Sejak work from home ditetapkan dari lembaga tempat saya kerja, saya mengisi aktivitas dengan kerjaan yang utama juga membaca buku kemudian membuat resensinya. Saat keluar rumah karena suatu keperluan bersama istri, melintas ke Muara Bandung. Di sana ada pasar ikan yang cukup ramai orang jualan ikan hias. Sambil jalankan motor pelan-pelan, saya lihat ikan-ikan hias digantung pada kantong plastik. Istri meminta saya berhenti karena penasaran lihat ikan. Akhirnya saya parkirkan.
Saya berjalan bersama istri dari satu kios ikan melaju pada kios ikan lainnya. Istri saya tertarik dengan ikan cupang (betta) yang harganya lima ribu rupiah tiga ekor. Saya persilakan beli dan dibawa pakai plastik. Beli juga makanannya dan daun kering katapang. Ikan cupang itu disimpan pada toples dari kaca bening. Sekira lima hari bertahan. Hari keenam dan ketujuh ketiga ikan cupang itu mati. Penasaran tentang sebabnya, saya buka google dan diketahui memilihara ikan hias perlu pengetahuan. Mulai dari ganti air, cara memindahkan, waktu dan jumlah makanan yang harus diberikan pada ikan. Semuanya butuh pengetahuan dan tahapan pemeliharaan wajib diikuti berdasarkan pengalaman dari orang-orang yang memelihara sebelumnya.
Saya dan istri makin penasaran. Akhirnya suatu hari kembali ke pasar ikan membeli ikan zebra, molly, dan niasa. Tiba di rumah dimasukkan pada aquascape ukuran tigapuluh centimeter. Diikuti tahapannya. Satu pekan terlewati dan ikan-ikan tidak mati. Ikan mulai ada yang mati saat menambah ikan baru yaitu algae eater, keong turbo, lemon, dan tiger. Ternyata tempat yang kecil dengan jumlah ikan sekira lima belas ekor bikin stres ikan hingga tiap hari ada yang mati. Yang bertahan ikan lemon, algae eater, zebra, flaty, dan keong. Masing-masing satu ekor.
Saat lewat Muara, coba mampir dan beli ikan guppy. Ternyata ikan ini dijual paket. Sepuluh ribu enam ekor. Lalu, dimasukkan pada aquascape bersama ikan lainnya. Satu ekor guppy mati. Saya buka google ternyata harus terpisah. Dimasukkan pada toples dan beli lagi empat ekor. Senang melihat ekornya yang indah. Guppy yang saya pelihara ternyata jantan semua. Saat lihat toko aquarium dan ikan hias sekitaran tempat tinggal ada ikan guppy betina. Saya beli tiga ekor harga dua ribuan. Lalu digabungkan pada guppy jantan. Guppy betina dikejar dan nasibnya berujung mati tiga ekor betina guppy. Sejak itu guppy jantan pada mati dan tinggal dua ekor.Â
Intinya memang dalam pelihara ikan hias harus mengetahui tahapan pemeliharaan. Mulai dari air, makanan, tumbuhan air, pencahayaan lampu, dan hal yang terkait dengan ikan hias perlu dipelajari. Kemudian banyak ngobrol dengan orang yang berpengalaman dalam urusan ikan hias.
Oh iya. Saya lihat instagram dan facebook, orang-orang yang minat pada ikan hias mulai bermunculan. Sampai ada kontes ikan hias dengan aneka hadiah. Kabarnya para artis pun mulai meminati ikan hias.
Apa yang didapatkan dari memelihara ikan hias? Kalau yang punya kecakapan dalam bisnis bisa menjadi lahan rezeki. Sedangkan yang tidak minat bisnis dapat dianggap untuk memanjakan mata alias menikmati keindahan dari warna dan bentuk ikannya.Â
Kalau diperhatikan pada setiap ikan punya karakter, punya keindahan dari ekor dan sirip serta gerakannya. Ini yang menarik dan bikin asyik saat memandangnya. Hanya itu sih yang saya ketahui. Mungkin orang lain punya pandangan berbeda. Silahkan saja berbagi. Insya Allah saya minat bacanya.
Semoga ada manfaat yang didapatkan dari catatan yang saya tulis ini. *** (ahmad sahidin)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H