Mohon tunggu...
Ahmad Sahudin
Ahmad Sahudin Mohon Tunggu... Guru - Kepala SDN 2 Sekotong Timur
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Saya adalah seorang guru yang suka mengekspresikan diri dengan foto-foto dan jalan-jalan menikmati keindahan alam.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Gairah Menulis Puisi

28 Mei 2022   00:26 Diperbarui: 28 Mei 2022   00:37 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PELATIHAN BELAJAR MENULIS PGRI

Pertemuan Ke-5, Gelombang 26

Narasumber     : Dra. E. Hasanah, M.Pd

Moderator       : Dail Ma'ruf

Tema               : Gairah Menulis Puisi

Gairah Menulis Puisi

Sepanjang hari ini, aku seolah tak ingin beraktivitas apapun. Pikiran dan ragaku seakan tidak berdaya. Namun apa boleh buat, di pagi hari dengan suasana yang sangat dingin sebagai dampak dari hujan siang hingga malam kemarin, saya harus memuncak demi sebuah panggilan tugas. Dalam perjalanan, hati kalut dibumbui jalan berlumpur dan terkadang sedikit terjal tanpa aspal membuatku terlena. Namun, semangat masih tersisa untuk menjalani kewajibanku memimpin jalannya ekosistem pendidikan di tempat tugasku.

Tak terasa bahwa malam ini adalah malam pertemuan ke-5 pelatihan belajar menulis PGRI, akupun berusaha mengikutinya. Dari awal sampai dengan entah sampai mana aku mengikutinya. Tiba-tiba saja aku tersadar dari ketiduran dan segera meraih computer yang masih menyala. Aku teringat bahwa aku sedang mengikuti pelatihan. Segera kubuka wa, eh ternyata sudah ada teman yang mengirim resume pertemuan ke-5 malam ini.

Ibu narasumber dan moderator yang terhormat, maafin saya karena kurang dari setengah kegiatan malam ini ternyata saya dalam keadaan tanpa sadar ketiduran. Setelah bangun saya menyemangti diri, tantangan membuat puisi harus saya buat dan kirim walau sudah lewat. Akhirnya puisi dari hasil imajinasi dadakan setelah bangun dari ketiduranpun jadi walau pada dasarnya jauh dari sempurna karena memang saya bukan seorang yang pandai berpuisi apalagi membuat puisi.

Assalamualaikum Wr. Wb.

Salam kenal saya Ahmad Sahudin, S.Pd

Tugas di mengajar di SDN 2 Sekotong Timur Kabupaten Lombok Barat

Selamat berjumpa kembali rekan-rekan guru se-Nusantara dalam kegiatan pelatihan menulis PGRI. Malam ini tak terasa kita sudah sampai pada pertemuan ke-5. Dalam pertemuan ini panitia memberikan tema "Gairah Menulis Puisi". Bagi saya ini adalah sebuah tema yang cukup menarik dan menantang bagi saya. Karena selama ini saya dalam berpuisi sangat kurang sekali. Terlebih lagi saya adalah seorang yang kelihatan pendiam sekaligus pemalu. Tentu saja berdampak pada kemampuan berpuisi.

Pada kesempatan kali ini, kegiatan dipandu oleh narasumber luar biasa yang cantik Ibu Dra. E Hasanah, M.Pd bersama moderator yang gagah nan komunikatif Bapak Dail Ma'ruf. Moderator mulai menyapa para peserta dengan sapaan khas beliau, setelah itu menyapa sang narasumber yang sangat dinanti oleh semua peserta pe;atihan.

Ibu Dra. E. Hasanah, M. Pd, seorang ibu dari 3 anak yang lahir di Kota Sukabumi, 10 Agustus 1967. Beliau mengenyam pendidikan di beberapa kota, yaitu Sukabumi, Bogor, dan Bandung. Pendidikan terakhir beliau adalah Pascasarjana program studi Manajemen Pendidikan dan Administrasi Pendidikan. Sekarang beliau sedang menyelesaikan Pascasarjana (S3) Ilmu Pendidikan. MasyaAllah, saya sangat kagum dengan semangat beliau dalam menuntut ilmu. Long life education beliau luar biasa.

Narasumber hari ini tak kalah prestasinya dengan narasumber pertemuan sebelumnya. Pengelola kursus berprestasi, pengawas berprestasi, penerima anugerah guru dan GTK Kemenag berprestasi, dan masih banyak lagi prestasi beliau. Karya-karya beliau pun sungguh menginspirasi ada buku solo, dan antologi. Sungguh menginspirasi dan malu, karena saya tidak seproduktif beliau.

Setelah narasumber memperkenalkan diri, sang moderatorpun mempersilakan untuk segera masuk ke penyampaian materi. Adapun materinya adalah "Gairah dalam Menulis Puisi".

Rahasia dalam menulis termasuk dalam menulis puisi adalah adanya gairah menulisnya. Lalu apa pengertian dari gairah itu? Gairah artinya keinginan (hasrat, keberanian) yang kuat, bersemangat. Menulis artinya aktivitas mengungkapkan gagasan melalui media bahasa atau menulis juga melahirkan pikiran atau persaan lewat bahasa. Jadi gairah menulis menunjukkan pada aktivitas mengungkapkan keinginan yang kuat untuk mengungkapkan gagasan dan melahirkan pikiran atau perasaan lewat bahasa.

Pengertian puisi menurut KBBI

  • Ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, matra, rima, serta penyusunan larik dan bait.
  • Gubahan dalam bahasa yang bentuknya dipilih dan ditata secara cermat sehingga mempertajam kesadaran orang akan pengalaman dan membangkitkan tanggapan khusus lewat penataan bunyi, irama, dan makna khusu.
  • Sajak.

Pengertian Puisi

Berbentuk : baris -bait

Diksi          : pemilihan kata indah dan penuh makna

Majas         : Bahasa kipas untuk mengungkapkan isi hati penyair

Rima          : persamaan bunyi dibaris/akhir baris untuk memunculkan keindahan bunyi

Jenis-jenis Puisi

Puisi lama: puisi yang masih terikat aturan-aturan

Puisi baru yaitu puisi yang tidak terikat dengan aturan

Narasumber menjelaskan bahwa puisi lama bercirikan:

Nama pengarang tidak diketahui.

Berupa sastra lisan yang penyampaian nya dari mulut ke mulut.

Terikat aturan.

Jenis puisi lama

Mantra :Ucapan yang dipercaya mengandung kekuatan ghaib

Contoh: mantra untuk mengobati orang dari makhluk halus.

Sihir lontar pinang lontar

Terletak diujung bumi

Setan buta jembalang buta

Aku sapa tidak berbunyi

Pantun : Puisi yang bercirikan bersajak a b c d, setiap bait terdiri dari 4 baris dan ditiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran sedangkan 2 baris lainnya sebagai isi.

Seloka

Talibun

Jenis-jenis Puisi Baru:

Balada (puisi kisah/cerita)

Himne (puisi pahlawan, ketuhanan)

Ode (puisi sanjungan)

Epigram (puisi kehidupan)

Romansa (puisi percintaan)

Elegi (puisi sedih)

Satire (puisi sindiran)

Contoh pantun

Nulisnya harus begini:

Asam gendis asam gelugur,

kedua asam siang meriang,

mayat menangis di dalam kubur,

teringat badan tidak sembahyang.

Untuk pemula biasanya lebih disukai puisi bebas karena si penulis bebas menuliskan isi hatinya.

Setelah materi selesai disampaikan, Nara sumber memberikan tantangan untuk para peserta yakni menulis puisi bebas.

Alhamdulillah walaupun saya tidak bisa mengikuti sampai dengan sesi terakhir karena ketiduran, saya banyak mendapat ilmu terkait dengan puisi. Saya mendapat inspirasi terutama sekali dari narasumber, moderator, dan juga dari rekan-rekan peserta lain yang yang tergabung dalam group ini.

Adapun tantangan membuat puisi malam bisa saya penuhi, walaupun puisi yang saya buat sangat sederhana yang masih jauh dalam memenuhi syarat perpuisian. Puisi yang saya buat adalah sekilas dari peristiwa yang kualami beberapa bulan lalu yang benar-benar kualami sendiri. Adapun puisi saya sebagai berikut.

Ku Hindari Ku Dapati

Suatu hari

Tak sengaja tangan ini

Meraih hp nan terrgeletak di pembaringan

Seorang yang tak kukenal bertanya

Pak....

Kapan?

Ah ibu ini ....!

Ada saja!

Kalau kepala rumah tangga ya...?

Karena tak kusadari

Spontan kualihkan issu

Ya Bu ....

Suatu saat nanti

Kan ku datang

Namun tak sendiri

Kan kuberi apa yang kau mau

Aku pun menyudahi

Seminggu berlalu

Yang kuharap akan membersamaiku

Menemui sang ibu guru

Eh malah memberi selamat

Aku hanya menggeleng

Ah ada saja!

Tiada itu

Mana mungkin?

Pokoknya selamat dah!

Aku pun terdiam

Larut dalam pikir

Kucoba renungi sesaat

Kok pesan Bu guru sama ya dengan pesan pak guru seperjuanganku

Mereka kan dari dua yang berbeda

Ya berbeda

Mereka bahkan jarang bersua

Satu di puncak nan jauh

Sedangkan yang satu?

Hemmmm ada apa?Tidak mungkinlah

Dalam kegalauan

Kukaitkan

Astagfirullah

Tidak

Tidak

Tidak

dalam benakku berucap sekali lagi ..tidak!

Dalam penasaran

Kucoba pongah

Semacam ke ge eran

Tanganku mencoba

Menari di atas layar hp

Merajut kalimat tanya

Yang tak mesti

Kepada orang yang semesti

Rupanya memang benar

Aku pun mencoba berani

Terucap kata

Bapak ....

Saya belum siap

Alasan demi alasan

Aku coba beri

Kata insyaAllah pun kudapati

Suatu siang

Ntah apa yang terjadi

Tiba-tiba di luar kesengajaan

Seperti biasa tangan ini meraih hp

Seakan dipandu

Kok tiba-tiba

Masuk di FB

Ternyata di Lobarku

Ada pengukuhan

Akupun larut karena penasaran

Oh ternyata dua yang kutakuti sudah terpenuhi

Dalam benakku

Alhamdulillah

Doa ku seakan diijabah

Aman sudah

Saat itu aku menjadi tenang

....

Dua tiga hari ke depan

Saatku sholat di Mushalla

Tiba-tiba adikku berucap sesuatu

Ya sesuatu yang membuat hati ini

Rapuh

Sejak itu

Galau mulai menyertaiku

Suatu siang menjelang sore

Kuterbangun dari tidur siangku

Spontanitas tangan meraih hp

Betapa hati dan perasaan ini tak menentu

Dalam pesan wa

Tampak jelas sepucuk surat dengan identitas resmi terpatri namaku

Perlahan kubuka

Ini pastilah panggilan

Panggilan yang seratus persen terkait apa yang terucap oleh adikku

Akhirnya kubuka sepenuhnya

Yang ku khawatirkan pasti sudah... tidak ada lain

Waktu terasa lama sekali berputar

Tanpa pikir panjang

Segera ku meluncur mencari tahu hingga ketemu

Setelah waktu berlalu tanpa mundur

Kusodorkan sepucuk surat dalam wa

Tanpa pikir panjang

Sang PP bertanya kepada yang mpunya

Benarkah yang tercantum ini?

Aku mulai gelisah

Mencoba menolak

Namun tidaklah berdaya

Benar sekali

Rupanya aku harus manut

Sebelumnya yang kuhindari terlewati

Namun yang paling tidak kuharapkan malah kudapati

Hanya mampu pasrah dan menyerah

Biarlah sudah

Ini adalah awal

Awal dalam sebuah perjalan karir

Suatu saat nanti bahagia pasti datang

Entah kapan waktunya

Sekarang hanya mampu menunggu

Menunggu yang belum pasti

Demikian resume pertemuan ke-5 ini saya buat semoga bermanfaat bagi saya dalam mengasah kemampuan saya dalam menulis puisi. Dan tentunya di sekolah akan saya tularkan kepada murid-murid saya. Aamiin

Wassalamualaikum wr. wb.

Salam Literasi.


Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
  16. 16
  17. 17
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun