Mohon tunggu...
Ahmad Sahidin
Ahmad Sahidin Mohon Tunggu... Lainnya - Learner

Alumni UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Reformasi Sufistik, Halaman Akhir

22 September 2021   13:11 Diperbarui: 22 September 2021   13:33 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Reformasi Sufistik, Halaman Akhir Fikri Yathir merupakan buku karya Kang Jalal (Almarhum Jalaluddin Rakhmat). Terbit tahun 1998, Penerbit Pustaka Hidayah. Tebal 369 halaman.

Kabarnya buku ini mau diterbitkan lagi. Tentu kabar ini layak disambut dan ditunggu kehadirannya. Sebab buku ini kini sudah susah didapatkan. Saya pun menemukan saat di pameran Braga Bandung sekira empat tahun lalu. Sudah pernah dibaca sampai tuntas. Lalu, kini dibaca lagi sampai tuntas.

Sekarang, berat saya membaca buku ini. Kini maulai gerayangi rasa malas untuk menyelesaikan baca buku. Karena tidak ada tuntutan dari hasil membaca, sehingga tidak bersemangat untuk dituntaskan. Hanya saja teringat dengan janji pada diri sendiri untuk membaca lagi buku Allahyarham dan diulas, maka kembali lagi dipaksakan membaca. Dan membaca seharusnya konsisten.  

Dalam buku ini, ada sekira 85 artikel (opini) yang pernah dimuat pada majalah Ummat. Saya membaca satu demi satu. Terdapat artikel yang bersifat historis, reflektif, dan konfrontatif atas kekuasaan. Yang terakhir ini dengan dikemas dengan sajian tokoh dan model dari manusia-manusia dari sejarah. Kesannya hanya menyuplik, tetapi ada sentilan kalimat di akhir tulisan ditujukan pada pemerintahan dan orang yang berkuasa. Tidak dapat dipungkiri seorang penulis dalam menulis, sadar atau tidak, kadang dipengaruhi kondisi zamannya. Ini tampak pada isi buku Kang Jalal.

Banyak riwayat dengan narasi mengalir disampaikan dalam buku ini. Mengenai zuhud, mendahulukan ilmu, sikap pada penguasa, untaian doa dari keluarga Nabi, teladan Rasulullah dan sahabatnya, dan tokoh tasawuf pun masuk dalam uraian buku ini. Mungkin karena semangat reformasi sedang bergulir, sehingga tema sufistik dalam buku ini dijadikan judul buku.

Karena buku ini kumpulan artikel maka sangat enak dibaca secara acak maupun berurutan. Saya pertama kali baca buku ini acak saja. Kemudian membaca lagi secara berurutan dari halaman awal sampai akhir. Sangat mudah dicerna tulisannya dan tidak banyak istilah ilmiah. Coba saja dibaca.*** (ahmadsahidin)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun