Mohon tunggu...
Ahmad Sahidin
Ahmad Sahidin Mohon Tunggu... Lainnya - Freelancer

Alumni UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Sahabat Hijrah Rasulullah SAW

25 Oktober 2023   01:58 Diperbarui: 25 Oktober 2023   02:01 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ABU Bakar adalah sahabat Nabi Muhammad saw. Putra Abu Quhafah ini termasuk orang-orang awal yang memeluk Islam. Aktivitas keseharian Abu Bakar menjadi pedagang kain dan memiliki sejumlah kebun kurma.

Sebelum memeluk Islam, Abu Bakar termasuk orang yang pernah menyembah berhala, gemar minum-minuman keras, dan mengubur hidup-hidup anak perempuannya.

Setelah memeluk Islam, putra Abu Quhafah ini berubah. Ia senang bergaul dengan orang-orang miskin dan membantunya. Juga membebaskan budak-budak yang dibelinya. Kedermawanan yang menjadi teladan dari sosok Abu Bakar.

Ketika hijrah, Abu Bakar menemani Rasulullah saw. Abu Bakar juga meminta Nabi Muhammad saw agar mau mengawini anak perempuannya, Aisyah. Demi persahabatan dan ikatan persaudaraan di antara sesama umat Islam, Rasulullah saw menikahi Aisyah.

Dalam peperangan, Abu Bakar senantiasa berada tidak jauh dari Rasulullah saw. Kalau Rasulullah saw berada pada barisan depan, Abu Bakar berada di belakang. Apabila Rasulullah saw menyerang musuh, Abu Bakar memperhatikannya yang sesekali ikut menebaskan pedangnya.

Abu Bakar pernah diberi tugas untuk memimpin rombongan ziarah ke Ka’bah. Namun, di tengah jalan digantikan perannya oleh Ali bin Abu Thalib berdasarkan surat Rasulullah saw.

Saat Rasulullah saw berbaring karena sakit, Abu Bakar pernah menggantikan menjadi imam shalat. Pada kali lain, Rasulullah saw yang sedang sakit memaksakan menjadi imam dengan posisi di depan Abu Bakar. Kemudian Abu Bakar mengikutinya sembari mengeraskan bacaannya agar diikuti jamaah lainnya.

Pada masa akhir kehidupan Rasulullah saw, Abu Bakar termasuk orang yang diikutkan dalam penyerangan ke Romawi di bawah komando pemuda Usamah bin Zaid. Namun di tengah perjalanan, Abu Bakar dan Umar bin Khaththab pulang ke Madinah karena mendengar kabar Rasulullah saw akan meninggal dunia.

Ketika Rasulullah saw wafat, Abu Bakar menenteramkan Umar yang tidak dapat menerima wafatnya Rasulullah saw. Abu Bakar juga mendatangi balai pertemuan Saqifah Bani Saidah saat mendengar orang-orang Anshar akan memilih pemimpin setelah Rasulullah saw.

Dalam pertemuan di antara sahabat itu, Umar disertai orang-orang Muhajirin dan penduduk Madinah yang ahli dalam perang membaiat Abu Bakar sebagai khalifah.

Saad bin Ubadah yang sejak tadi dicalonkan langsung berkata, “Demi Allah, aku bersama keluargaku dan kaumku yang masih patuh kepadaku akan memerangimu  dengan panah, tombak dan pisau. Demi Allah, andaikata seluruh jin dan manusia berkumpul membantumu, aku tetap tidak akan membaiatmu sampai aku melaporkannya kepada Tuhanku yang mengetahui tentang perhitunganku.”

Umar bin Khaththab langsung berkata kepada Abu Bakar, “Jangan tinggalkan sebelum dia membaiat!”

Basyir bin Sa’d yang berada dekat dengan Umar juga berkata, “Ia adalah seorang kepala batu dan ia telah menolak untuk mem­baiat. Ia tidak akan membaiat sampai ia terbunuh. Kalau ia dibu­nuh, harus dibunuh juga anaknya, keluarganya, dan sebagian dari kaumnya. Maka lebih baik, tinggalkan! Ia tidak akan merugikan kamu. Ia hanya seorang diri!”

Sejak peristiwa Saqifah, Sa’ad bin Ubadah tidak shalat dan tidak berkumpul dengan mereka. Sa’ad bin Ubadah memilih hidup di Syam dan dibunuh pada 15 Hijriah oleh Muhammad bin Maslamah Al-Anshari yang dibantu Khalid bin Walid.

Sejak keputusan di Saqifah Bani Sa’idah, terpilihlah Abu Bakar bin Abi Quhafah menjadi khalifah pertama (632-634 Masehi). Memang tidak semua umat Islam membaiatnya. Sa’d bin Ubadah dan kelompok Anshar tidak berbaiat. Juga keluarga Rasulullah saw tidak memberikan baiat kepada Abu Bakar.

Selama memerintah, Khalifah Abu Bakar menghentikan pemberian khumus kepada kerabat (keluarga) Rasulullah saw dan membakar Fuja`ah Al-Silmi hidup-hidup, tidak menghukum Khalid bin Walid yang membunuh Malik bin Nuwairah, melarang penulisan sunah Nabi Muhammad saw, dan memfatwakan saham jiddah (nenek) tidak ada di dalam al-Quran dan sunah Rasulullah saw.

Beberapa kebijakan Khalifah Abu Bakar yang dinilai sebagai kontribusi terhadap Islam, yaitu memerangi orang-orang murtad yang dipelopori suku Ghatafan, melawan nabi-nabi palsu di Jazirah Arab dan Yaman, dan meluaskan syiar Islam ke wilayah kekaisaran Bizantium (Romawi) dan Sasanid (Persia).

Sebelum meninggal, Khalifah Abu Bakar yang sedang sakit keras akibat diracun musuhnya mengangkat Umar bin Khaththab menjadi penggantinya melalui wasiat. Khalifah Abu Bakar meminta Utsman bin Affan untuk menulis surat wasiat yang isinya mengangkat Umar bin Khaththab sebagai penggantinya.

Setelah diumumkan, Khalifah Abu Bakar bertanya kepada pengawalnya, Muaiqab Ar-Rusi, tentang pengangkatan Umar. Muaiqab menjawab: “Ada yang setuju dan ada yang tidak.”

Khalifah Abu Bakar bertanya lagi: “Mana yang lebih banyak?”

Muaiqab menjawab: “Yang tidak setuju.”

Kemudian Abu Bakar berkata: “Kebenaran pada awalnya selalu memperlihatkan sisi pahitnya, meski akhirnya yang jadi pemenang.”

Thalhah mengajukan keberatan atas dipilihnya Umar karena ia dikenal mudah menggunakan kekerasan ketimbang kearifan.

Meski banyak yang tidak setuju, Khalifah Abu Bakar tetap memutuskan Umar bin Khaththab sebagai penggantinya. Apalagi keputusan Khalifah Abu Bakar itu dikuatkan oleh Ka’ab bin Mati’ Himyari Al-Akhbar bahwa Umar merupakan seorang khalifah yang namanya termaktub dalam kitab suci terdahulu. 

Tidak lama setelah itu, Khalifah Abu Bakar meninggal dunia dalam usia 63 tahun pada Senin, 23 Agustus 624 M. dan shalat jenazahnya dipimpin oleh Umar bin Khaththab. Jenazahnya dikuburkan di Madinah. *** (ahmad sahidin)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun