Sekolah Bahtera Bandung. Saya sebagai pengajar tentu menyiapkan bentuk evaluasi untuk para murid.
Mungkin sama dengan sekolah lainnya di Kota Bandung ini, bulan ini momen penilaian akhir semester diDahulu saat awal mengajar di Sekolah Bahtera Bandung, selain esai dan pilihan ganda terdapat soal tambahan yaikni apresiasi berupa pendapat dari para murid yang sifatnya bebas.Â
Tentang yang disukai dan tidak di sekolah, yang ingin dan tidak dilakukan di sekolah, termasuk saran untuk para guru dan perbaikan yang perlu dilakukan di sekolah dan harapan para murid.
 Ini bisa disebut ruang curhat murid dalam bentuk tertulis. Sekarang soal yang disajikan berbentuk pilihan ganda dan esai. Kemudian ada ujian praktek untuk seni budaya dan olahraga.
Sebagai pengajar keagamaan, saya ingin menyajikan bentuk soal yang relevan dengan situasi nasional. Alasannya agar para murid peduli dengan keberadaan masyarakat di daerah lainnya.Â
Pada tiap level saya beri satu soal esai yang kontekstual untuk melihat cara pandang dan respons murid atas situasi nasional. Tentu masih dalam lingkup pelajaran yang saya ampu. Â Â
Di antara yang saya ajukan sebagai soal esai, sebagai berikut. Pertama, bahwa bencana gempa di Cianjur, Jawa Barat, telah menggerakkan orang-orang dari berbagai kalangan masyarakat untuk memberikan bantuan dalam berbagai bentuk seperti tenda pengungsian, makanan dan minuman, pakaian dan kebutuhan lainnya.
Di tengah situasi bencana tersebut ada segelintir orang yang mencopot logo yang mengatasnamakan lembaga non Muslim. Tentu yang menolak dan mencopot itu dari aspek toleransi kurang memahami pentingnya persaudaraan dalam kemanusiaan. Menurut kamu, apa yang harus dilakukan agar orang-orang yang tidak toleran itu berubah!
Inilah jawaban dari seorang di antara para murid: "Yang harus dilakukan agar orang orang tidak toleran itu berubah ialah pertama dia harus tahu dahulu apa itu toleransi. Karena kalau sudah tahu makna dari toleransi, dia akan tahu apa kesalahan yang telah ia buat. Toleransi sendiri mempunyai arti untuk saling menghormati, memahami, dan mengenal perbedaan yang ada. Jadi, walau bantuan yang diberikan dari non muslim, maka seharusnya kita berterimakasih kepada mereka. Bukannya mencabut logo pada tendanya karena pasti setelah kejadian itu juga banyak yang merasa tidak sudi akan perlakuan tersebut. Setelah mengetahui apa itu toleransi, mereka harus introspeksi diri dan mengakui kesalahannya serta memperbaiki apa yang salah dari perlakuan mereka itu. Berarti yang harus mereka lakukan, yaitu cobalah untuk memahami, menghormati, menghargai perbedaan yang ada dan cobalah untuk tidak menyakiti perasaan orang lain. Karena pada surat Alhujurat ayat 13 disebutkan kalau kita harus mengenal satu sama lain."
Kedua, bahwa melihat berita gempa bumi di Cianjur, Jawa Barat, sangat mengiris hati ketika melihat banyak korban jiwa dan rusaknya perumahan serta sarana publik. Apalagi kekurangan makan dan minum serta pakaian layak pakai. Kondisi mereka yang menderita tersebut diperkirakan satu bulan.Â
Mereka masih ketakutan dengan gempa bumi yang menyusul dan menambah hancur bangunan rumah atau pemerintahan, pasar dan sarana ibadah. Berkenaan dengan korban gempa di Cianjur tersebut, kita sebagai umat Islam sekaligus warga Negara Kesatuan Republik Indonesia selayaknya membantu mereka sebagai bentuk empati.Â
Menurut kamu, apa saja bentuk empati dari para murid sekolah Bahtera untuk mereka yang terkena korban bencana gempa bumi di Cianjur? Tuliskan bentuk empati yang bisa kamu lakukan disertai alasannya!
Untuk soal ini, jawabannya saya ambil dari dua murid. Murid pertama menulis:Â "Udunan/membuat tabungan untuk nantinya diberikan kepada warga Cianjur. Alasannya karena dengan ini kita bisa membantu warga Cianjur agar tidak kelaparan, kedinginan, dsb. Jika bisa kita datang ke sana sambil membantu. Alasannya karena dengan begini kita bisa membantu warga Cianjur. Contohnya seperti membantu membersihkan sisa-sisa gempa, memberi sembako, menebarkan senyuman agar anak anak di sana tidak lagi sedih dan trauma akan gempa ini. Kemudian bersama sama mendoakan warga Cianjur agar tidak terkena musibah. Alasannya karena dengan doa dari banyak orang akan lebih mudah sampai kepada Allah." Â
Selanjutnya murid kedua menulis: "Membuat kotak dan diberi tulisan untuk korban Cianjur lalu digilir ke setiap kelas sehingga siswa dapat meletakkan uang di kotak tersebut. Lalu kotak tersebut akan dikirim ke Cianjur untuk korban Gempa."
Murid lainnya memberikan jawaban yang hampir sama, tetapi hampir mirip dengan yang beredar di medsos. Membaca jawaban tersebut saya terharu dan senang karena murid-murid Sekolah Bahtera Bandung memiliki jiwa kepedulian atas situasi dan nasib warga Cianjur yang terkena bencana gempa.
Memang secara prinsip Sekolah Bahtera Bandung menanamkan empati, karakter positif dan lifeskills. Untuk makin terwujud dalam implementasi, tentu perlu dukungan dan doa dari semuanya. Maklum dari usia, Sekolah Bahtera Bandung termasuk bontot dibandingkan sekolah Muthahhari lainnya. Cag! *** (ahmad sahidin)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H