Mohon tunggu...
Ahmad Sahidin
Ahmad Sahidin Mohon Tunggu... Lainnya - Learner

Alumni UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Menziarahi Sunan Kalijaga dan Sunan Kudus

1 Februari 2025   17:02 Diperbarui: 1 Februari 2025   17:10 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makam Sunan Kalijaga (ahmadsahidin.dok)

Selesai dari Sunan Gunung Jati, kafilah ziarah PW IJABI Jawa Barat bergerak menuju makam Sunan Kalijaga dan makam Sunan Kudus.Wali kedua yang diziarahi adalah Sunan Kalijaga (1450-1513 M). Daerah dakwah di Demak, Jawa Tengah. Populer disebut Raden Syahid. Bukan keturunan Arab. Dalam film senantiasa berpakaian khas Jawa. Memiliki kesaktian hingga mengalahkan Syaikh Siti Jenar. Medukung Raden Fatah dalam memegang tampuk Kesultanan Demak.

Raden Syahid pernah belajar kepada Sunan Bonang dan kepada Ki Samadullah di Cirebon. Diceritakan saat menjadi santri diperintah gurunya untuk melakukan tapa di pinggiran sungai sampai badannya lumutan.

Dari tapa ini Raden Syahid digelari Sunan Kalijaga, yang diberi makna penjaga hiruk pikuk keagamaan di masyarakat Demak agar berada pada jalur yang benar dan ramah budaya. Ia menggunakan budaya lokal sebagai media dakwah. Tidak melarang bakar kemenyan/dupa saat doa dan pengajian bersama masyarakat.

Ringkasnya dapat dikatakan Islam yang dimunculkan Sunan Kalijaga berwajah kultur sehingga Islam bercorak Jawa. Bahkan --dalam film--Sunan Kalijaga tampil dengan pakaian khas Jawa dan mengenakan blankon sebagai tutup kepala. Tidak seperti wali lainnya dililit dengan kain khas Timur Tengah.

Makam Sunan Kalijaga berada di Kadilangu, Demak. Di tengah kota. Berdinding tembok dan ukiran kayu. Bangunan khas Jawa.  

Kabarnya Sunan Kalijaga senang mengonsumsi pecel lele dan urab daun singkong. Saya menikmati makanan lokal tersebut saat panitia mendapatkannya dari juru kunci makam. Panitia menawari saya dan langsung santap kuliner penuh berkah dari waliyullah.

Makam Sunan Kudus (ahmadsahidin.dok)
Makam Sunan Kudus (ahmadsahidin.dok)
Selanjutnya menuju Sunan Kudus, wali ketiga yang diziarahi. Sesuai dengan lokasi dakwah, wali bernama Jafar Shadiq (1400-1550 M.) ini popular disebut Sunan Kudus. Beliau menjadi senapati Kerajaan Demak dan pernah memimpin perang. Dikenal wali ilmi, yang berpengetahuan luas.

Makamnya berada di tengah kota Kudus. Untuk ke lokasi menggunakan ojek motor dari parkiran bus. Melewati pasar souvenir dan pernak pernik atau area perbelanjaan para peziarah. Kurang dari sepuluh menit dari parkiran bus ke makam.

Kami tiba di area makam saat kumandang adzan maghrib. Tiba depan pintu depan memasuki gapura khas Pura Hindu. Bangunannya pun masih bata merah dan kusam. Berjalan melewati pemakaman. Di antara pemakaman itu ada Kyai Asnawi Kudus, pejuang dan ulama Nahdlatul Ulama yang ternama.

Kami memasuki area dzarih yang berbahan kayu jati dengan atap khas rumah tradisional Jawa. Kami merapat pada dinding dzarih dan membaca tahlil disertai shalawat dan doa. Tepat pada pintu dzarih ada ukiran naga dan dedaunan khas batik. Kain warna putih dan hitam melapisi dzarih.

Rombongan ziarah di samping dzarih membaca dengan suara keras dan saling bersahutan. Harus konsentrasi agar tidak teralihkan dalam berdoa atau ketika melafalkan ayat suci Alquran.

Ada kisah popular tentang Sunan Kudus. Ia dakwah di lingkungan kaum Hindu. Orang-orang yang masuk Islam atas seruan Sunan Kudus (saat itu) bisa dikatakan belum sempurna. Masih melakukan tradisi dan dipengaruhi ajaran Hindu.

Konon, saat tiba Idul Adha, Sunan Kudus menimbang pelaksanaan ibadah kurban. Beliau memilih hewan kerbau untuk dikurbankan. Tidak memilih sapi karena dianggap hewan suci oleh masyarakat Kudus. Hingga kini orang Islam di Kudus banyak kurban dengan kerbau. Keputusan Sunan Kudus penuh sikap toleransi dan penghormatan pada simbol suci agama lain. Ini layak diambil teladan untuk merajut persaudaraan antaragama di Indonesia.

Selesai doa, perjalanan ziarah beralih ke Sunan Muria. Puncak gunung daerah Muria. Perjalanan menuju makam bikin ketar ketir penuh khawatir dengan jiwa. *** (ahmad sahidin)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun