Mohon tunggu...
Ahmad Sahidin
Ahmad Sahidin Mohon Tunggu... Freelancer - Alumni UIN SGD Bandung

Orang kampung di Kabupaten Bandung. Sehari-hari memenuhi kebutuhan harian keluarga. Beraktivitas sebagai guru honorer, editor and co-writer freelance, dan bergerak dalam literasi online melalui book reading and review.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Hikmah Memelihara Burung Kicau yang Belum Gacor

7 November 2021   16:42 Diperbarui: 8 November 2021   14:48 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Semacam penantian. Ini yang terasa saat memelihara burung kicau yang belum gacor. Menunggu penuh sabar dari hari ke hari. Menanti terbukanya paruh untuk bunyi dengan alunan merdu sang burung. Untuk sampai pada gacor sang burung harus dirawat, diperhatikan, diberikan asupan vitamin dan dijaga kebersihan sangkarnya. Untuk apa? Agar sang burung berkicau dengan suara indah. Apalagi durasinya panjang dan berulang maka tambah senang sang empunya burung.  

Saya merasa senang saat burung peliharaan di rumah berbunyi. Meski tidak gacor. Sesekali bunyi pun sudah merasa senang. Karena proses dari menunggu, merawat penantian hingga sampai pada yang diharapkan.

Kalau diamati dari pengalaman, memelihara burung kicau ternyata perlu biaya. Sekadar hobi saja butuh rupiah. Beli sangkar, pakan, cepuk dan lainnya. Inginnya punya aneka burung kicau. Hanya tidak berdaya kala berhadapan nominal rupiah.

Karena itu, saat beli pun burung yang bahan dan masih muda. Meski giras dan belum bunyi tetap dirawat. Karena tak punya sangkar lagi dan burung mulai tumbuh besar, maka ada burung yang dilepas biar tidak heurin (berdesakan) dan menghemat biaya pakan. Burung yang dilepas dua sogon muda, satu kutilang, dan satu kemade bunga api. Yang terakhir ini menerobos pintu saat dibuka. Saya biarkan saja lepas ke alam mencari pakan sendiri.

Meski tidak gacor, beberapa burung kicau yang saya miliki enak untuk dilihat. Gerak geriknya, makan dan minumnya, serta bulu dan bentuk tubuhnya yang indah membuat kagum dengan aneka ciptaan Tuhan di semesta ini. Kekaguman pada makhluk Tuhan seharusnya mengantarkan  makin saleh dan taat kepada-Nya. Sayangnya urusan ini saya masih lemah dan belum ada gairah ibadah yang khusyuk. Masih sekadarnya.

Yang menarik dari burung kicau adalah varian dari setiap jenis burung. Misalnya burung kutilang ternyata lebih dari lima  varian dengan bulu dan warna yang beda. Burung kemade juga lebih dari lima varian dengan warna dan bulu yang beraneka. Seiring dengan pertumbuhan usia burung, setiap bulannya ada perubahan warna pada bulunya. Coba pelihara saja burung yang masih muda dan cari variannya, pasti lebih dari satu.

Seorang mubaligh dalam khutbah Jumat pernah mengatakan bahwa setiap kali melihat keindahan pada makhluk yang ada di alam raya ini hakikatnya percikan keindahan dari Yang Mahaindah. Bagi orang yang hatinya terpaut kepada Tuhan, ketika menemukan yang indah dan keindahan yang tampak dalam pandangannya maka akan mengucapkan pujian kepada Tuhan. Engkau Mahaindah dari segala keindahan di semesta raya ini. ***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun