.
Setelah beberapa lama mengobrol dengan nenek calon peserta didik baru itu, aku melanjutkan bergotong royong bersama siswa dan guru lain.Â
Setelah selesai gotong royong, aku mengajak rekan guru untuk segera duduk bersama sambil membahasa keadaan yang sedang terjadi di sekolah. Banyak hal terkait dengan awal tahun pelajaran. Setelah menjelang siang, aku dan rekan-rekan guru lain termasuk siswa segera berbenah-benah untuk pulang dan kebetulan juga di luar sana sedang mendung.
Demikian pengalaman hari pertamaku masuk sekolah.Â
Wasslam
Salam Literasi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H