Mengawali sesi pertama, sang moderator memimpin berdoa dengan membaca Surat Alfatihah bagi yang beragama Muslim dan yang non Muslim menyesuaikan.
Selesai berdoa, Dail Ma'ruf sang Moderator familiar dalam gelombang 26 ini memposting CV sang Narasumber luar biasa dalam bentuk file pdf untuk dibaca kurang lebih selama tiga menit oleh para peserta.
Narasumber mulai menyapa peserta dengan pertama kali mengucapkan salam dan tidak lupa memberi ucapan terima kasih kepada moderator atas waktu yang berikan untuk membersamai peserta pelatihan.
Sebagaimana tema malam ini "Menulis Itu Mudah?" Tentu jawabannya bisa ya  "Ya atau Tidak". Kedua jawaban itu tergantung prasyaratnya. Jika prasyaratnya terpenuhi maka, menulis itu mudah. Sebaliknya jika prasyaratnya tidak terpenuhi maka, menulis itu sulit.
Peserta menjadi penasaran "Apa saja prasyarat yang harus dipenuhi agar menulis itu mudah?"
Adapun prasyarat agar menulis itu mudah sebagai berikut.
1. Â Bisa membaca
Semua orang yang ingin menulis memang bisa membaca. Buktinya semua bisa membaca, asyik berinteraksi, asyik menulis WA, dan lain sebagainya. Kita yakin bahwa kita semua bisa membaca. Namun, membaca sebagai sebuah kebiasaan itu yang harus dibiasakan. Artinya membaca itu dijadikan sebagai budaya.Â
Jadi, bisa dikatakan jika ingin mudah menulis maka, mulai sekarang mari biasakan untuk membaca. Membaca itu tidak perlu lama tetapi, memabaca itu berulangkali. Setiap hari jadwalkan membaca cukup 10-15 menit.Â
Setelah itu buku ditutup an direnungkan. Jika ada yang dirasa penting, dicatat walaupum hanya satu kalimat. Perlu diperhatikan, mencatat yang dimaksud bukan berarti memindah isi buku yang dibaca tetapi, menulis apa yang kita pahami dari bacaan sesuai dengan versi kita.Â
Sehingga kita punya catatan dari apa yang dibaca. Sebagai contoh membaca satu bagian buku tentang Pembelajaran di Era Pandemi. Setelah membaca, merenungkan isi bagian buku yang dibaca tersebut lalu membuat kesimpulan yang original versi pembaca. Dari kumpulan kesimpulan yang ditulis bisa menjadi modal untuk membuat resensi.
2. Â Praktik Menulis
Menulis itu dunia praktik. Artinya jika ingin menjadi penulis, ya harus menulis. Bagaimana agar bisa menulis? Salah satu caranya adalah mengikuti group menulis. Namun, perlu diingat mengikuti goup menulis itu bukan tujuan tetapi sebagai sebuah sarana.Â
Setiap ada kegiatan apa saja, maka setelah kegiatan itu segera tulis. Jangan berpikir tulisan itu kurang bagus dan sebagainya. Dalam menulis ada momentum. Segera menulis berarti mengikat pengetahuan dan pengalaman. Semakin lama ditulis maka, pengetahuan itu akan hilang. Contoh lain, ketika menjalani sebuah perjalanan ke suatu tempat. Tulislah apa yang dilihat, dirasakan, atupun didengar selama perjalanan tersebut.
3. Â Tahu apa yang ditulis.
Menulis kegiatan harian, perjalanan, dan pengalaman itu mudah karena mengalami sendiri dari apa yang dilihat, didengarkan, dan dirasakan.
4. Â Nikmati proses menulis.
Apapun kalau dinikmati akan mudah. Sebaliknya kalau tidak dinikmati ya pasti akan terasa berat. Begitu juga dengan menulis. Ketika menulis nikmatilah proses menulis itu. Proses menulis dibawa santai atau enjoy.
5. Â Ngemil
Dengan ngemil, ketika menulis akan mendatangkan inspirasi.