Mohon tunggu...
Ahmad Sahidin
Ahmad Sahidin Mohon Tunggu... Freelancer - Alumni UIN SGD Bandung

Orang kampung di Kabupaten Bandung. Sehari-hari memenuhi kebutuhan harian keluarga. Beraktivitas sebagai guru honorer, editor and co-writer freelance, dan bergerak dalam literasi online melalui book reading and review.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Ihsan dan Zuhud

22 Februari 2021   11:09 Diperbarui: 22 Februari 2021   11:11 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Dr Haidar Bagir dalam Buku Saku Tasawuf menceritakan sebuah kejadian pada zaman Rasulullah saw yang berkaitan dengan ihsan. Sebagaimana kita ketahui bahwa selain iman dan Islam (syariat), terdapat pula ihsan yang mengokohkan bangunan keislaman seorang Muslim atau Muslimah.

Al-kisah, pada suatu pagi setelah shalat jamaah shubuh, penglihatan Rasulullah tertumbuk pada seorang anak muda bernama Haritsah bin Malik Nu'man Al-Anshari. Badannya kurus, mukanya pucat, dan kedua matanya sendap. Apabila dilihat sepintas dia tampak seperti linglung. Kepada anak muda itu Rasulullah saw bertanya, "Bagaimana keadaanmu?"

"Saya telah sampai pada keimanan tertentu," jawabnya. 

"Apakah tanda-tanda keimananmu?" tanya Nabi Muhammad saw kembali.

Anak muda itu menjawab, "Keimanan telah menenggelamkan saya dalam kesedihan."

Kemudian bercerita bahwa hal tersebut telah membuatnya tidak bisa tidur pada malam hari karena terus ingin beribadah dan selalu dahaga pada siang hari karena berpuasa.

Keadaan yang dialami Haritsah bin Malik Nu'man Al-Anshari telah sepenuhnya menceraikannya dari dunia ini dan segala urusannya sehingga seolah-olah dia dapat melihat 'arasy Allah telah ditegakkan untuk memulai perhitungan atas segala perbuatan umat manusia dan melihat seluruh manusia telah dibangkitkan dari kematian.

Haritsah bin Malik Nu'man Al-Anshari mengatakan bahwa pada saat itu ia merasa dapat melihat para ahli surga menikmati karunia-karunia Allah dan para ahli neraka menderita siksaan-siksaannya serta dapat mendengar gemuruh jilatan apinya. Mendengar itu, Nabi Muhammad saw menoleh kepada para sahabatnya sambil berkata, "Ini adalah seseorang yang hatinya telah disinari dengan cahaya keimanan oleh Allah."

Lalu Nabi Muhammad saw berpesan kepada Haritsah bin Malik Nu'man Al-Anshari, "Pertahankan keadaaanmu ini dan jangan biarkan ia lepas darimu."

Haritsah bin Malik Nu'man Al-Anshari tersenyum kemudian berkata, "Ya Rasulullah, doakanlah aku agar Allah mengaruniaiku dengan syahadah."

Diceritakan bahwa setelah pertemuan itu terjadilah sebuah peperangan dan Haritsah bin Malik Nu'man Al-Anshari pun mendapatkan syahadah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun