Mohon tunggu...
Ahmad Sahidin
Ahmad Sahidin Mohon Tunggu... Lainnya - Learner

Alumni UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Bukber, Pedas, dan Bakso Haji Darmo

27 April 2021   10:24 Diperbarui: 2 Mei 2021   13:53 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekarang masuk hari 15 Ramadan. Setengah bulan lagi tuntas. Ramadan sekarang sama dengan tahun lalu ada larangan mudik. Bedanya tidak ada larangan shalat tarawih berjamaah. Ramadan ini mudik dilarang, bahkan penjagaan sangat ketat. Besar kemungkinan hanya sedikit yang bisa lolos dari penjagaan atau cek point. 

Ramadan ini ada sedih kapal selam ditemukan tinggal barang yang tersisa. Kemungkinan jasad manusia hancur sehingga tidak bisa ditemukan. Duka cita untuk mereka. Dalam keyakinan agama Islam bahwa mereka yang bertugas dan gugur saat tugasnya ditetapkan martir. Moga Allah terima mereka semuanya. Aamiin.

Ini sekadar berbagi saja. Setelah buka puasa, saya ngobrol dengan istri tentang masa lalu saat Ramadan. Saat cari tempat bukber (buka bersama).

Empat tahu lalu, pada satu hari di bulan Ramadan. Sore hari sekira jam empat kami bergerak pakai motor menuju tempat yang ditelah ditentukan untuk buka puasa. Tiba di sana sudah penuh sehingga harus cari lagi tempat. Nyari sana sini, akhirnya bukber di pinggir jalan beli yang ada di lokasi. Yang penting buka puasa.

Pernah juga saya bukber di rumah makan yang khas pedas. Saking banyak yang makan, kursi dan meja ditempati berdesakan. Sambal dikasih tapi lalapan tidak ada. Hanya nasi dan ayam bakar. Tidak matang dan kenyal saat digigit. Duh, nasib.

Tempat lainnya dan hari yang beda, masih menuju tempat makanan yang khas pedas. Tiba di lokasi sama penuh dan duduk di bawah beralaskan terpal. Namun ini nasi, lauk dan sambal plus komplit. Hanya duduknya berdesakan. Meski begitu karena lapar, ya dinikmati.

Pernah menuju satu lokasi makan. Saat tiba pegawainya berkata tidak menerima lagi karena sudah penuh. Kemudian bergerak cari tempat lagi pakai motor dan kumandang azan maghrib mengalun, akhirnya masuk pada satu rumah makan yang tidak ternama. Hanya dua orang yang saya lihat makan di sana. 

Saya dan istri masuk. Pesan makanan. Lama. Hanya air minum terus diseruput. Tiba makanan yang dipesan langsung santap. Pantas terlihat sedikit yang makan, masakannya tidak sesuai selera lidah dan hanya untuk memuaskan rasa lapar saja.

Entah berapa tempat makan pada Ramadan lalu yang dikunjungi untuk bukber. Pastinya ada yang menyenangkan, juga yang kurang berkesan.

Pada sepuluh hari Ramadhan ini, meski pandemi saya sempat bukber juga. Saya buka puasa bareng istri mengonsumsi Bakso Malang Haji Darmo di Jalan Karapitan Bandung.

Di sana seperti parasmanan. Ambil sendiri bakso dan menu lainnya yang disukai. Lalu dihitung biaya yang harus dibayar. Lantas dikucurin kuah bening. Pakai bawang goreng dan seledri hijau yang wangi. Pakai sambal dan cuka. Terasa nikmat.

Istri saya bilang di Soreang, Baleendah, Ciparay, Majalaya, Cimahi, dan Banjaran juga ada Bakso Haji Darmo. Kata istri rasanya  sama, enak bakso dan daging iganya tebal. Baksonya lembut dan berukuran besar. Pasti enak karena bakso haji Darmo tersebut terkenal di Bandung.

Hanya itu saja cerita bukbernya. Ya sekadar berbagi, barangkali ada manfaatnya. Hatur nuhun. ***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun