Sejak tenggal 23 Juni 2022 kemarin hingga tanggal 25 Juni 2022 besok pagi, di Dusun Aik Mual Desa Sekotong Timur Kecamatan Lembar diadakan Workshop Peningkatan Kapasitas Guru Inspirasi Nusantara. Kegiatan ini digagas oleh Yayasan Tunas Bakkti Nusantara bekerjasama dengan PGRI Ranting Lombok Barat. Kegiatan ini dilaksanakan dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat serta menjadi inspirasi dalam membangun sebuah peradaban yang maju dan berkarakter, terutama bagi warga di wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) Indonesia. Dalam kegiatan ini pihak yayasan didukung oleh oleh berbagai mitra strategis baik dari tingkat daerah, pusat, dan juga swasta.
a. Peserta dari SD berjumlah 30 orang.
b. Peserta dari SMP berjumlah 30 orang.
c. Peserta dari SMA berjumlah 20 orang
Seperti pada hari pertama, hari kedua juga tidak kalah serunya. Pada hari kedua, kegiatan diawali dengan bagaimana model pembelajaran yang kreatif, inovatif, kolaboratif, inspitarif, dan menyenangkan. Narasumber berbagi pengalaman bagaimana menciptakan model pembelajaran tersebut dengan mempratikkan langsung di lapangan. Adapun pratktik pembelajaran model ini dengan menggunakan stik dan dua lembar kertas. Masing-masing dari benda ini dalam sebuah pembelajaran diharapkan mampu menggali kreatifitas, inovasi, dan kolaborasi peserta didik.Â
Setelah pembelajaran di lapangan, selanjutnya peserta masuk dalam ruangan pelatihan. Dalam kesempatan ini, narasumber memberikan kesempatan kepada masing-masing kelompok sesuai dengan jenjang pendidikan memaparkan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan refleksi dari sebuah pembelajaran. Setelah pemaparan dan peer teaching, kelompok lain diberikan kesempatan untuk memberikan umpan balik.
Kegiatan selanjutnya narasumber memberikan pemaparan dan contoh langsung bagaimana seorang guru memberikan pembelajarann faktual, koseptual, generalisasi, prosedural, dan metakognisi. Guru tidak boleh mengabaikan urutan ini agar pembelajaran menjadi bermakna bagi peserta didik.Â
Selain memberikan penguatan kapasitas menjadi guru inspiratif, pada hari kedua ini narasumber lebih banyak mengajak peserta pelatihan untuk menciptakan pembeljaran yang menyenangkan. Banyak permainan-permainan dan teknik tertentu sesuai kreatifitas guru dalam menyajikan sebuah topik pembelajaran. Sehingga dalam memahami topik pembelajaran yang digagas melalui permainan, peserta didik lebih bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, peserta pelatihan juga dilatih bagaimana membuat refleksi yang baik setiap selesai melakukan sebuah kegiatan pembelajaran. Refleksi sangat penting dilakuan karena pembelajaran tanpa refleksi akan sia-sia, begitu juga refleksi tanpa adanya pembelajaran akan berbahaya.
Hari ketiga pelaksanaan workshop dilaksanakan seperti biasa. Namun sebelum melanjutkan kegiatan narasumber terlebih dahulu memberikan semangat kepada seluruh peserta. Peserta yang merupakan guru-guru yang berada dan bekerja di sekolah sekitar lokasi kegiatan diajak untuk terus meningkatkan kapasitas diri. Narasumber yang merupakan salah seorang pentolan di kepengurusan PGRI Pusat (Dudung Abdul Kadir) selalu menyemangati peserta. Selain itu, beliau adalah seorang sangat pemberani dalam memperjuangkan nasib guru. Menurutnya guru adalah manusia yang harus dimanusiakan. Bagaimana guru akan mampu memberikan pelayanan yang maksimal dalam tugasnya manakala hak-haknya sebagai guru diabaikan.Â
Pada pagi hari ini beliau telah melakukan wawancara dengan Profesor Suyanto, Ph.D. Dalam kesempatan itu, beliau menyuarakan rasa ketidakadilan yang dirasakan oleh guru-guru yang masih mengabdi terutama guru-guru yang berasal dari madrasah. Beliau dengan berani mengungkapkan sesuai fakta dan informasi yang diterima dari peserta bahwa selama ini guru madrasah dihonor Rp.250.000 perbulan. Honor yang begitu kecil itu tidak diterima setiap bulan tetapi diterima setiap tiga bahkan enam bulan sekali. Selain dengan kecilnya honor guru, beliau juga menyuarakan terkait dengan kesenjangan jumlah guru yang ditugaskan di sekolah-sekolah sekitar lokasi kegiatan. Beliau berharap pemerintah pusat maupun daerah harus bertanggung jawab dalam memberikan segala bentuk pemenuhan terhadap dunia pendidikan di Aik Mual dan sekitarnya. Selama ini jumlah guru yang ada di sekolah terpinggirkan seperti di Dusun Aik Mual sangat jauh dari cukup. Dengan kekurangan guru tersebut tentu untuk memberikan pelayanan pendidikan yang maksimal di Dusun Aik Mual sulit untuk dipenuhi.Â
Selanjutnya sebagai akhir dari kegiatan workshop, narasumber menugaskan semua peserta untuk membuat karya tulis terkait pengalaman selama mengikuti kegiatan. Selain menulis pengalaman, peserta diberikan kebebasan menulis apa saja selama berkaitan dengan dengan kegiatan selama tiga hari ini. Termasuk menulis terkait dengan harapan-harapan peserta kepada pemerintah untuk memberikan keadilan dan kesejahteraan kepada guru-guru yang mengabdi di sekolah swasta dalam hal ini madrasah. Selain kesejahteraan guru, peserta juga boleh meminta kepada pemerintah terkait untuk memperhatikan sarana dan prasarana yang ada di sekolah.
Demikian tulisan yang dapat saya sampaikan semoga bermanfaat untuk saya pribadi dan kita bersama.
Saya GuruÂ
Saya PGRIÂ
Saya IndonesiaÂ
NKRI harga matiÂ
Salam Literasi
    Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H