Satu di antara hobi yang sedang dilakoni pelihara burung kicau. Burung kicau perdana yang dipelihara kutilang betina kemudian dilepas karena tidak bunyi selama empat bulan. Kemudian pelihara lovebird, kemade, sogon, flamboyan, trucukan, ciu kunyit, anis biru, dan mugimaki. Semua burung itu dulu dipelihara masih bahan alias belum kicau. Menunggu burung berkicau merupakan momentum yang luarbiasa.
Saat flamboyan bunyi, jogjog keluar suara meski sedikit dan anis biru berbunyi juga masih jarang. Tapi saat dengarnya bikin senang karena terbayar masa penantiannya. Meski demikian, burung yang bunyi tersebut harus terus dipancing agar konsisten bunyi dan makin sering berkicau.
Kalau cari di internet mengenai langkah agar burung cepat berkicau alias buka paruh, maka hampir sama semuanya. Mulai dari pengembunan subuh sampai memandikan pagi dan menjemurnya sampai jam sepuluhan. Diberi pakan jangkrik, ulat, telur semut dan minuman segar. Pakan harian voer atau  pisang untuk burung yang memakan buah dan lainnya.
Mesti rajin dilakoni tahapan tersebut. Namun, masa untuk buka paruhnya itu adalah momentum yang ditunggu sang peminat hobi burung. Sabar dan menjalaninya hingga buka paruh. Tidak jarang belum sampai buka paruh, burung ada yang mati atau lepas dari sangkar. Burung mati dan lepas dari sangkar, saya alami lebih dari tiga burung. Bahkan, ada yang sengaja dilepas karena alasan betina kurang indah dan variatif dari kicauan. Jadi, buat para penghobi burung kicau, yang diperhatikan adalah bunyi burung yang indah dan lindeuk (akrab, respons, dan bisa interaksi dengan sang empunya). Saya pun menikmati masa penantian untuk sampai pada gacor (kicauan lantang, sering, dan kencang).
Bagi para hobi burung, jangan lelah untuk sampai pada gacor. Satu lagi, burung kicau biasanya dilombakan suaranya. Tapi saya belum punya minat untuk sampai pada lomba tersebut. Maklum belum gacor burungnya. Menanti sampai gacor adalah seni hidup yang teramat berharga. Bukankah seluruh manusia sedang menanti momentum (batas) akhir hidupnya? Ya, penantian dalam hidup adalah seni. *** (ahmad sahidin)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H