Mohon tunggu...
Ahmad Sahidin
Ahmad Sahidin Mohon Tunggu... Lainnya - Learner

Alumni UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Penerus Dua Khalifah

26 Oktober 2023   01:00 Diperbarui: 26 Oktober 2023   01:11 344
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

SETELAH Umar bin Khaththab meninggal dunia, Utsman bin Affan menjadi pelanjut kepemimpinan umat Madinah. Utsman merupakan sahabat Nabi yang dikenal paling dekat hubungan kekerabatannya dengan bangsawan dan tokoh Makkah yang memerangi Rasulullah saw. Putra Affan ini juga dikenal sebagai orang yang banyak mengeluarkan uang untuk membebaskan budak-budak dan membeli kebutuhan-kebutuhan yang diperlukan umat Islam.

Sebagai pelanjut dua khalifah Islam, Khalifah Utsman bin Affan (644-656 M.) juga membuat tradisi baru dengan mengumandangkan azan dua kali dalam shalat Jumat dan mengumpukan al-Quran dalam satu standar yang disebut Mushaf Utsmani. Juga memberikan uang dari kas negara sebanyak 400.000 dirham kepada Abdullah bin Khalid bin Asidah Umayyah, merehabilitasi Al-Hakam bin Al-Ash kembali bermukim di Madinah dan diberi uang sebesar 100.000 dirham. Dahulu ia telah diusir oleh Rasulullah saw karena pengkhianatannya. Dua khalifah sebelumnya pun tidak ada yang berani melanggar keputusan yang telah diambil oleh Rasulullah saw.

Untuk memperkuat pemerintahannya, Utsman mengangkat dua saudaranya yang terkenal sering melawan Rasulullah saw, yaitu Marwan bin Hakam dan Muawiyah bin Abu Sufyan. Kerabat Utsman, Harits bin Hakam diberinya hadiah pasar Madinah yang dahulu dimiliki warga miskin dari Rasulullah dan memberinya hadiah 100.000 dirham dari uang zakat Bani Qad`ah. Abu Sufyan oleh Utsman diberi uang 100.000 dirham dan menjadikan padang rumput di sekitar Madinah untuk lahan peternakan Bani Umayyah. Saudara angkatnya sendiri, Abdullah bin Saad bin Abu Sarh, diberi semua harta rampasan dari Mesir.

Khalifah Utsman bin Affan memberi uang 100.000 dirham kepada Saad bin Abu Ash, Thalhah diberi 2.000 dinar dan 50.000 dirham dari baitul mal, dan Zubair menerima 6.000 dinar.

Bahkan tanah Fadak yang dikuasai dua khalifah sebelumnya tidak dikembalikan kepada putra-putri Sayyidah Fathimah. Tidak segan-segan Khalifah Utsman pun membuang Abu Dzar Al-Ghifari ke Rabadzah hanya karena vokal mengkritik kebijakan-kebijakannya.

Selama memerintah Madinah, Khalifah Utsman memiliki harta berupa 150.000 dinar emas, 1.000.000 dirham perak, tanah Hunain dan Wadi al-Qurah senilai 200.000 dinar, 1.000 ekor unta dan kuda, dan rumah megah di Madinah yang pintu-pintunya terbuat dari kayu hitam.

Rangkaian kebijakan itulah yang memicu protes dan pemberontakan kaum Muslim terhadap Khalifah Utsman bin Affan. Misalnya, Amr bin Ash dan Aisyah binti Abi Bakar mengecam kebijakan Utsman.

Dalam sebuah riwayat diceritakan ketika Khalifah Utsman melewati rumah Aisyah kemudian Aisyah langsung melontarkan kecamannya, “Wahai pengkhianat! Wahai orang yang suka berbuat salah! Anda telah memanjakan abdi-abdi itu meski harus melanggar amanat. Kalau saja tidak ada shalat lima waktu, tentu orang akan mendatangi Anda untuk kemudian menyembelih Anda seakan seekor domba.”

Protes yang berubah menjadi aksi pemberontakan kaum Muslim mengakibatkan Khalifah Utsman meninggal dunia pada 18 Dzulhijjah 35 Hijriah. Pembunuhan terjadi akibat kecewanya kaum Muslim Mesir terhadap Khalifah Utsman yang membiarkan Abdullah bin Abi Sarah yang menjabat Gubernur Mesir bertindak sewenang-wenang. Keluhan penduduk Mesir tidak ditanggapi Ustman sehingga kemarahannya memuncak. Sekitar 700 orang bersenjata meninggalkan Mesir menuju Madinah untuk mendesak Khalifah Utsman agar bertindak terhadap Abdullah bin Abi Sarah.

Namun, Khalifah Utsman tidak memenuhi tuntutan tersebut sehingga terjadilah pengepungan rumah Khalifah Utsman oleh sekitar 700 orang Mesir dan sebagian penduduk Madinah.

Meski sudah dikepung, Khalifah Utsman tetap tidak bersedia memenuhi tuntutan mereka. Akibatnya, mereka mengambil jalan pintas dengan melakukan pembunuhan secara diam-diam terhadap Khalifah Utsman.

Rencana tersebut tercium oleh Ali bin Abi Thalib yang segera memerintahkan kedua putranya untuk menjaga Khalifah Utsman. Melihat dua cucu Rasulullah saw berjaga-jaga, pemberontak tidak berani menyerang dari depan rumah. Muhammad bin Abi Bakar, tokoh pemberontak, bersama dua orang temannya memanjat dinding belakang kamar khalifah. Ketika itu Khalifah Utsman sedang membaca al-Quran dan hanya ditemani Nailah.

Setelah berhasil memasuki kamar Khalifah Utsman, Muhammad bin Abu Bakar langsung menyerbu dan memegang janggut Khalifah Utsman dengan keras. Khalifah Utsman dengan nada sedih berkata: “Lepaskan janggutku, hai putra saudaraku! Jika ayahmu melihat perbuatan yang kau lakukan ini… aah, alangkah kecewanya dia!”

Tiba-tiba dua orang teman Muhammad bin Abu Bakar yang turut masuk menyerbu dan tombak pendek yang mereka pegang pun segera dihujamkan ke lambung Khalifah Utsman. Seketika itu juga Khalifah Utsman gugur. Nailah yang menyaksikan adegan itu menjerit-jerit bersamaan dengan melesatnya tiga orang pemuda yang melompat jendela. 

Seorang sahabat Nabi, Ammar bin Yasir, yang terlibat dalam pemberontakan terhadap Khalifah Utsman berkata: “Kami bunuh dia (Utsman) ketika dia kafir.”

Salah seorang sahabat Nabi, Zaid bin Arqam menjelaskan mengapa Khalifah Utsman dibunuh: “Ada tiga alasan, salah satunya karena dia tidak mengikuti Kitab Allah.”

Setelah Khalifah Utsman bin Affan terbunuh, tokoh-tokoh Bani Umayyah yang mengendalikan pemerintahan cepat-cepat membersihkan diri.  Marwan bin Hakam lari meninggalkan Madinah, Amr bin Ash pergi ke Palestina, Muawiyah bin Abu Sufyan menetap di Syiria, dan Abdullah bin Abi Sarah pun menghilang dari Madinah.

Ketika terjadi pengepungan terhadap rumah Utsman bin Affan, orang-orang yang bekerja dalam pemerintahan Khalifah Utsman tidak mengirimkan pasukan untuk menjaga dan melindunginya. Padahal mereka mempunyai kekuatan untuk melakukan tindakan hukum, tetapi malah membiarkan pembunuhan Khalifah Utsman bin Affan terjadi. Khalifah ketiga pelanjut Umar dan Abu Bakar ini berakhir oleh umatnya sendiri. *** (ahmad sahidin)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun