Dari aneka cerita di buku ini, saya memahami bahwa manusia akan lebih cepat sadar kalau mengalami dan melakoni. Kalau hanya petunjuk ayat quran, hadis, atau fatwa ulama tidak begitu mengubah manusia menjadi bijak. Dapat dipahami bahwa pengetahuan berdasarkan pendekatan empiris lebih dapat diterima oleh manusia ketimbang pengetahuan agama maupun filsafat. Cerita mampu mengubah perilaku dan arah hidup manusia. Cerita pula merupakan bentuk pengajaran yang mudah diterima. Hanya saja dalam memberi makna atas cerita harus relevan dan fungsional.
Melalui buku ini, saya benar-benar tercerahkan. Saya menjadi tahu tahap, langkah, dan solusi dari aneka persoalan mental yang dialami manusia. Dan kesehatan mental memengaruhi pola hidup dan laku lampah manusia di tengah masyarakat.
Hanya ini saja yang bisa saya sampaikan sebagai hasil baca. Ada judul buku "Meraih Kebahagiaan" karya Jalaluddin Rakhmat yang perlu dibaca untuk melengkapi buku "Tafsir Kebahagiaan" ini. Insya Allah saat ada waktu luang dibaca dan dibagikan hasil bacanya. Cag! *** (ahmad sahidin)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H